Bahan dan Alat Sistem Pembelajaran Mitigasi Bencana di MIN Jejeran

100 Gambar 12. PLAN merupakan lembaga yang memberikan bantuan secara penuh kepada MIN Jejeran

e. Bahan dan Alat

Penyeleksian bahan dan alat juga merupakan bagian dari sistem perencanaan pembelajaran. Hal tersebut tentu saja membutuhkan pertimbangan-pertimbangan khusus. Mengingat MIN Jejeran mempunyai program yang berkaitan dengan kebencanaan, maka dibutuhkan alat dan bahan pembelajaran yang mendukung program tersebut. Berikut penuturan Ibu HN terkait bahan ajar yang digunakan di MIN Jejeran terkait kebencanaan. “Biasanya kalo kita, kita punya buku dan buku paket, ada buku pengayaan pembelajaran ada, tambahan2 materi, tambahan dari berbagai macam soal, pengayaan soal. Kalau untuk materi mitigasi bencana tambahan berupa handout” WWGK110515 Terkait bahan pembelajaran yang berkenaan dengan kebencanaan, tidak ada buku wajib atau yang mengkhususkan materi kebencanaan untuk siswa. Sedangkan untuk guru terdapat modul yang didapatkan saat workshop atau pelatihan terkait kebencanaan sebagai buku pegangan yang pernah diadakan oleh organisasi PLAN pasca gempa 2006. Selain itu guru juga dituntut untuk selalu meng-update materi-materi kebencanaan seiring berkembangnya 101 teknologi, sehingga guru bisa melakukan editing, evaluasi, dan pengembangan dari RPP yang sudah pernah dipakai sebelumnya. Dalam memberikan materi kebencanaan guru biasanya memberikan handout materi terkait pembelajaran mitigasi bencana untuk tambahan, dikarenakan tidak adanya buku atau modul untuk materi mitigasi bencana. Namun ada juga beberapa materi mata pelajaran yang pokok bahasannya tentang materi kebencanaan, sehingga guru hanya sedikit menambahkan untuk materi kebencanaannya. Jadi tidak ada buku atau modul terkait kebencanaan. Terkait penggunaan alat pembelajaran Ibu HN menambahkan seperti penuturan berikut. “Yang pertama adalah laptop dan LCD, kemudian bahan-bahan yang kita temukan disekitar kita, contohnya kita menggunakan kertas biasanya khan menggunakan kertas plano, tapi saya menggunakan bukan kertas plano melainkan menggunakan kertas bekas tanggalan tahun lalu yang belakangnya masih bisa kita manfaatkan untuk menulis. Kalau kertas tanggalan itu khan biasanya kertasnya bagus, bentuknya bagus, warnanya menarik, tidak usah beli, kita bisa memanfaatkan kembali barang-barang yang sudah tidak terpakai, memanfaatkan sampah.” WWGK110515 Terkait alat pembelajaran berdasarkan penuturan diatas, sekolah ini cukup lengkap dalam penyediaan media-media pembelajaran pendukung program sekolah siaga bencana ini. Untuk penyampaian materi, guru sering menampilkan slide-slide gambar, video-video, dan semua pengetahuan tentang materi mitigasi bencana dengan menggunakan LCD. Hampir disemua kelas sudah dilengkapi dengan fasilitas LCD dan juga screen untuk membantu guru dalam memberikan materi-materi pelajaran. Selain itu, guru juga memanfaatkan kertas bekas yang masih bisa digunakan sebagai media tulis saat diskusi atau untuk mereview materi pelajaran. Penggunaan media- 102 media pembelajaran yang ada disekitar lingkungan sekolah juga sangat ditonjolkan di sekolah ini sebagai upaya pemanfaatan benda-benda sekitar yang bersesuaian dengan program sekolah adiwiyata. Keterampilan guru untuk menciptakan media pembelajaran yang dapat dihadirkan kepada siswa sebagai salah satu upaya menghadirkan pengetahuan baru untuk siswa berupa media simulasi kecil terkait materi kebencanaan. Simulasi kecil yang pernah dilakukan berdasarkan materi pembelajaran IPA yang dapat diintegrasikan dengan materi mitigasi bencana dengan membuat alat peraga untuk simulasi banjir dan tanah longsor. Guru mengajak siswa untuk membuat alat peraga dan membuktikan sendiri bagaimana terjadinya bencana banjir dan tanah longsor disisipi dengan upaya-upaya pencegahan untuk kedua bencana tersebut. Pemanfaatan media pembelajaran ini dimanfaatkan oleh guru untuk memberikan bagaimana gambaran sesungguhnya bagaimana bencana tersebut dapat terjadi. Gambar 13. Proses pembelajaran yang memanfaatkan LCD dalam penyampaian materi

f. Fasilitas Fisik