Bagian 3 Petunjuk Teknis 280
Tabel Media Komunikasi dan Kerjasama terkait sanitasi
No Jenis Media
a Khalayak
b Pendanaan
c Isu yang Diangkat
d Pesan Kunci
e Efektivitas
f
1. Radio SS :
Produksi dan penyiaran
Talk Show dan ILM
Masyarakat Umum
terutama masyarakat
Surabumi yang
bertempat tinggal di
daerah banjir.
Produksi dan penyiaran dari Radio
SS, nara sumber dan data informasi dari
Pokja Sanitasi. Keterlibatan
Masyarakat dalam
Pencegahan Banjir dan
Mengurangi Risiko Banjir
Bersama-sama mencegah
banjir dan mengurangi
risiko banjir. Dari hasil
evaluasi, 5 dari 10 responden
masyarakat Surabumi
mengaku mendengar
informasi tentang
pencegahan banjir dari
Mengurangi Risiko Banjir dari
Radio SS.
2. JTV :
Produksi dan penyiaran
liputan , Talkshow dan
ILM Masyarakat
Umum dan Masyarakat
Target Sambungan
IPAL. Pengelola IPAL
menyelenggarakan jumpa pers dan JTV
menindaklanjuti dengan memproduksi
dan menayangkan Mengajak
masyarakat di daerah yang
dilalui saluran IPAL untuk
menyambungkan pembuangan
limbahnya ke IPAL.
Sambungan buangan limbah
cair ke IPAL lebih hemat dan
lebih sehat. Tayangan JTV
membantu meyakinkan
target untuk ikut menyambung ke
saluran IPAL.
3. Jw Post :
Pemuatan artikel dan
pemberitaan. Masyarakat
Umum terutama
pengambil keputusan
legislatif dan eksekutif
Pokja Sanitasi menyelenggarakan
konsultasi publik SSK dan Jw Post
menindaklanjuti dengan memuat
artikel dan memberitakan
berturut-turut beberapa minggu.
Perlu peningkatan
anggaran sanitasi 100 dari
anggaran tahun sebelumnya.
Dengan meningkatkan
anggaran jadi 2 APBD untuk
sanitasi, akan menghemat
APBD 3 untuk Jamkesmas .
Karena pemberitaaan
tentang kondisi sanitasi yang
terus menerus, sempat terjadi
polemik di Jw Post.
4. Koran Swara:
Acara Penghargaan
Kelurahan dengan
Sanitasi Terbaik
Masyarakat Umum dan
Aparat Pemerintahan
Daerah Koran Swara sebagai
inisiator mencari sponsor untuk biaya
penyelenggaraan dan mengajak pemerintah
kota untuk menyusun kriteria
dan melakukan penilaian dan
bersama-sama menyelenggarakan
malam penghargaan yang diliput oleh
berbagai media massa.
Memberi penghargaan
kepada aparat kelurahan dan
masyarakat di daerah dengan
sanitasi yang baik, sekaligus memicu
aparat kelurahan dan masyarakat di
daerah dengan sanitasi yang
belum baik. Dengan
perencanaan pembangunan
sanitasi hingga tingkat
desakelurahan, kebersihan dan
kesehatan serta produktifitas
masyarakat meningkat.
DesaKelurahan yang dinilai
terburuk sanitasi berupaya keras
untuk memperbaiki
kondisi sanitasinya.
5. Dst.
281 Bagian 3 Petunjuk Teknis
Keterangan: a
Kalau Media massa digunakan, media massa apa saja. Kalau media lain yang digunakan, maka media lain apa saja.
b Target khalayak yang dituju baik berdasarkan gender, usia, lokasi, maupun strata
ekonomi sosial dll, salah satu atau kombinasi diantaranya c
Siapa yang mendanai produksi maupun publikasi distribusi, atau mungkin merupakan hasil kerjasama pemda dengan berbagai pihak tuliskan kerjasamanya seperti apa
d Terkait dengan masalah yang diangkat misalnya, BABS, Persampahan, Drainase.
e Pesan utama sebagai yang disampaikan misalnya : BABS menimbulkan kerugian ekonomi.
f Pendapat komunikatorpenyampai pesan dan alasannya.
Berikan narasi singkat sejauh mana keterlibatan media dalam kegiatan promosi dan kampanye higiene dan sanitasi di KabupatenKota, serta adakah peluang kerjasama dengan
berbagai media yang ada untuk membantu promosi dan kampanye higiene dan sanitasi. Buatlah Ringkasansimpulan faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan anacaman untuk
dimasukkan dalam analisis SWOT.
3.
Pengumpulan Data Primer
Langkah ini dimaksudkan untuk dua hal: 1 mengetahui bagaimana masyarakat mendapatkan informasi tentang Perilaku Higiene dan Sanitasi 2 mengidentifikasi media apa
yang dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai ajang komunikasi untuk sanitasi 3 mengindentifikasi pesan apa yang disampaikan 4 siapa yang menyampaikan. Daftar
pertanyaan untuk menggali informasi yang dimaksud dapat dilihat pada bagian instrumen:
Daftar Perta aa Kajia Ko u ikasi da Media . Tim dapat memperoleh informasi ini dari survei media habit dengan 2 alternatif :
1. Alternatif 1 : Menyertakan daftar pertanyaan kepada enumerator EHRA untuk
ditanyakan kepada responden EHRA di beberapa tempat sesuai dengan lokasi survei EHRA. Apabila dirasa berat, daftar pertanyaan dapat diberikan tidak kepada seluruh
responden EHRA, namun hanya mengambil minimal 10 responden di tiap strata dengan cara random pengundian. Meski pengambilan data dilakukan oleh
enumerator EHRA, namun arahan dan penjelasan daftar pertanyaan, entry data dan analisis serta laporannya dibuat oleh tim komunikasi dan advokasi Pokja Sanitasi
KabupatenKota.
2. Alternatif 2 : Wawancara FGD focus group discussion dengan 3 kelompok sasaran
yaitu; 1 Kelompok pria dewasa, 2 Kelompok wanita dewasa dan 3 Kelompok remaja pria dan wanita, masing-masing kelompok 10 orang. Adapun teknis
pelaksanaannya; sebelum dilakukan diskusi di tiap kelompok, peserta diminta mengisi daftar pertanyaan, setelah itu, pada saat diskusi, jawaban tiap peserta
didalami untuk mengetahui lebih rinci tentang mengapa dan bagaimana. Idealnya responden FGD tiap kelompok adalah minimal 10 orang yang bertempat tinggal
mewakili sebaran penduduk lokasi-lokasi di wilayah KabupatenKota. Sehingga penentuannya bisa berdasarkan perwakilan strata berdasarkan kajian EHRA, atau
Bagian 3 Petunjuk Teknis 282