Deskripsi Pelaksanaan Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN

71

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas PTK ini dilaksanakan di kelas X.F SMA Negeri 1 Depok, Sleman, Yogyakarta. Subjek dari penelitian ini adalah kelas X.F yang berjumlah 32 siswa yang terdiri dari 22 siswa perempuan dan 11 siswa laki-laki. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus pertama dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 12 Mei 2015, Senin tanggal 18 Mei 2015, dan Selasa tanggal 19 Mei 2015. Kemudian siklus kedua dilaksankan pada hari Selasa tanggal 26 Mei 2015, Senin tanggal 1 Juni 2015, dan Rabu tanggal 3 Juni 2015. Deskripsi tindakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Pra Tindakan Sebelum kegiatan penelitian siklus pertama, peneliti terlebih dahulu melakukan kegiatan observasi di kelas X.F. Observasi ini dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 31 Maret 2015 pada saat pelajaran biologi jam ke 5. Observasi ini dilaksanakan untuk mengetahui kondisi di kelas X.F pada saat kegiatan proses pembelajaran Biologi berlangsung. Setelah mengetahui kondisi kelas X.F, peneliti kemudian mencoba menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray TSTS atau Dua Tinggal Dua Tamu pada materi Phylum Platyhelminthes yang akan dilaksanakan pada siklus pertama Siklus I. a. Perencanaan Tindakan Siklus I Planning Sebelum pelaksanaan tindakan, peneliti melakukan perencanaan tindakan. Kegiatan kegiatan yang akan dilaksanakan pada perencanaan tindakan di siklus I adalah sebagai berikut : 1 Peneliti menyusun instrumen pembelajaran yang meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP yang akan digunakaan sebagai pedoman bagi peneliti dalam proses pembelajaran kegiatan di siklus I serta Lembar Diskusi Siswa LDS yang digunakan untuk membantu siswa dalam mempelajari materi yang diberikan dengan menjawab pertanyaan yang disampaikan setelah melakukan diskusi dengan metode Two Stay Two Stray TSTS kemudian mempresentasikan didepan kelas. 2 Menyusun soal pre-test dan post-test. Soal post-test digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa kelas X.F pada ranah kognitif nya. Soal post-test pada setiap akhir siklus ini terdiri dari 15 soal pilihana ganda dan 5 soal uraian. 3 Menyusun instrumen pengumpulan data berupa lembar kuisioner yang digunakan untuk mengukur minat belajar siswa serta lembar observasi yang akan digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa kelas X.F pada ranah afektifnya yang dilihat dari sikap siswa pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. 4 Melakukan kooerdinasi dengan guru mata pelajaran Biologi kelas X.F SMA Negeri 1 Depok, Sleman, Yogyakarta untuk persiapan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan. 2. Siklus I a. Pelaksanaan Siklus I Setelah peneliti melakukan kegiatan perencanaan, kemudian peneliti melakukan kegiatan pelaksanaan pada siklus I. Kegiatan pelaksanaan pada Siklus I dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan. 1 Pertemuan I Pertama Pertemuan pertama pada siklus I dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 12 Mei 2015 pada jam pelajaran kedua yaitu pada pukul 10.45-11.30 WIB. Pertemuan pertama digunakan peneliti untuk perkenalan diri, pengisisan kuisioner minat awal siswa, penyampaian materi secara garis besarnya, mengerjakan soal pre-test, serta melakukan simulasi tentang metode Two Stay Two Stray yang akan dipakai selama kegiatan pembelajaran. a Kegiatan Awal Pembelajaran Pada awal pembelajaran berlangsung, peneliti mengecek kehadiran siswa sekaligus memperkenalkan diri kepada siswa. Kemudian peneliti menginstruksikan siswa untuk mengisi kuisioner minat awal siswa. Setelah itu, peneliti melakukan apersepsi dengan cara menanyakan siswa tentang hewan planaria yang merupakan salah satu hewan dari kelas Platyhelminthes. Selanjutnya, peneliti menyampaikan tujuan pembelajaranindikatornya. Setelah itu, peneliti memberikan soal-soal pre-test kepada siswa dan siswa mengerjakannya dalam waktu 15 menit untuk 15 nomor soal pilihan ganda dan 5 nomor untuk soal uraian. Gambar 4.1. Siswa mengerjakan soal-soal pre-test b Kegiatan Inti Pembelajaran Dalam kegiatan ini, peneliti menyampaikan tata cara diskusi kelompok dengan menggunakan metode Two Stay Two Stray TSTS. Kemudian peneliti mengkondisikan siswa untuk duduk dalam 8 kelompok dengan masing- masing kelompok terdiri dari 4 siswa. Pembagian kelompok pada siklus I dipilih sendiri oleh siswa yang kebetulan duduknya saling berdekatan. Saat pembagian kelompok berlangsung, observer membatu membagiakan name tag dan kartu soal