siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca, dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor-faktor ini dipandnag
turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.
D. Pembelajaran Kooperatif
1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar
yang berpusat pada siswa, terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa, yang tidak dapat
bekerja sama dengan orang lain, siswa yang agresif dan tidak peduli pada yang lain.Menurut Suprijono 2009, pembelajaran kooperatif
adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termaksud bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan
oleh guru.Secara umum, pembelajaran kooperatif dianggap lebih diarahkan oleh guru, dimana guru menetapkan tugas dan pertanyaan-
pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu peserta didik menyelesaikan masalah yang
dimaksud. Guru biasanya menetapkan bentuk ujian tertentu pada akhir tugas.
Isjoni 2009 mengatakan bahwa, pembelajaran kooperatif adalah suatu
bentuk pembelajaran
berdasarkan faham
konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah
siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya
berbeda. Menurut Rusman 2012, pembelajaran kooperatif adalah teknik pengelompokkan yang didalamnya siswa bekerja terarah pada
tujuan belajar bersama dalam kelompok kecil yang umumnya terdiri dari 4-5 orang. Belajar kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil
dalam pembelajaran yang memungkinkan siswa bekerja sama untuk memaksimalkan belajar mereka dan belajar anggota lainnya dalam
kelompok tersebut. 2.
Tujuan Pembelajaran Kooperatif Tujuan pembelajaran kooperatif adalah membentuk semua
anggota kelompok menjadi pribadi yang lebih kuat. Menurut Isjoni 2009, tujuan utama penerapan model pembelajaran koopertaif adalah
agar peserta didik dapat belajar secara berkelompok bersama teman- temannya dengan cara saling menghargai pendapat dan memberikan
kesempatan kepada orang lain untuk mengemukakan gagasannya dengan menyampaikan pendapat mereka secara berkelompok. Model
pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai hasil belajar berupa prestasi akademik.
3. Unsur-unsur Dasar dalam Pembelajaran Kooperatif
Roger dan David dalam Suprijono, 2009 mengatakan bahwa tidak semua belajar kelompok bisa dianggap pembelajaran kooperatif.
Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur dalam model pembelajaran kooperatif harus diterapkan. Lima unsur tersebut adalah
sebagai berikut :
a. Positive interdependence Saling ketergantungan positif
Unsur ini menunjukkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif ada dua pertanggungjawaban kelompok. Pertama,
mempelajari bahan yang ditugaskan kepada kelompok. Kedua, menjamin semua anggota kelompok secara individu mempelajari
bahan yang ditugaskan tersebut. b.
Personal responsibility Tanggungjawab perseorangan Pertanggungjawaban ini muncul jika dilakukan pengukuran
terhadap keberhasilan kelompok. Tujuan pembelajaran kooperatif adalah membentuk semua anggota kelompok menjadi pribadi yang
kuat. Tanggungjawab perseorangan adalah kunci untuk menjamin semua anggota yang diperkuat oleh kegiatan belajar bersama.
Artinya, setelah mengikuti kelompok belajar bersama, anggota kelompok harus dapat menyelesaikan tugas yang sama.
c. Face to face promotive interaction interaksi promotif
Unsur ini penting karena dapatmenghasilkan saling ketergantungan positif. Ciri-ciri interaksi promotif adalah saling
membantu secara efektif dan efisien, saling memberikan informasi dan saran yang diperlukan, memproses informasi bersama secara
lebih efektif dan efisien, saling mengingatkan, saling membantu dalam merumuskan dan mengembangkan argumentasi serta
meningkatkan kemampuan wawasan terhadap masalah yang
dihadapi, saling percaya, dan saling memotivasi untuk memperoleh keberhasilan bersama.
d. Interpersonal skill komunikasi antaranggota
Untuk mengkoordinasikan kegiatan siswa dalam pencapaian tujuan siswa harus saling mengenal dan mempercayai, mampu
berkomunikasi secara akurat dan tidak ambisius, saling menerima dan sling mendukung, serta mampu menyelesaikan konflik secara
konstruktif. e.
Group processing pemprosesan kelompok Pemprosesan mengandung arti menilai. Melalui pemrosesan
kelompok dapat diidentifikasi dari urutan atau tahapan kegiatan kelompok dan kegiatan dari anggota kelompok. Siapa diantara
anggota kelompok yang sangat membantu dan siapa yang tidak membantu. Tujuan pemrosesan kelompok adalah meningkatkan
efektivitas anggota dalam memberikan kontribusi terhadap kegiatan kelompok. Ada dua tingkat pemrosesan yaitu kelompok kecil dan
kelas secara keseluruhan. 4.
Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Prosedur atau langkah-langkah pembelajaran kooperatif menurut
Rusman 2012 pada prinsipnya terdiri atas empat tahap, yaitu : a.
Penjelasan Materi, tahap ini merupakan tahapan penyampaian pokok-pokok materi pelajaran sebelum siswa belajar dalam
kelompok. Tujuan utama tahap ini adalah pemahaman siswa terhadap pokok materi pelajaran.
b. Belajar Kelompok, tahap ini dilakukan setelah guru memberikan
penjelasan materi, siswa bekerja dalam kelompok yang telah dibentuk sebelumnya.
c. Penilaian, penilaian dalam pembelajaran kooperatif bisa dilakukan
melalui tes atau kuis, yang dilakukan secara individu atau kelompok. Tes individu akan memberikan penilaian kemampuan
individu, sedangkan kelompok akan memberikan penilaian pada kemampuan kelompoknya
d. Pengakuan Tim, adalah penetapan tim yang dianggap paling
menonjol atau tim paling berprestasi untuk kemudian diberikan penghargaan atau hadiah, dengan harapan dapat memotivasi tim
untuk terus berprestasi lebih baik lagi.
E. Model Pembelajaran Tipe Two Stay Two Stay TSTS