Minat siswa juga mengalami peningkatan. Dilihat dari kuisioner minat awal siswa diperoleh rata-rata kelas sebesar
71,69 dan rata-rata kelas untuk minat akhir sebesar 77,59 dengan presentase kategori tinggi minat awal siswa sebesar
78,12 meningkat diminat akhir dengan presentase kategori minat tinggi sebesar 100. Hasil minat awal dan akhir siswa
dapat dilihat pada lampiran.
B. Hasil Analisis
Data-data yang telah diperoleh selama kegiatan pembelajaran pada materi Phylum Platyhelminthes, Nemathelminthes dan Annelida di SMA
Negeri 1 Depok, Sleman, Yogyakarta dengan menggunakan metode Two Stay Two Stray TSTS pada siklus I dan siklus II meliputi hasl belajar siswa
pada ranah kognitif dan afektif serta mencakup minat belajar siswa. Berikut ini merupakan hasil analisis dari masing-masing aspek :
1. Ranah Kognitif
Hasil belajar siswa pada ranah kognitif dapat dilihat dari hasil post- test di siklus I dan juga di siklus II. Hasil post-test siklus I dan siklus II
SMA Negeri 1 Depok, Sleman, Yogyakarta pada materi phylum Platyhelminthes, Nemathelminthes dan Annelida menggunakan metode
TSTS adalah sebagai berikut :
Tabel 4.7. Perbandingan Post-Test siklus I dan siklus II No
Jenis Data Post-Test
Siklus I Post-Test
Siklus II
1 Nilai Terendah
24 21
2 Nilai Tertinggi
99 95
3 Nilai Rata-rata
74,31 84,68
4 Jumlah Siswa yang tidak tuntas belajar
12 4
5 Jumlah siswa yang tuntas belajar
20 28
6 Presentase yang tidak tuntas
37,5 12,5
7 Presentase yang tuntas
62,5 87,5
Hasil data tersebut dapat dilihat bahwa nilai yang diperoleh siswa sudah dapat dikategorikan baik, walaupun dalam post-test di siklus I
dan di siklus II masih ada beberapa siswa yang nilainya belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal KKM. Untuk nilai rata-rata
siswa pada post-test di siklus II mengalami peningkatan daripada di siklus I dengan rata-rata siswa di post-test siklus I sebesar 74,31 naik
menjadi 84,68 di siklus II. Nilai tertinggi siswa mengalami penurunan meskipun masih diatas standar KKM, dimana nilai tertinggi siswa di
siklus I adalah 99 sedangkan pada siklus II nilai tertinggi hanya 95, hal ini bisa saja terjadi karena siswa mungkin menganggap remeh materi
yang diberikan sehingga belajarnya tidak terlalu bersungguh-sungguh. Namun untuk peningkatan jumlah siswa yang tuntas dari siklus I
ke siklus II menunjukkan bahwa siswa mulai bisa memhami metode diskusi Two Stay Two Stray yang diberikan oleh peneliti. Untuk nilai
terendah juga siklus II mengalami penurunun, dimana nilai terendah siklus I adalah 24, dan siklus II adalah 21. Hal ini bisa disebabkan
karena memang beberapa siswa ada yang masih susah dalam memahami materi yang diberikan.
Jumlah siswa yang nilainya diatas KKM mengalami peningkatan di siklus II. Jumlah siswa yang tuntas KKM di siklus I sebanyak 20 siswa
dengan persentasi ketuntasan 62,5 meningkat di siklus II dengan siswa yang tuntas KKM sebanyak 28 siswa dengan persentase
ketuntasan 87,5. Peningkatan ketercapaian KKM ini membuat presentase ketuntasan siswa yang awalnya belum mencapai target
ketuntasan yang diharapkan yaitu 70 menjadi meningkat di siklus II. Target peneliti adalah 70 siswa tuntas KKM dan dari hasil post-test
siklus I belum menunjukkan target ketuntasan yang diharapkan karena presentase yang di dapatkan pada siklus I hanya 62,5, sedangkan
target yang diharapkan adalah 70, dengan jumlah siswa yang tuntas KKM berjumlah 20 siswa 62,5 dan yang belum tuntas KKM
berjumlah 12 siswa 37,5. Kemudian, pada siklus II presentasinya sudah memenuhi kriteria pencapaian yaitu 87,5 sudah mencapai
terget yang diharapkan walaupun masih ada beberapa siswa yang belum tuntas yaitu sebanyak 28 siswa dengan presentase ketuntasan 87,5
tuntas KKM dan 4 siswa dengan presentase ketuntasan 12,5. Adanya penurunan jumlah yang belum tuntas di siklus II menandakan bahwa
ada penurunan jumlah siswa yang belum tuntas dari 12 orang di siklus I menjadi 4 orang di siklus II.
2. Ranah Afektif
Hasil belajar siswa pada ranah afektif dapat dilihat dari lembar observasi yang dinilai oleh observer. Oberserver yang menilai adalah
rekan mahasiswa
teman peneliti.
Hasil perhitungan
dan pengelompokan ranah afektif adalah sebagai berikut : untuk analisis
hasil perhitungan dan pengelompokkan dapat dilihat pada lampiran
Tabel 4.8. Perbandingan Ranah Afektif Siswa dari Siklus I ke Siklus II No
Kategori Siklus I
Siklus II
1 Tinggi
65,62 96,87
2 Sedang
34,37 3,12
3 Rendah
Dari data obervasi yang diperoleh, ada peningkatan untuk presentasi kategori tinggi yaitu dari 65,62 menjadi 96,87. Ini
menunjukkan bahwa sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran dapat dikategorikan sudah sangat baik. Hal ini juga menunjukkan bahwa
sikap siswa aspek afektif pada siklus II mengalami peningkatan yang lebih baik dibanding pada siklus I.
3. Minat Belajar Siswa
Untuk mengukur minat belajar siswa, digunakan kuisioner yang diisi oleh siswa. Untuk mengetahui minat belajar siswa, siswa harus
mengisi dua kali lembar kuisioner. Kuisioner pertama digunakan untuk mengukur minat awal siswa mengenai pembelajaran biologi yang diisi
pada awal pertemuan di siklus I. Kuisioner kedua untuk melihat minat akhir
siswa setelah
mengenai pembelajaran
biologi setelah
menggunakan metode Two Stay Two Stray TSTS yang diisi setelah akhir pembelajaran di siklus II.
Tabel 4.9. Perbandingan Minat Awal Siswa dan Minat Akhir Siswa No
Kategori Minat Awal
Minat Akhir
1 Tinggi
78,12 100
2 Sedang
21,87 3
Rendah
Pada awal pertemuan, minat awal siswa berdasarkan hasil kuisioner siswa memiliki minat yang sudah dikategorikan baik. Hal ini dapat
dilihat dari presentase kategori tinggi minat awal siswa yaitu 78,12 di siklus I dan meningkat menjadi 100 di siklus II. Dengan adanya
peningkatan ini, maka model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray merupakan metode yang tepat untuk meningkatkan minat
belajar siswa yang membuat siswa lebih aktif dengan bergerak
berpindah kelompok untuk mensharingkan materi yang mereka miliki. Karena kebanyakan materi yang diberikan oleh guru kepada siswa
menggunakan metode ceramah sehingga siswa lebih sering merasa bosan dalam kegiatan belajar mengajar.
C. Pembahasan