55 jalur formal dan informal lainnya untuk menjangkau pemuda dan anak-
anak, menggalakkan integrasi pengurangan risiko bencana sebagai suatu elemen intrinsik dekade untuk Pembangunan Berkelanjutan 2005-2015 dari
PBB.
1. Pengertian Sekolah Siaga Bencana
Menurut BPBD, Sekolah Siaga Bencana adalah sekolah yang menyelenggarakan serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk menghindari
atau mengatasi dampak bencana yang melanda wilayah sekolah sejak sebelum, saat dan sesudah bencana terjadi. Sedangkan menurut Konsorsium
Pendidikan Bencana Indonesia sekolah siaga bencana adalah sekolah yang memiliki kemampuan untuk mengelola risiko bencana di lingkungannya.
Menurut Ardito M. Kondijat 2012 pendidikan siaga bencana adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kecakapan hidup dalam mengantisipasi bencana melalui
pengorganisasian dan langkah-langkah yang tepat guna dan berdaya guna. Sehingga dapat disimpulkan pengertian dari Sekolah siaga bencana
adalah usaha yang dilakukan sekolah untuk mewujudkan proses pembelajaran yang mengarahkan siswa untuk memiliki pengetahuan, sikap siaga, dan
tindakan yang tepat dalam menghadapi segala ancaman bahaya baik sebelum, saat, dan sesudah terjadi bencana.
56
2. Tujuan Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana
Terdapat 9 tujuan pendidikan pengurangan risiko bencana berdasarkan Ardito M. Kodijat perwakilan Konsorsium Pendidikan Bencana yaitu:
1. Menumbuhkembangkan nilai dan sikap kemanusiaan.
2. Menumbuhkembangkan sikap dan kepedulian terhadap risiko
bencana. 3.
Mengembangkan pemahaman tentang risiko bencana, pemahaman tentang kerentanan sosial, pemahaman tentang kerentanan fisik, serta
kerentanan perilaku dan motivasi. 4.
Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan untuk pencegahan dan pengurangan risiko bencana, pengelolaan sumberdaya alam dan
lingkungan yang bertanggungjawab, dan adaptasi terhadap risiko bencana.
5. Mengembangkan upaya untuk pengurangan risiko bencana diatas,
baik secara individu maupun kolektif. 6.
Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan siaga bencana. 7.
Meningkatkan kemampuan tanggap darurat bencana. 8.
Mengembangkan kesiapan untuk mendukung pembangunan kembali komunitas saat bencana terjadi dan mengurangi dampak yang
disebabkan karena terjadinya bencana. 9.
Meningkatkan kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan besar dan mendadak.
Dari tujuan yang telah dipaparkan, pendidikan untuk pengurangan risiko Bencana – sebagai bagian dari aksi Pengurangan Risiko Bencana PRB -
harus melekat dengan Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan, dan mendukung kerangka ESD yang mencakup 3 aspek, yaitu:
1. Pendidikan untuk pengurangan risiko bencana adalah interdisipliner.
Oleh karena itu, pertimbangan penting diberikan kepada dampak, dan hubungan antara masyarakat, lingkungan, ekonomi dan budaya.
2. Pendidikan untuk pengurangan risiko bencana dengan meningkatkan
pemikiran kritis dan pemecahan masalah, dan keterampilan hidup sosial
57 dan emosional untuk pemberdayaan kelompok rentan atau terkena
bencana. 3.
Pendidikan untuk pengurangan risiko bencana mendukung Tujuan Pembangunan Milenium. Tanpa mempertimbangkan Pengurangan Risiko
Bencana dalam perencanaan pembangunan, semua upaya pembangunan termasuk inisiatif DESD dihancurkan dalam hitungan detik Etty
Sofyatiningrum, 2009: 7-8. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tujuan dari pendidikan pengurangan
risiko bencana adalah upaya meningkatkan pengetahuan, sikap, dan tindakan sebelum, saat, dan setelah bencana terjadi yang diharapkan mampu
mengurangi dampak dari ancaman bencana.
3. Parameter Sekolah Siaga Bencana