sesuai kelompok masing-masing dengan tujuan untuk mempermudah dalam diskusi kelompok dengan menggunakan metode Two Stay Two Stray nanti. Kemudian peneliti membagikan Lembar Diskusi Siswa LDS untuk dikerjakan selama kegiatan diskusi berlangsung. Karena masih pertemuan awal dan hanya simulasi diskusi dengan metode Two Stay Two Stray TSTS, maka kartu soal yang diberikan masih dengan tingkat kesulitan yang rendah yang hanya meliputi materi Phylum Platyhelminthes secara garis besarnya saja. Waktu untuk diskusi dengan kelompok awal tentang kartu soal yang didapat adalah 5 menit. Selanjutnya, 2 anggota dari masing-masing kelompok berpindahbertamu ke kelompok lain dan saling bertukar informasi mengenai setiap kartu soal yang mereka dapat dari kelompok awal mereka serta 2 anggota yang tinggal bertugas untuk mensharingkan informasi bagi anggota kelompok lain yang datang bertamu. Waktu untuk berdiskusi dengan kelompok tamu adalah 5 menit dan setelah itu 2 siswa yang bertamau tadi kembali ke kelompok awalnya lagi untuk mensharingkan hasil informasi yang mereka dapat dari bertukar informasi dengan kelompok lain. Waktu untuk mensharingkan kembali adalah 5 menit dan menuliskannya pada Lembar Diskusi Siswa LDS. Gambar 4.2. Siswa duduk dalam kelompok awal dan mengerjakan LDS Gambar 4.3. Siswa bertamu ke kelompok lain dan berdiskusi c Kegiatan Penutup Dikarenakan jam pelajaran Biologi pada hari Selasa yang hanya 1 jam 45 menit maka kegiatan presentasi tidak sempat dilakukan karena kekurangan waktu dan masih ada jam pelajaran lain yang akan diikuti oleh siswa kelas X.F. Kegiatan penutup ini di isi dengan pemberian materi pembelajaran pada saat itu setelah kegiatan simulasi diskusi menggunakan metode Two Stay Ywo Stray. Kegiatan pada pertemuan pertama ini dimaksudkan agar siswa mengetahui ciri umum Phylum Platyhelminthes secara garis besarnya serta memahami dahulu dengan metode diskusi Two Stay Two Stray TSTS yang akan digunakan selama kegiatan pembelajaran berlangsung. 2 Pertemuan II Kedua Pertemuan kedua ini dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 18 Mei 2015 pada jam pelajaran ke-4 dan ke-5 pada pukul 11.15-12.25 WIB. Pertemuan kedua ini jumlah siswa yang hadir adalah 32 siswa. Tujuan pembelajaran pada pertemuan kedua ini yaitu mengetahui ciri umum, klasifikasi, siklus hidup dan peranan Phylum Platyhelminthes dengan cara berdiskusi menggunakan metode Two Stay Two Stray TSTS. Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai, peneliti dan observer menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan saat diskusi kelompok seperti menyiapkan Lembar Diskusi Siswa LDS, name tag dan juga kartu soal untuk masing-masing kelompok. Sebelum kegiatan diskusi berlangsung, peneliti sudah meminta siswa untuk membentuk 8 kelompok dimana masing-masing kelompok terdiri dari 4 siswa dan memilih sendiri teman-teman kelompoknya. a Kegiatan Awal Pembelajaran Pada pertemuan ini, kegiatan diawali dengan peneliti mengecek kehadiran siswa dan mengulas sedikit tentang materi yang sudah dipelajari pada pertemuan sebelumnya pertemuan pertama. Peneliti kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran, yaitu mengenai ciri umum, klasifikasi, siklus hidup serta peranan Phylum Platyhelminthes. Kemudian peneliti menginstruksikan siswa untuk membentuk kelompok seperti yang dilakukan pada peretemuan pertama. Observer dan peneliti kemudian membagikan name tag dan kartu soal pada masing-masing kelompok lalu memberikan Lembar Diskusi Siswa LDS untuk dikerjakan bersama teman kelompoknya. Gambar 4.4. Peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran b Kegiatan Inti Pembelajaran Pada tahap kegiatan inti ini, siswa memulai kegiatan diskusi dengan menggunakan metode tipe Two Stay Two Stray TSTS. Setiap kartu soal pada masing-masing kelompok memiliki pertanyaan yang berbeda yang bertujuan untuk saat 2 anggota kelompok bertamu maupun kelompok awal kedatangan tamu dari anggota kelompok lain, bisa saling bertukar informasi tentang kartu soal yang mereka miliki. Waktu untuk berdiskusi awal mengenai kartu soal masing-masing kelompok adalah 10 menit. Setelah itu, peneliti menginstruksikan agar dua dari anggota kelompok untuk berdiri dan bertamu ke kelompok lain kemudian saling bertukar informasi mengenai kartu soal yang dimilikinya dengan waktu berdiskusi 20 menit. Gambar 4.5. Siswa berdiskusi dengan kelompok awal Gambar 4.6. Siswa berdiskusi dengan kelompok tamu Setelah kembali ke kelompok awal kelompok diberikan waktu untuk mensharingkan apa yang mereka dapatkan dari bertamu ke kelompok lain. Kemudian hasil dari bertamu tersebut dicatat