Phylum Platyhelminthes KESIMPULAN DAN SARAN
Dugesia memiliki silia yang berfungsi untuk pergerakan, mulut terdapat dibagian tengah tubuh. Dari mulut, faring dapat dijulurkan
keluar untuk menangkap mangsa yang selanjutnya akan dicerna di dalam usus.
Sistem eksresi Dugesia terdiri dari saluran bercabang-cabang
yang disebut protonefrida, memanjang dari pori-pori pada
permukaan tubuh bagian dorsal sampai ke sel-sel api dalam tubuhnya. Sel api berbentuk seperti bola lampu dan memiliki silia di
dalamnya. Pergerakan silia berfungsi untuk menggerakan air dari dalam keluar agar kadarnya tetap terjaga. Pergerakan silia ini
menyerupai nyala api sehingga sel tersebut dinamakan sel api.
Dugesia merupakan hewan hermafrodit dimana reproduksi seksual dilakukan oleh dua individu dengan fertilisasi dilakukan secara
silang oleh dua individu Dugesia serta reproduksi secara aseksual dilakukan dengan pembelahan tubuhnya.setiap pembelahan dapat
bergenerasi menjadi individu baru dengan daya regenerasi yang sangat tinggi.
Gambar Planaria
b. Trematoda cacing isap
Disebut cacing isap karena cacing ini memiliki alat penghisap yang terdapat pada mulut bagian anterior tubuhnya yang digunakan
untuk menempel pada tubuh inangnya. Saat menempel, cacing ini mengambil makanan berupa jaringan atau cairan tubuh inangnya.
Trematoda merupakan hewan parasit. Pada umumnya, Trematoda
dewasa hidup di dalam usus, hati, paru-paru, ginjal, dan pembuluh darah vertebrata. Cacing ini berlindung di dalam tubuh inangnya
dengan cara melapisi permukaan tubuh inangnya dengan kutikula,
serta permukaan tubuh cacing ini tidak memiliki silia.
Gambar Cacing Hati Fasciola hepatica
Salah satu contoh dari Trematoda adalah cacing hati Fasciola hepatica. Daur hidup cacing ini kompleks karena melibatkan dua
jenis inang inang perantara dan inang utama. Daur hidupnya terdiri dari fase seksual dan fase aseksual. Fase seksual terjadi saat cacing
hati dewasa berada di dalam tubuh inang utama sedangkan fase aseksual dengan membelah diri terjadi saat larva berada di dalam
tubuh inang perantara. Daur hidup cacing hati dapat di liat pada gambar berikut :
Beberapa jenis cacing hati dapat menginfeksi manusia antara lain sebagai berikut :
Opisthorchis sinensicacing hati cina, cacing dewasa hidup pada organ hati manusia. Inang perantara adalah siput air dan ikan.
Schistosoma japonicum, cacing ini hidup didalam pembuluh darah manusia. Inang perantarannya adalah siput amfibi Oncomelania
hupensis. Cacing ini menyebabkan penyakakit skistosomiasis dengan ciri demam, anemia, disentri, berat badan turun, dan pembengkakan
hati. Selain manusia sebagai inang utamanya, hewan juga dapat terinfeksi cacing ini, diantaranya tikus, anjing, babi, dan sapi.
Paragonimus westermani, cacing ini hidup dalam paru-paru manusia dan inang perantaranya adalah udang air tawar.
c. Cestoda cacing pita
Disebut cacing pita karena bentuknya pipih panjang seperti pipa. Tubuh Cestoda dilapisi kutikula dan terdiri dari bagian anterior yang
disebut skoleks, leher strobilus, dan rangkaian proglotid. Pada
skoleks terdapat alat penghisap dan beberapa jenis Cestoda tertentu selain memiliki alat penghisap juga memiliki kait rostelum. Fungsi
dari penghisap dan pengait ini adalah untuk melekat pada organ tubuh inangnya. Dibelakang skoleks pada bagian leher terbentuk
proglotid yang mengandung organ kelamin jantan testis dan betina ovarium.
Inang utama Cestoda dewasa adalah vertebrata termaksud manusia. Cestoda bersifat parasit karena menyerap sari-sari makanan
dari usus halus inangnya. Sari makanan diserap oleh seluruh tubuhnya karena hewan ini tidak memiliki mulut dan saluran
pencernaan usus. Manusia yang terinfeksi cacing ini karena memakan daging yang dimasak tidak sempurna dan inang
perantaranya adalah sapi pada Taenia saginata dan babi pada Taenia solium.
Materi Pembelajaran Siklus II A.
Phylum Nemathelminthes
Nemathelminthes berasal dari bahasa yunani nema = benang ; helminthes = cacing . Cacing ini disebut cacing gilig karena tubuhnya berbentuk bulat
panjang atau seperti benang. Tidak seperti Platyhelminthes yang belum meliki rongga tubuh, Nemathelminthes sudah memiliki rongga tubuh
walaupun bukan rongga tubuh sejati semu. Oleh karena itu, Nemathelminthes disebut juga hewan pseudoselomata.
