Lakukan pemetaan kondisi sanitasi menggunakan Diagram Sistem Sanitasi DSS, Susun Profil Sanitasi KabupatenKota

Bagian 1 Proses 17

pendekatan partisipasi masyarakat, ii memahami berbagai model pendekatan partisipasi masyarakat yang telah dilakukan, iii teridentifikasinya model pendekatan partisipasi masyarakat yang sesuai untuk kondisi setempat dan iv teridentifikasinya model pelaksanaan berbasis masyarakat dengan potensi keberhasilan baik lihat Petunjuk Teknis 06-5 untuk mendapatkan penjelasan terperinci. ✓ Kajian sanitasi sekolah Kajian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kondisi sarana sanitasi dan perilaku hidup bersih dan sehat sekolah di fasilitas pendidikan dasar SDMI lihat Petunjuk Teknis 06-6 untuk mendapatkan penjelasan terperinci. 3 Sajikan hasil kajian EHRA dan kajian lainnya terkecuali pemetaan keuangan dan perekonomian daerah dalam bentuk Laporan KajianKajian dan Ringkasan Eksekutif yang akan menjadi Lampiran 1.3. Hasil kajian EHRA digunakan untuk i memperkaya informasi profil sanitasi mengenai cakupan pelayanan sanitasi, kondisi sarana dan prasarana serta perilaku terkait sanitasi di tingkat rumah tangga; dan ii Indeks Risiko Sanitasi IRS hasil kajian EHRA diisikan ke dalam Instrumen SSK untuk digunakan dalam analisis penentuan area berisiko. Hasil kajian non-teknis lainnya juga dapat digunakan untuk memperkaya informasi mengenai kondisi sanitasi saat ini di KabupatenKota serta dapat membantu dalam mengidentifikasi permasalahan mendesak sanitasi.

5. Lakukan pemetaan kondisi sanitasi menggunakan Diagram Sistem Sanitasi DSS,

Instrumen SSK serta Shit Flow Diagram SFD 1 Diskusikan dan susun atau mutakhirkan Diagram Sistem Sanitasi eksisting air limbah domestic dan persampahan di KabupatenKota dengan menggunakan instrumen Diagram Sistem Sanitasi DSS. Lengkapi dengan analisa deskriptif untuk menggambarkan cakupan layanannya. 2 Pelajari cara penggunaan Instrumen SSK. Gunakan petunjuk penggunaan Instrumen untuk mendapatkan penjelasan terperinci lihat Petunjuk Teknis 01-1 di dalam Bagian 3 dokumen ini. 3 Sepakati pembagian tugas di dalam Pokja untuk melakukan pengisian data ke dalam Instrumen SSK. 4 Sepakati sumber data yang akan digunakan Pokja dan dimasukkan ke dalam Instrumen SSK. Pokja dapat menggunakan data EHRA apabila tidak ditemukan sumber data sekunder untuk jenis data tertentu. 5 Lakukan proses pengecekan nilai data tersebut validasi data dengan hasil yang didapatkan dari hasil EHRA. Diskusikan di dalam Pokja apabila terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil EHRA dengan data sekunder. Data yang tertuang dalam Instrumen SSK dapat digunakan untuk melengkapi deskripsi cakupan layanan. 6 Pelajari cara penggunaan Instrumen Shit Flow Diagram SFD. Gunakan data yang tertuang dalam instrumen SSK serta hasil kajian EHRA sebagai input data Instrumen Output: Tersedianya hasil kajian EHRA dan kajian lainnya dalam bentuk Laporan disertai Ringkasan Eksekutifnya. 18 Bagian 1 Proses SFD. Instrumen SFD akan menghasilkan pemetaan cakupan pelayanan aman dan tidak aman khusus untuk sektor air limbah. Masukan output Instrumen SFD ke dalam bentuk diagram SFD dan masukkan ke dalam bab 2 SSK.

6. Susun Profil Sanitasi KabupatenKota

1 Susun hasil pemetaan kondisi sarana dan prasarana sanitasi berdasarkan DSS ke dalam Peta dan Tabel Cakupan Layanan Sanitasi dan Kondisi Prasarana dan Sarana Sanitasi. Lengkapi pula dengan narasi yang menjelaskan petatabel tersebut. 2 Bila ada, masukkan peta rencana pengembangan berdasarkan Rencana Induk Sanitasi ke dalam Lampiran 1.3

7. Identifikasi dan sepakati permasalahan mendesak yang dihadapi