dalam Lembar Diskusi Siswa dan untuk selajutnya dipresentasikan didepan kelas. Gambar 4.7. Kelompok awal mempresentasikan hasil diskusi mereka Setelah kegiatan diskusi dan presentasi selesai, guru memberikan klarifikasi dan memberi penguatan terhadap jawaban yag disampaikan siswa. Namun pada saat kegiatan presentasi jika ada siswa yang bertanya maupun saat presentasi ada jawaban yang kurang tepat, peneliti akan mengklarifikasi jawaban yang salah dengan menyampaikan jawaban yang lebih tepat. Peneliti juga memberikan beberapa pertanyaan lisan kepada siswa untuk mengetahui daya ingat siswa tentang materi yang sudah dibahas pada saat diskusi dan presentasi sebelumnya. Kemudian, peneliti memberikan penghargaan kepada beberapa kelompok yang telah maju presentasi di depan kelas. Peneliti menyampaiakan materi yang telah dibahas dalam kegiatan diskusi tadi. Peneliti menyampaikan materi tentang ciri umum Phylum Platyhelminthes, klasifikasi, siklus hidup serta peranannya kepada siswa.. Gambar 4.8. Peneliti menyampaikan materi pembelajaran c Kegiatan Akhir Pembelajaran Kegiatan penutup pada pertemuan ini adalah refleksi yaitu peneliti menyakan apakah ada materi yang belum jelas dan jika ada akan dibahas dan dijelaskan ulang agar siswa lebih mengerti dan memahami. Siswa juga ditanyakan apa yang sudah mereka dapat selama dua pertemuan yang sudah dilalui. Kemudian guru menyampaikan bahwa besok hari Selasa tanggal 19 akan diadakan post-test tentang materi yang sudah dipelajari pada pertemua pertama dan kedua. 3 Pertemuan III Ketiga Pertemuan ketiga pada siklus I ini diisi dengan mengerjakan soal post-test. Soal post-test terdiri dari 15 soal pilihan ganda dan 5 soal uraian. Waktu pengerjaan soal post- test adalah 30 menit. Pada saat mengerjakan soal post-test, suasana kelas lebih tenang dan siswa mengerjakannya dengan tertib. Gambar 4.9. Siswa mengerjakan soal post-test siklus I Hasil analisis post-test siswa masuk dalam hasil belajar pada ranah kognitif. Hasil analisis post-test siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini Tabel 4.1. Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif Siklus I No Data yang diamati Hasil yang diperoleh 1 Nilai Tertinggi 99 2 Nilai Terendah 24 3 Jumlah siswa yang tuntas KKM ≥ 75 20 Siswa 4 Jumlah siswa yang tidak tuntas KKM ≤ 75 12 Siswa 5 Rata-rata nilai 74,31 6 Ketuntasan Klasikal 62,5 Kualifikasi data TIDAK TUNTAS Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 21 sedangkan untuk nilai tertinggi siswa adalah 99. Jumlah siswa yang belum tuntas dan tidak memenuhi KKM Kriteria Ketuntasan Mininal ≤ 75 sebanyak 12 siswa dan jumlah siswa yang tuntas dan memenuhi KKM Kriteria Ketuntasan Minimal ≥ 75 sebanyak 20 siswa. Untuk rata-rata nilai siswa nya adalah 74,31 dan ketuntasan klasikalnya adalah 62,5. Ketuntasal klasikal yang diperoleh belum memenuhi target yang diharapkan yaitu target yang diharapkan adalah 70 siswa tuntas pada ranah kognitif dan hasil yang didapat pada post-test siklus I adalah 62,5. Hasil yang didapat belum mencapai target yang ingin diharapkan oleh peneliti, jadi pada proses pembelajaran di siklus I untuk ranah kognitif dapat dikatakan belum tuntas atau belum memenuhi target pencapaian. Untuk analisis hasil belajar siswa ranah kognitif siklus I dapat dilihat pada lampiran 4 Kegiatan Pengamatan Siklus I Kegiatan pengamatan dilakukan bersamaan dengan kegiatan pembelajaran di kelas. Kegiatan pengamatan dilakuan oleh peneliti dan dibantu oleh 3 orang observer yang merupakan teman sekelas dari peneliti. Kegiatan ini dilakukan untuk mengamati hasil belajar siswa pada ranah afektif yaitu sikap siswa saat proses kegiatan belajar mengajar berlangsung. Hasil observasi pada siklus I untuk pertemuan pertama, peneliti melihat bahawa siswa antusias untuk belajar tanpa guru mata pelajaran biologi namun saat mulai kegiatan simulasi diskusi siswa menjadi malas dan tidak tertarik untuk mengikuti. Begitu juga pada pertemun kedua, siswa kurang begitu semangat karena pelajaran biologi pada hari itu merupakan jam pelajaran terakhir. Pada pertemuan kedua, observer menilai sikap siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Sikap afektif yang diamati meliputi perhatian dan keseriusan siswa saat proses pembelajaran, antusias siswa dalam mengikuti diskusi dengan metode Two Stay Two Stray TSTS, rasa percaya diri saat presentasi, sikap mengahargai pendapat maupun menerima saran dan kritik dari teman, serta kerjasama dalam berkelompok. Hasil belajar siswa pada ranah afektif diperoleh dari hasil observasi siswa yang dilakukan oleh peneliti dan observer. Hasil belajar siswa pada ranah afektif dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.2. Data Afektif Siswa Siklus I No Kategori Siklus I 1 Tinggi 65,62 2 Sedang 34,37 3 Rendah Analisa data hasil belajar pada ranah afektif pada siklus I dapat dilihat pada lampiran. 