42 tepat agar menjadi lebih efektif. Untuk itu langkah yang harus dilakukan
oleh komponen pemerintah, termasuk di dalamnya administrasi, manajemen darurat, kesehatan publik dan bagian pelayanan lainnya, adalah
menetapkan dan menyelenggarakan kreasi dan aplikasi dari Emergency Operations Plan EOP dan didukung dengan pelatihan dan latihan langsung
Coppola, 2007: 209-210. Dari beberapa penjelasan diatas prepardness kesiapsiagaan adalah fase
dimana dilakukan upaya-upaya persiapan yang dilakukan untuk menghadapi bencana yang terjadi. Bentuk upaya atau tindakan dapat berupa pelatihan,
simulasi bencana. Dalam fase kesiapsiagaan ini dilakukan persiapan- pesiapan untuk menghadapi bencana yang bisa datang sewaktu-waktu.
Tindakan-tindakan yang telah dilakukan ini dimaksudkan agar ketika bencana terjadi masyarakat tidak gagap terhadap apa yang harus dilakukan
saat bencana terjadi. Untuk itu di dalam fase kesiapsiagaan ini selain dilakukan perencanaan-perencanaan juga dilakukan pemberian pelatihan
dalam hal tindakan yang harus dilakukan ketika bencana terjadi.
4. ResponDaya Tanggap
Menurut Bevaola Kusumasari 2014: 28 respon adalah tindakan yang dilakukan segera sebelum, selama, dan setelah bencana terjadi. Tujuan
kegiatan ini adalah untuk menyelamatkan nyawa, mengurangi kerusakan harta benda, dan meningkatkan pemulihan awal dari insiden tersebut
Shaluf, 2008. Respon meliputi pemberian bantuan atau intervensi selama atau segera setelah bencana terjadi, serta memenuhi kelestarian hidup dan
43 kebutuhan hidup dasar masyarakat yang tekena dampak. Respon adalah
tahapan yang paling kompleks dari tahapan manajemen bencana karena respon dilakukan dalam periode stres yang sangat tinggi, lingkungan yang
terbatas, serta waktu informasi yang terbatas pula. Respon ini dilakukan untuk mempercepat kembalinya masyarakat berfungsi secara normal saat
dan setelah bencana terjadi. Dalam kaitannya respontanggap darurat di sekolah, proses respon
terhadap bencana dimulai segera setelah tampak bahwa bencana akan segera terjadi dan berlanjut sampai keadaan darurat dinyatakan berakhir. Sekolah
harus bertindak cepat sesaat setelah bencana agar kegiatan belajar mengajar dapat segera diaktifkan kembali. Tindakan yang dapat dilakukan sesaat
setelah bencana terjadi jika saat poses belajar mengajar berlangsung diantaranya adalah segera mengevakuasi warga sekolah di tempat yang
dianggap aman atau di area evakuasi sesaat setelah mendengar alarm peringatan, mengecek jika ada korban luka dan melakukan perawatan
medis, memulihkan jaringan komunikasi dan listrik, memastikan pendistribusian makanan dan air bersih, memperkirakan kerusakan ekonomi
dengan berkoordinasi dengan LSM ataupun instansi pemerintah daerah terkait. Hal ini dilakukan agar kegiatan belajar mengajar dapat berfungsi
seperti normal kembali.
5. Pemulihan Recovery
Pemulihan adalah kegiatan mengembalikan sistem infrastruktur kepada standar operasi minimal dan panduan upaya jangka panjang yang dirancang
44 untuk mengembalikan kehidupan ke keadaan dan kondisi normal atau
keadaan yang lebih baik setelah bencana. Pemulihan dimulai sesaat setelah bencana terjadi Bevaola Kusumasari, 2014: 30. Kegiatan pemulihan
meliputi keputusan dan tindakan yang diambil setelah bencana dengan maksud memulihkan atau meningkatkan kondisi kehidupan prabencana dari
masyarkat yang terkena dampak. Proses pemulihan dapat dibagi menjadi kegiatan jangka pendek dan
jangka panjang. Tahap pemulihan jangka pendek dilakukan segera setelah peristiwa bencana terjadi dengan tujuan menstabilkan kehidupan mereka
yang terkena dampak. Tahap pemulihan jangka panjang lebih menekankan pada pembangunan kembali dengan mengakomodasi informasi-informasi
baru tentang bencana sambil tetap mempertahankan sebanyak mungkin keaslian budaya dan kondisi masyarakat seperti sebelum terjadinya bencana.
Proses pemulihan yang dapat dilakukan di sekolah dapat menggunakan tahap pemulihan jangka panjang dan jangka panjang. Untuk tahap jangka
pendek, pihak sekolah dapat melakukan diantaranya pemulihan psikologi warga sekolah atas trauma yang dialami saat bencana, pemulihan
infrastruktur sekolah yang mengalami kerusakan, dan penyediaan kelas atau ruang yang nyaman untuk proses belajar mengajar pasca bencana. Tahap
selanjutnya yaitu untuk pemulihan jangka panjang adalah dengan melakukan pendampingan pemulihan psikologi warga sekolah yang
mengalami traumatic pasca bencana, serta melakukan upaya-upaya pemulihan komponen sekolah seperti sebelum terjadinya bencana. Untuk
45 proses pemulihan, sekolah membutuhkan dukungan masyarakat sekitar dan
juga lembaga-lembaga terkait sebagai upaya pengurangan risiko bencana di sekolah.
D. Kajian Mengenai Sistem Pembelajaran Mitigasi Bencana