Bagian 1 Proses 15
maupun data sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan melalui pelaksanaan kajian Environmental Health Risk Assessment EHRA sedangkan pengumpulan data sekunder
dilakukan melalui Perangkat Daerah terkait yang tergabung dalam Pokja AMPL atau nomenklatur lainnya. Hasil pengumpulan data primer dan data sekunder selanjutnya dianalisa
dan dituangkan dalam bentuk gambar, tabel serta peta di dalam dokumen SSK. Dalam rangka analisis data untuk menghasilkan profil sanitasi, telah disiapkan sebuah
Instrumen yang dikembangkan menggunakan perangkat lunak MS Excel dan diberi nama Instrumen SSK. Instrumen ini diharapkan dapat memberikan kemudahan dan kecepatan dalam
proses analisis terutama terkait dengan output Area Berisiko Sanitasi. Instrumen ini dikembangkan menggunakan prinsip Diagram Sistem Sanitasi DSS yaitu melakukan pemetaan
sanitasi mulai dari awal limbah ditimbulkan sampai limbah tersebut kembali ke lingkungan. Peran Pokja sebagai pengguna utama instrumen tidak hanya sebatas pada memasukkan data
dan menyepakati sumber data yang digunakan, namun lebih dari itu yang perlu disepakati oleh Pokja adalah interpretasi dari hasil yang dikeluarkan oleh Instrumen.
Strategi pembangunan sanitasi yang ditentukan selanjutnya akan tergantung dari informasi yang dihasilkan dari proses ini dengan mempertimbangkan perkembangan atas kebijakan-
kebijakan baru yang ada terkait sanitasi, terutama kebijakan di tingkat pusat dan juga Provinsi.
Langkah-langkah Pelaksanaan
1. Pahami ruang lingkup sanitasi dan wilayah kajian
1 Pahami kembali ruang lingkup sanitasi. Gunakan Buku Referensi Opsi Sistem dan
Teknologi Sanitasi TTPS, 2010 sebagai acuannya. 2
Wilayah yang akan dikaji untuk KabupatenKota meliputi wilayah permukiman di seluruh wilayah administratif KabupatenKota tersebut.
3 Gambarkan wilayah kajian dalam bentuk peta. Gunakan peta tata guna lahan wilayah
permukiman sebagai peta dasar. Tambahkan informasi terkait batas administratif desakelurahan di dalam peta wilayah kajian tersebut.
2. Kumpulkan data sekunder
- Identifikasi kebutuhan data sekunder dan sumber data yang diperlukan untuk
menyusun i Profil Wilayah ii Profil Sanitasi, dan iii Penentuan Area Berisiko. -
Sepakati penanggung jawab pengumpulan data sekunder tersebut.
3. Susun Profil Wilayah
Susun profil umum KabupatenKota yang mencakup: geografis dan administratif, kependudukan, jumlah penduduk miskin, serta kebijakan penataan ruang. Lengkapi dengan
informasi mengenai keuangan dan perekonomian daerah hasil kajian pemetaan keuangan dan perekonomian daerah beserta struktur organisasi serta tugas dan tanggungjawab
perangkat daerah dan masukkan sebagai Lampiran 1. 1. Sebagian data ini akan diinput ke dalam Instrumen SSK lihat langkah 5.
16 Bagian 1 Proses
4. Lakukan kajian EHRA dan enam 6 kajian non-teknis lainnya
1 Lakukan kajian EHRA setahun lebih awal sebelum pemutakhiran SSK. Apabila kajian
EHRA belum dilakukan di tahun sebelumnya, maka lakukan persiapan pelaksanaan kajian EHRA sesegera mungkin. Gunakan Pedoman Pelaksanaan Kajian EHRA yang
diterbitkan oleh PIU-Advokasi dan Pemberdayaan PIU-AE Kementerian Kesehatan sebagai acuan pelaksanaannya.
2 Lakukan kajian non-teknis yang dipersyaratkan, meliputi:
✓ Kajian peran swasta dalam penyediaan layanan sanitasi Kajian peran swasta dalam penyediaan layanan sanitasi Sanitation Supply
Assessment merupakan sebuah kajian yang digunakan untuk mengetahui dengan jelas peta dan potensi penyedia layanan sanitasi yang ada di KabupatenKota lihat
Petunjuk Teknis 06-1 untuk mendapatkan penjelasan terperinci.
✓ Konsolidasi data kelembagaan terkait sanitasi Langkah ini digunakan untuk mendapatkan gambaran atau peta kondisi
kelembagaan sanitasi di KabupatenKota. Pemetaan ini membantu KabupatenKota menilai kekuatan, kelemahan, potensi pengembangan, dan kebutuhan penguatan
kelembagaan dan kebijakan guna menghasilkan suatu kerangka layanan sanitasi yang memihak masyarakat miskin, efektif, terkoordinasi dan berkelanjutan lihat
Petunjuk Teknis 06-2 untuk mendapatkan penjelasan terperinci.
✓ Pemetaan keuangan dan perekonomian daerah Peta keuangan dan perekonomian daerah menggambarkan kekuatan keuangan dan
perekonomian daerah dalam mendukung pendanaan pembangunan sanitasi di masa depan, kecenderungan dalam pembiayaan pembangunan, dan prioritas
anggaran selama 5 tahun. Informasi ini diperlukan sebagai salah satu dasar utama penyusunan strategi terkait aspek keuangan. Informasi ini akan disajikan dalam
Petunjuk Teknis 06-3
✓ Kajian komunikasi dan media Kajian komunikasi dan media diperlukan untuk menyusun strategi kampanye dan
komunikasi KabupatenKota. Kegiatan ini juga dapat dimanfaatkan sebagai sarana advokasi program pembangunan sanitasi di KabupatenKota untuk pemangku
kepentingan stakeholder kunci, yaitu pemerintah dan media massa lihat Petunjuk Teknis 06-4 untuk mendapatkan penjelasan terperinci.
✓ Kajian peran serta masyarakat Kajian ini bertujuan untuk mengetahui programkegiatan sanitasi yang telah
dilaksanakan dengan metodependekatan partisipasi masyarakat, khususnya yang sensitif gender dan keterlibatan masyarakat berpenghasilan rendah MBR. Selain
dapat memberikan input kepada Strategi Sanitasi KabupatenKota, kajian ini dapat untuk, i mengetahui daftar programkegiatan sanitasi yang dilaksanakan melalui
Output: Tersusunnya wilayah kajian SSK dan profil wilayah KabupatenKota serta terisinya
sebagian data Instrumen SSK untuk sheet Form 1, Form 2 dan Area Beresiko Sanitasi.
Bagian 1 Proses 17