5 Refleksi Reflecting Dari hasil refleksi, peneliti masih sangat kekurangan yang perlu diperbaiki pada siklus selanjutnya, yaitu : a Saat proses diskusi, siswa masih terlalu ribut dan kelas menjadi sangat gaduh b Ketika membentuk kelompok untuk berdiskusi, siswa masih sering pilih-pilih teman c Peneliti masih terlihat gugup dan tegang saat mengajar sehingga suara yang dikeluarkan kurang keras dan tegas d Alokasi waktu untuk kegiatan diskusi masih kurang bagus sehingga terkesan tergesa-gesa dan tidak terkontrol dengan baik e Penerapan metode Two Stay Two Stray pada siklus I masih kurang optimal. Karena siswa baru awal mendapatkan metode tersebut, siswa sering kesusahan dalam berpindah kelompok walaupun sebelum kegiatan diskusi dimulai peneliti sudah menyampaikan tata cara dalam berdiskusi dengan menggunakan metode Two Stay Two Stray TSTS. Pada nilai post-test siklus I, 62,5 siswa sudah tuntas KKM dengan rata-rata kelas sebanyak 74,31. Hal ini menunjukkan bahwa siswa belum mencapai indikator keberhasilan yang diharapkan oleh peneliti karena masih dibawah target yaitu 70 siswa memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal KKM 75. Kemudian pada ranah afektif, juga masih menunjukkan bahwa indikator keberhasilan yang ditargetkan oleh peneliti belum dapat tercapai dengan hasil persentse kategori tinggi hanya 65,62 dengan terget yang diharapkan oleh peneliti adalah 70. Untuk minat belajar siswa sudah menunjukkan ketercapaian indikator keberhasilan dalam persentase yang dikategorikan tinggi yaitu 78,12 untuk minat awal siswa. Pada hasil minat awal ini telah mencapai target yang diharapkan yaitu Sikap siswa selama proses pembelajaran 78,12 termaksud dalam kategori baik. 6 Minat siswa Minat siswa diperoleh dari kuisioner yang dibagikan kepada semua siswa dan diisi oleh siswa tersebut. Untuk melihat minat siswa dilakukan dua kali pengisian lembar kuisioner yaitu lembar kuisioner pertama yaitu lembar kuisioner minat awal siswa yang diberikan pada awal pertemuan pertama pada siklus I dan lembar kuisioner kedua yaitu lembar kuisioner minat akhir siswa yang diberikan setelah proses pembelajaran selesai disiklus II. Peneliti memberikan kuisioner minat awal dan kuisioner minat akhir untuk melihat peningkatan minat siswa pada pelajaran biologi sebelum menggunakan metode Two Stay Two Stray TSTS dan setelah menggunakan metode Two Stay Two Stray TSTS. Minat awal siswa berdasarkan kuisioner dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 4.3. Data Hasil Minat Awal Siswa No Kategori Minat Awal 1 Tinggi 78,12 25 siswa 2 Sedang 21,87 7 siswa 3 Rendah Analisis minat awal siswa dapat dilihat selengkapnya pada lampiran. Pada persentasi minat awal dapat dilihat bahwa kateori tinggi sudah mencapai bahkan lebih dari indikator keberhasilan yang diharapkan peneliti namun peneliti masih mengukur kembali minat akhir siswa diakhir pembelajaran siklus II. Tujuan dilakukan kembali analisis minat ini adalah untuk mengetahui peningkatan minat akhir siswa setelah diterapkannya metode Two Star Two Stray pada proses pembelajaran. 3. Siklus II a. Pelaksanaan Siklus I Acting Siklus II dilaksanakan sebanyak 3 kali pertemuan. Pertemuan pertama siklus II dilaksanakan pada hari selasa, tanggal 26 Mei 2015, pertemuan kedua pada hari senin tanggal 1 Juni 2015 dan pertemuan ketiga pada hari rabu tanggal 3 Juni 2015. 1 Pertemuan I Pertama Pertemuan pertama siklus II dilaksanakan pada hari selasa, tanggal 26 Mei 2015 pada jam ke 5 yaitu pada pukul 11.10- 11.50 WIB. Kegiatan pada pertemuan ini adalah mengerjakan Lembar Kerja Siswa LKS dengan teman sebangku mengenai materi yang akan dipelajari yaitu tentang Phylum Nemathelminthes dan Phylum Annelida. a Kegiatan Awal Pembelajaran Kegiatan awal pembelajaran dimulai dengan mengecek kehadiran siswa. Jumlah siswa yang hadir adalah 32 siswa. Peneliti mengulas sedikit materi yang sudah dipelajari pada pertemuan-pertemuan sebelumnya dan juga menanyakan tentang soal post-test yang sudah mereka kerjakan. Kemudian peneliti masuk pada materi pembelajaran selanjutnya dengan melakukan apersepsi dengan menanyakan hewan cacing kepada siswa. Peneliti menanyakan apa yang mereka ketahui tentang hewan cacing tersebut. Peneliti tidak bisa memakai viewer dikarenakan ada sedikit masalah dengan kabelnya sehingga PPT tidak dapat ditayangkan. Setelah melakukan apersepsi dan tanya