Kurikulum Perencanaan Sistem Pembelajaran Mitigasi Bencana

109 Evaluasi dan pengembangan program lebih terkait pada pos-pos mana yang membutuhkan perbaikan dan pembenahan. Pembenahan lebih kepada materi-materi yang perlu di-update dan penambahan-penambahan materi untuk setiap SK KD yang dapat diintegrasikan dengan materi mitigasi bencana. Para guru biasanya saling melakukan sharing untuk evaluasi dan pengembangan lebih kepada RPP. RPP diperbaiki dengan penambahan materi, instrumen evaluasi pembelajaran, dan pemanfaatan media pembelajarannya.

2. Perencanaan Sistem Pembelajaran Mitigasi Bencana

a. Kurikulum

Kurikulum merupakan hal yang sangat dalam pelaksanaan pembelajaran, karena kurikulum adalah pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran. MIN Jejeran menggunakan 2 kurikulum dalam pelaksanaan pembelajarannya, yaitu kurikulum 2006 atau KTSP dan Kurikulum 2013. Seperti penuturan guru koordinasi Sekolah Siaga Bencana Pak FD, menyatakan bahwa: “Kita memakai 2 kurikulum untuk tahun ini, namun kita memaksimalkan dalam pengintegrasian materi kebencanaan pada KTSP. Jadi kita menempatkan pos-pos mana saja yang cocok untuk pengintegrasian materi kebencanaan.” WWGK260515 Pernyataan senada juga dikemukakan oleh Ibu HN, wali kelas VI. Berikut tanggapan Ibu HN berkaitan dengan penggunaan kurikulum di MIN Jejeran. “menggunakan 2 kurikulum mbak, untuk kelas 1 dan 4 menggunakan kurikulum 2013 dan untuk kelas 2, 3, 5, dan 6 menggunakan KTSP. Tapi untuk pengintegrasian materi kebencanaan memang menggunakan KTSP, untuk kelas 1 dan 4 mungkin ada materi kebencanaan tetapi belum pengintegrasian secara penuh.” WWGK110515 110 Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan penggunaan kurikulum di MIN Jejeran untuk kelas 1 dan 4 menggunakan Kurikulum 2013 dan untuk kelas 2, 3, 5, dan 6 menggunakan Kurikulum 2006 atau KTSP. Terkait pelaksanaan program Sekolah Siaga Bencana di MIN Jejeran, kedua kurikulum yang berlaku dapat diintegrasikan dengan pendidikan pengurangan risiko bencana. Namun untuk Kurikulum 2013 belum maksimal, seperti penuturan Pak DD berikut: “... namun, untuk K13 masih belum maksimal, sehingga pembelajaran mitigasi bencana ini kelas yang menggunakan KTSP. Memang untuk pembelajaran kebencanaan ini kita menggunakan contoh-contoh yang real life.” WWGB290515 Pengintegrasian materi kebencanaan untuk Kurikulum 2013 belum dilakukan secara maksimal, selain termasuk kurikulum baru para guru juga masih mencermati tujuan pembelajaran dari penggunaan Kurikulum 2013 tersebut. MIN Jejeran menggunakan kurikulum yang sudah disesuaikan dengan yang dikeluarkan oleh Kemendikbud dan Kemenag dan penambahan dengan program-program unggulan sekolah diantaranya Pengurangan Risiko Bencana yang diintegrasikan ke dalam semua mata pelajaran dan kegiatan ekstrakurikuler pramuka. Peniliti tidak bisa mengobservasi kegiatan pramuka dikarenakan program pramuka untuk semester 2 sudah habis atau ditiadakan sampai tahun ajaran baru. Jadi kurikulum yang dimiliki MIN Jejeran sudah dirancang untuk program Sekolah Siaga Bencana, namun materi mitigasi bencana terlihat saat diintegrasikan ke dalam mata pelajaran-mata pelajaran yang ada tergantung kebijakan guru dalam pelaksanaannya di kelas 111 berpedoman pada Silabus dan SKKD yang ada. Jika memang mata pelajaran