Bagian 3 Petunjuk Teknis 278
kajian, dan anggota-anggota yang menjadi penanggung jawab. -
Pelaksanaan kajian komunikasi ini dilakukan secara paralel dengan beberapa aktivitas lain dalam kurun waktu 2-3 pekan. Tapi, yang terpenting bagi Pokja adalah bagaimana menyusun
rencana kegiatan terkait kajian komunikasi ini. Pastikan Ketua dan Tim Pengarah Pokja terinformasikan dengan baik.
- Agar tidak melenceng kemana-mana, Pokja harus menetapkan lingkup kajian. Lingkup
kajiannya pada dasarnya adalah mengkombinasikan data primer dan data sekunder, baik yang diperoleh melalui wawancara, pengamatan langsung, dan kajian meja untuk
memastikan tercapainya tujuan seperti dijelaskan pada bagian pengantar Petunjuk Praktis ini.
- Ketua Pokja harus secepatnya menugaskan sebuah tim untuk melaksanakan kajian. Beberapa
anggota yang berasal dari Humas atau Infokom, Dinas Kesehatan, Dinas Lingkungan Hidup, dan Bappeda dapat dipertimbangkan menjadi anggota tim untuk melaksanakan kajian
komunikasi ini.
2. Konsolidasi Data Sekunder
Konsolidasi data sekunder terkait komunikasi dan media dapat menggambarkan dengan baik pe gala a da kapasitas KabupatenKota te ta g pe asara isu-isu sanitasi di daerahnya.
Tim kajian dapat mulai dari kajian meja dengan mengkonsolidasikan data-data komunikasimedia a g telah diku pulka pada Pe gu pula Data “eku der , khusus a data a g ada di Hu as
atau Infokom, Dinas Kesehatan, Dinas Lingkungan Hidup, dan Bappeda. Usahakan data yang dikonsolidasikan adalah data berasal dari tiga tahun terakhir. Selanjutnya Tim ini dapat mulai
mengkonsolidasikan data-data tersebut ke dalam tabel-tabel:
1. Tabel Kegiatan Komunikasi:
Ini dimaksudkan untuk menggambarkan lingkup kegiatan KabupatenKota terutama terkait dengan komunikasi sanitasi dan higiene serta kesehatan pada umumnya. Tabel
berikut dapat dipakai sebagai patokan. Tim dapat memperoleh informasi ini dari pengamatan langsung di beberapa tempat di lapangan dan wawancara dengan
pengambil keputusan instansi terkait komunikasipromosi termasuk yang berada di luar pemerintahan seperti LSM, Perguruan Tinggi, Rumah Sakit dll.
Tabel Kegiatan Komunikasi terkait Promosi Higiene dan Sanitasi
No Kegiatan
Tahun Dinas
Pelaksana Tujuan Kegiatan
Khalayak Sasaran Pesan Kunci
Pembelajaran
1 Pemicuan
STBM 2013
Dinas Kesehatan
Meningkatkan peranserta
masyarakat dalam
penyediaan layanan sanitasi
dan membiasakan
PHBS dalam kehidupan
Masyarakat di 100 RT pada 13
DesaKelurahan prioritas yang
menurut kajian EHRA memiliki
Indek Risiko Sanitasi Tertinggi.
Sanitasi buruk dan perilaku
hidup tidak bersih dan
tidak sehat itu menjijikan,
memalukan dan membuat
sakit, karenanya
Terbatasnya tenaga fasilitator
yang handal, membuat
pemicuan di sejumlah RT
kurang sukses, perlu
peningkatan jumlah fasilitator
279 Bagian 3 Petunjuk Teknis
No Kegiatan
Tahun Dinas
Pelaksana Tujuan Kegiatan
Khalayak Sasaran Pesan Kunci
Pembelajaran
sehari-hari. perlu kita
perbaiki sanitasi dan
biasakan PHBS.
handal.
2 Iklan Layanan
Masyarakat ILM di
Media Massa Lokal
2012 Dinas PU
Mengajak masyarakat
untuk membuang
sampah di tempat yang
telah disediakan Masyarakat umum.
Dengan membuang
sampah di tempat yang
telah disediakan,
berarti telah mengurangi
jumlah korban banjir di kota
kita. Kerjasama yang
baik dengan media massa
lokal selama ini meski dengan
anggaran biaya terbatas,
frekuensi penyiaran ILM
menjadi lebih optimal
menjangkau masyarakat.
3. Penyuluhan
tata cara Cuci Tangan Pakai
Sabun CTPS di sekolah
Dasar 2010
Dinas Pendidikan
dan Dinas Kesehatan
Siswa Sekolah Dasar mampu
dan mau melakukan CTPS
yang baik dan benar.
Siswa-siswi SD di 20 sekolah dengan
angka tidak masuk sekolah karena
diare tertinggi. Dengan CTPS,
kita terhindar dari penyakit,
dan hidup lebih sehat.
Dampak dari kegiatan ini,
ternyata dapat menurunkan
angka tidak masuk sekolah
karena diare.
4. Dst.
Berikan narasi secara singkat mengenai kegiatan-kegiatan apa saja yang telah dilaksanakan oleh DinasInstansi sektor sanitasi serta kesehatan pada umumnya
sehubungan dengan Kampanye. Sosialisasi serta promosi higiene dan sanitasi, apakah ada kaitannya dengan perilaku higiene dan sanitasi masyarakat saat ini
2. Tabel Peta Media:
Penyusunan tabel peta media dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran pandanganpendapat pengambil keputusan media, khususnya media massa seperti:
media cetak, radio, internet, dan televisi tentang isu-isu sanitasi. Tabel ini harus menggambarkan isu-isu apa yang menjadi perhatian media massa dan bagaimana
pendapat mereka. Tim dapat memperoleh ini dari laporan-laporan kliping yang berhasil direkamdidokumentasikan oleh Dinas Infokom atau Humas misalnya, serta harus
melakukan wawancara langsung dengan pengambil keputusan media, sebagai salah satu bentuk advokasi Pokja kepada media massa. Tabel ini juga menggambarkan
kerjasama yang sudah terjalin dengan pihak media terkait kegiatan Komunikasi Sanitasi. Contoh tabel tersebut :
Bagian 3 Petunjuk Teknis 280