jawab mengenai hewan cacing, peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada pertemuan hari itu. Tujuan pembelajaran pada pertemuan hari pertama adalah untuk mengetahui ciri umum Phylum Nemathelminthes dan Annelida yang meliputi struktur tubuh, cara hidup, reproduksi, habitat, dan juga klasifikasinya. Setelah menyampaikan tujuan pembelajaran, peneliti menyampaikan bahwa siswa akan melakukan diskusi tapi hanya dengan teman sebangku. Siswa diminta mengerjakan 2 lembar kerja siswa LKS mengenai Phylum Nemathelminthes dan Phylum Annelida. Gambar 4.10. Peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran Gambar 4.11. Suasana kelas saat kegiatan pembelajaran berlangsung b Kegiatan Inti Pembelajaran Kegiatan inti dilakukan dengan berdiskusi bersama teman sebangku. Tahap pertama, siswa diberikan Lembar Kerja Siswa 1 mengenai Phylum Nemathelminthes dan dikerjakan dalam waktu 10 menit. Setelah selesai mengerjakan LKS 1, siswa kemudian diberikan Lembar Kerja Siswa 2 mengenai Phylum Annelida dan dikerjakan dalam waktu 10 menit. Peneliti kemudian meminta beberapa kelompok untuk maju mempresentasikan hasil diskusi mereka. Kelompok yang maju tidak disuruh melainkan kesedian dan keberanian kelompok yang ingin mempresentasikan hasil diskusi mereka. Gambar 4.12. Siswa saat mengerjakan LKS Gambar 4.13 Siswa saat melakukan presestasi di depan kelas Selama presentasi, dibuka sesi tanya jawab antar siswa dan teman-teman yang sedang presentasi. Peneliti akan membantu menjawab atau memperbaiki jawaban siswa yang masih kurang tepat atau belum benar sehingga tidak terjadi mis-konsepsi mengenai jawaban dari siswa. c Kegiatan Akhir Pembelajaran Kegiatan penutup pada pertemuan pertama yaitu peneliti menyampaikan materi pelajaran yang berkaitan tentang diskusi siswa. Peneliti menerangkan materi tentang ciri umum Phylum Nemathelminthes dan Annelida sesuai indikator atau tujuan pembelajaran. Kemudian guru kembali bertanya kepada siswa untuk mengecek kemampuan mengingat siswa tentang materi yang sudah dijelaskan baik dengan diskusi dan presentasi teman maupun saat peneliti menerangkan materi yang dipelajari saat itu. Peneliti lalu memberikan hadiah kepada kelompok yang telah maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka. Setelah kegiatan pembelajaran berakhir, peneliti memberikan handout materi pembelajaran ke siswa agar siswa lebih memahami materi yang dipelajari dan meminta siswa untuk lebih mempelajari ulang materi yang baru diberikan untuk didiskusikan pada pertemuan selanjutnya. 2 Pertemuan II Kedua Siklus II pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 1 Juni 2015 pada jam ke 4 dan 5 yaitu pukul 11.50- 13.40 WIB. Pada pertemuan kedua ini, dilakukan kegiatan diskusi dengan metode Two Stay Two Stray TSTS mengenai Phylum Nemathelminthes dan Phylum Annelida. Tujuan pembelajaran pada pertemuan kedua ini adalah mengetahui ciri umum yang meliputi struktur tubuh, cara hidup, habitat, reproduksi Phylum Nemathelminthes dan Annelida, mengetahui klasifikasi dari Phylum Nemathelminthes dan Annelida, mengetahui siklus hidup dari Phylum Nemathelminthes dan Annelida serta mengetahui peranan dari Phylum Nemathelminthes dan Annelida. Kegiatan diskusi ini adalah dengan memberikan Lembar Diskusi Siswa LDS. a Kegiatan Awal Pembelajaran Kegiatan awal pembelajaran pada siklus II diawali dengan mengecek kembali kehadiran siswa. Pada siklus II, siswa yang hadir ada 32 siswa. Peneliti menanyakan kembali apa yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya mengenai Phylum Nemathelminthes dan Phylum Annelida. Kemudian peneliti memberikan apersepsi untuk tujuan pembelajaran pada saat itu dengan menunjukkan gambar makanan yang ada di warung- warung pinggir jalan, kemudian menanyakan mengenai kebersihan dari bahan makanan tersebut. Setelah itu, peneliti menyampaikan tujuan pembelajarannya. Peneliti kemudian menyampaikan bahwa untuk memperdalam materi yang akan dipelajari, akan diadakan diskusi dengan metode Two Stay Two Stray TSTS seperti pada pertemuan minggu lalu tentang materi Phylum Platyhelminthes. Untuk diskusi dengan metode Two Stay Two Stray TSTS ini, kelompok yang dibentuk berdasarkan nilai post-test siklus I. Jadi dalam satu kelompok, anggota-anggotanya berdasarkan kemampuan akademik yang beragam. Tidak lupa juga peneliti menjelaskan kembali tata cara diskusi dengan metode TSTS. Ketika peneliti menyampaiakan kembali tata cara metode TSTS, observer membantu menyiapkan alat dan bahan yang digunakan untuk kegiatan diskusi berlangsung seperti kartu soal dan juga name tag untuk tanda pengenal siswa. b Kegiatan Inti Pembelajaran Kegiatan inti pembelajaran diisi dengan diskusi dengan metode Two Stay Two Stray TSTS. Untuk diskusi pertama, peneliti memberikan Lembar Diskusi Siswa LDS mengenai phylum nemathelminthes. Kemudian, peneliti meminta siswa untuk membentuk kelompok berdasarkan kelompok yang telah ditulis di papan tulis dan memakai name tag sesuai kelompok masing-masing. Kartu soal pertama adalah pertanyaan tentang Phylum Nemathelminthes. Siswa diminta mengerjakan soal dan menuliskannya pada Lembar Diskusi Siswa LDS dalam waktu 5 menit. Setelah mengerjakan kartu soal untuk kelompok awal, peneliti meminta dua anggota pada masing-masing kelompok untuk bertamu ke kelompok lainnya dan saling bertukar informasi tentang kartu soal beserta jawabannya kepada teman-teman dikelompok lain dengan waktu diskusi selama 10 menit. Kemudian, setelah waktu diskusi dengan kelompok lain selesai, peneliti meminta anggota kelompok yang bertamu untuk kembali ke kelompok awal kelompok masing-masing dan mensharingkan tentang apa yang mereka dapat dari bertamu ke kelompok lain dan menuliskannya pada Lembar Diskusi Siswa LDS yang telah diberikan dalam waktu 10 menit. Seusai menuliskannya pada LDS, peneliti kemudian memberikan Lembar Diskusi Siswa yang baru tentang phylum annelida. Siswa kemudian diberikan lagi kartu soal yang berisi pertanyaan tentang phylum annelida yang dikerjakan dengan kelompok awal dalam waktu 5 menit. Selanjutnya dua dari anggota kelompok berdiri dan bertamu ke kelompok lain untuk saling bertukar informsi mengenai kartu soal dan jawaban yang mereka miliki dalam waktu 10 menit. Setelah saling bertukar informasi, peneliti meminta siswa yang bertamu kembali ke kelompok awal dan mensharingkan aa yang mereka dapatkan dari bertamu ke kelompok lain dalam waktu 10 menit. Kemudian, peneliti meminta 2 kelompok untuk maju mempresentasikan hasil diskusi mereka mengenai Phylum Nemathelminthes dan juga Phylum Annelida. Kegiatan presentasi juga diisi dengan sesi tanya jawab, dan peneliti akan mengklarifikasi jawaban dari kelompok yang presentasi maupun pertanyaan dari siswa-siswa lain terkait pertanyaan diskusi mengenai kedua Phylum ini. Penghargaan diberikan kepada kelompok yang maju presentasi didepan kelas. c Kegiatan Akhir Pembelajaran Pada kegiatan penutup, peneliti menerangkan mengenai materi tentang Phylum Nemathelminthes dan Phylum Annelida. Peneliti menjelaskan sesuai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pertemuan saat itu. Siswa banyak yang bertanya mengenai jenis-jenis cacing yang masuk dalam klasifikasi Phylum Nemathelminthes dan Annelida terutama cacing-cacing yang berbahaya dan bersifat parasit pada manusia. Peneliti menjelaskan hingga siswa paham mengenai materi yang dipelajari. Kemudian, peneliti menyampaikan bahwa hari rabu, akan diadakan post-test kedua mengenai materi Phylum Nemathelminthes dan Annelida dan meminta siswa untuk mempelajari materi yang sudah diberikan melalui handout dan juga melalui kegiatan diskusi. 3 Pertemuan III Ketiga Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 3 Juni 2015 pada jam ke 6 yaitu pada pukul 11.15-12.00 WIB. Pertemuan ini diisi dengan mengerjakan soal post-test untuk siklus II. Soal post-test terdiri dari 15 soal pilihan ganda dan 5 soal uraian. Untuk awal pertemuan, peneliti kembali mengulas sedikit materi tentang Phylum Nemathelminthes dan Annelida yang sudah dipelajari pada pertemuan-pertemuan sebelumnya. Kemudian, peneliti meminta siswa untuk menyimpan buku tulis maupun buku catatan yang ada hubungannya dengan pelajaran biologi dan meminta siswa untuk menyiapkan alat tulis diatas meja. Peneliti kemudian membagikan lembar soal kepada masing-masing siswa dan waktu untuk mengerjakan soal post-test adalah 30 menit. Gambar 4.14. Siswa mengerjakan soal post-test siklus II Hasil analisis post-test siswa masuk dalam hasil belajar pada ranah kognitif. Hasil analisis post-test siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.4. Tabel Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif Siklus II No Data yang diamati Hasil yang diperoleh 1 Nilai Tertinggi 95 2 Nilai Terendah 21 3 Jumlah siswa yang tuntas KKM ≥ 75 28 Siswa 4 Jumlah siswa yang tidak tuntas KKM ≤ 75 4 Siswa 5 Rata-rata nilai 84,68 6 Ketuntasan Klasikal 87,5 Kualifikasi data TUNTAS Untuk analisis belajar siswa ranah kognitif sikus II dapat dilihat pada lampiran dan hasil belajar siswa ranah kognitif siklus II dapat dilihat pada lampiran. Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 21 sedangkan untuk nilai tertinggi siswa adalah 95. Jumlah siswa yang belum tuntas dan tidak memenuhi KKM Kriteria Ketuntasan Mininal ≤ 75 sebanyak 4 siswa dan jumlah siswa yang tuntas dan memenuhi KKM Kriteria Ketuntasan Minimal ≥ 75 sebanyak 28 siswa. Untuk rata-rata nilai siswanya adalah 84,68 dan ketuntasan klasikalnya adalah 87,5. Ketuntasal klasikal yang diperoleh sudah memenuhi target yang diharapkan yaitu target yang diharapkan adalah 70 siswa tuntas pada ranah kognitif dan hasil yang didapat pada post-test siklus I adalah 87,5. Hasil yang didapat sudah diatas target yang ingin dicapai, jadi pada proses pembelajaran di siklus II untuk ranah kognitif dapat dikatakan sudah tuntas atau sudah memenuhi target pencapaian dan lebih meningkat dibanding pada siklus I. 4 Kegiatan Pengamatan Siklus II Kegiatan pengamatan dilakukan bersamaan dengan kegiatan pembelajaran di kelas. Kegiatan pengamatan dilakuan oleh peneliti dan dibantu oleh 3 orang observer yang merupakan teman sekelas dari peneliti. Kegiatan ini dilakukan untuk mengamati hasil belajar siswa pada ranah afektif yaitu sikap siswa saat proses kegiatan belajar mengajar berlangsung di siklus II. Hasil observasi pada siklus II untuk pertemuan pertama, peneliti melihat bahawa siswa lebih antusias untuk belajar. Suasana kelas sudah lebih kondusif dibanding pada siklus I. Begitu juga pada pertemun kedua, siswa juga antusian dalam mengikuti pelajaran. Pada pertemuan kedua, observer menilai sikap siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Sikap afektif yang diamati meliputi perhatian dan keseriusan siswa saat proses pembelajaran, antusias siswa dalam mengikuti diskusi dengan metode Two Stay Two Stray TSTS, rasa percaya diri saat presentasi, sikap menghargai pendapat maupun menerima saran dan kritik dari teman, serta kerjasama dalam berkelompok. Hasil belajar siswa pada ranah afektif diperoleh dari hasil observasi siswa yang dilakukan oleh peneliti dan observer. Hasil belajar siswa pada ranah afektif dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.5. Data Afektif Siswa Siklus II No Kategori Siklus I 1 Tinggi 96,87 2 Sedang 3,12 3 Rendah Analisa data hasil belajar pada ranah afektif pada siklus II dapat dilihat pada lampiran. 5 Refleksi Penelitian pada siklus II ini lebih baik dibandingkan dengan siklus I, karena peneliti sudah dapat memperbaiki kekurangan yang terjadi dalam siklus I. Perbaikan hasil ini dapat dilihat dari peningkatan hasil belajar dan minat siswa yang sudah memenuhi kriteria yang diharapkan dan ditargetkan oleh peneliti. Di Siklus II, presentase Kriteria Ketuntasan Minimal KKM siswa kelas X-F meningkat sebesai 62,5 di siklus I menjadi 87,5 di siklus II dengan peningkatan rata-rata kelas di siklus I sebesar 73,31 menjadi 84,68 di siklus II. Peningkatan tidak hanya pada hasil belajar siswa di ranah kognitif tetapi juga terjadi peningkatan pada hasil belajar ranah afektif dan juga minat belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari ketercapaian indikator keberhasilan penelitian, dimana siklus II ini , ranah afektif telah memenuhi indikator ketercapaian yang ditargetkan peneliti yaitu melebihi dari 70. Untuk ranah afektif siswa, rata-rata kelas meningkat yaitu pada siklus I rata- rata kelas dari 66,07 menjadi 82,9 di siklus II dan presentase siswa yang memiliki kategori tinggi meningkat dari 65,62 di siklus I menjadi 96,87 di siklus II. Selain peningkatan hasil belajar dan juga minat siswa, kekurangan yang terjadi di siklus I sudah dapat teratasi. Peneliti sudah lebih percaya diri dalam mengajar di depan kelas, sudah dapat mengelola kelas sehingga proses belajar mengajar berjalan dengan kondusif dan penerapan metode pembelajaran Two Stay Two Stray juga sudah berjalan dengan baik. 6 Minat Belajar Siswa Minat belajar siswa diukur dengan menggunakan kuisioner. Kuisioner pertama untuk mengetahui minat awal siswa yang sudah diberikan pada awal pertemuan di siklus I dan kuisioner kedua diberikan untuk mengetahui minat akhir siswa tehadap pelajaran biologi setelah menggunakan metode Two Stay Two Stray TSTS. Minat akhir siswa berdasarkan kuisioner dapat dilihat pada tabel dibawah ini Tabel 4.6. Data Hasil Minat Akhir Siswa No Kategori Minat Awal 1 Tinggi 100 32 siswa 2 Sedang 0 0 siswa 3 Rendah 0 0 siswa Analisis minat akhir siswa dapat dilihat selengkapnya pada lampiran Minat siswa juga mengalami peningkatan. Dilihat dari kuisioner minat awal siswa diperoleh rata-rata kelas sebesar 71,69 dan rata-rata kelas untuk minat akhir sebesar 77,59 dengan presentase kategori tinggi minat awal siswa sebesar 78,12 meningkat diminat akhir dengan presentase kategori minat tinggi sebesar 100. Hasil minat awal dan akhir siswa dapat dilihat pada lampiran.

B. Hasil Analisis

Dokumen yang terkait

perbedaan hasil belajar biologi siswa yang diajarkan melalui pembelajaran kooperatif teknik jigsay dengan teknik two stay two stray (kuasi eksperimen di MTs PUI Bogor)

0 5 185

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray(Dua Tinggal Dua Tamu) Dengan Pendekatan Nilai Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Cahaya

0 6 192

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray Terhadap Keterampilan Menyimak Siswa Kelas V MIN 15 Bintaro Jakarta Selatan

1 10 130

Perbedaan hasil belajar ips siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif teknik inside outside circle dan two stay two stray

0 12 0

Perbedaan Hasil Belajar Antara Siswa yang Menggunakan Metode Pembelajaran Two Stay Two Stray dan Jigsaw Pada Konsep Pencernaan

2 14 198

Pengaruh teknik kooperatif Two Stay Two Stray (TSTS) dengan Guided Note Taking (GNT) terhadap hasil belajar siswa pada konsep archaebacteria dan eubacteria: kuasi eksperimen di SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan.

0 9 243

perbedaan hasil belajar peserta didik menggunakan pendekatan sts, sets, dan stem pada pembelajaran konsep virus

3 22 77

Penerapan metode pembelajaran two stay two stray (tsts) pada materi sistem imun dalam meningkatkan minat dan hasil belajar siswa kelas XI MIA 1 SMA Negeri 1 Prambanan Sleman, Yogyakarta.

0 0 273

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sosiologi Pada Siswa Kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Mojolaban.

0 0 18

PenGARUH MOdel PeMBelAJARAn kOOPeRATIF TIPe TWO STAY TWO STRAY (TSTS) TeRHAdAP HASIl BelAJAR IPA

0 0 5