1. Ciri Tubuh
Ukuran mikroskopis ada juga yang ukurannya mencapai 1 m. betina lebih besar ukurannya dibanding yang jantan.
Tubuh bulat panjang seperti benang dengan ujung-ujungnya yang meruncing
Permukaan tubuhnya dilapisi kutikula yang berfungsi untuk melindungi diri dari enzim pencernaan inangnya.
Sistem pencernaan lengkap mulut, faring, usus, dan anus Tidak memiliki pembuluh darah, tidak memiliki sistem rspirasi
Pernafasan berlangsung secara difusi melalui permukaan tubuh Organ reproduksi jantan dan betina terpisah dalam individu yang
berbeda 2.
Cara Hidup Hidup bebas dan juga ada yang parasit pada manusia, hewan, dan
tumbuhan. Nemathelminthes yang hidup bebas berperan dalam penguraian sampah organik dan yang bersifat parasit memperoleh
mekanan berupa sari makanan atau darah dari tubuh inangnya. 3.
Habitat Ada yang hidup bebas, yaitu terdapat di tanah becek dan di dasar
perairan air tawar atau laut. Sedangkan yang parasit hidup dalam tubuh manusia, hewan, atau tumbuhan. Hamper seluruh hewan merupakan
habitat bagi Nemathelminthes parasit.
4. Reproduksi
Umumnya melakukan reproduksi secara seksual. Sistem reproduksinya
bersifat gonorokis, yaitu organ reproduksi jantan dan betina terpisah
pada individu yang berbeda. Hasil fertilisasi dapat mencapai lebih dari seratus ribu telur per hari dan telur ini dapat membentuk kista.
5. Klasifikasi
Nemathelmintes yang berhasil diidentifikasi ada sekitar 80 ribu spesies, namun jumlah spesiesnya bisa lebih dari itu. Nemathelminthes dibagi
menjadi dua kelas, yaitu Nematoda dan Nematophora. Pada uraian kali ini, akan dibahas mengenai beberapa spesies dari Nematoda yang
merupakan parasit pada manusia. a.
Ascaris lumbricoides cacing perut Cacing ini hidup di dalam usus halus manusia sehingga sering
disebut sebagai cacing perut.
Gambar Cacing Perut Ascaris lumbricoides Hewan ini merupakan hewan dioseus berbeda kelaminbukan
hermafrodit. Cacing ini hanya berkembang biak secara seksual. Telur yang dihasilkan mencapai sekitar 200 ribu buah per hari.
Cacing jantan dewasa memiliki tubuh yang lebih kecil dibanding cacing betina. Cacing jantan memiliki sepasang alat berbentuk kait
yang menyembul dari anus yang disebut spikula yang berfungsi
untuk membuka pori kelamin cacing betina dan memindahkan sperma saat kawin.
Infeksi dari cacing ini dapat menyebabkan penyakit askariasis
cacingan dan umumnya terjadi pada anak-anak.Infeksi ini terjadi jika seseorang mengkonsumsi makanan atau minuman yang tercemar
telur Ascaris. Siklus hidupnya dapat diliat pada gambar dibawah ini :
Gambar siklus hidup cacing perut Ascaris lumbricoides b.
Ancylostoma duodenale cacing tambang Dinamakan cacing tambang karena ditemukan di pertambangan
daerah tropis. Cacing ini hidup parasit dengan menyerap darah dan cairan tubuh pada usus halus manusia. Cacing ini ukurannya lebih
kecil dibanding dengan cacing perut. Cacing jantan dewasa ukurannya lebih kecil dibanding dengan cacing betina dewasa.
Cacing Ancylostoma memiliki 1-4 pasang kiat kitin atau gigi pada mulutnya. Kiat kitin ini berfungsi untuk menempel pada usus
inangnya.
Gambar cacing tambang
Di ujung posterior cacing tambnag jantan terdapat bursa kopulasi yang digunakan untuk menangkap dan memegang cacing betina saat
kawin. c.
Oxyuris vermicularis cacing kremi Disebut cacing kremi karena ukurannya kecil, sekitar 10-15 mm.
cscing ini hidup di dalam usus besar manusia. Cacing ini tidak menimbulkan penyakit berbahaya namum cukup mengganggu.
Cacing ini tidak memerlukan inang perantara untuk menginfeksi. Telur cacing kremi dapat tertelan bila kita memakan makanan yang
terkontaminasi telur cacing. Pengulangan daur infeksi cacing ini
umumnya secara autoinfeksi, yaitu dilakukan oleh penderita itu
sendiri. Cacing ini bertelur pada anus penderita dan menyebabkan rasa gatal dan jika penderita menggaruk bagian tersebut kemudia
tidak menjaga kebersihan tangannya, maka infeksi oleh cacing kremi akan terjadi kembali.
d. Wuchereria bancrofti cacing rambut
Cacing ini dinamakan pula cacing filarial. Cacing ini hidup di dalam pembuluh limfa dan dapat menyebabkan penyakit kaki gajah
elefantiasis yaitu pembengkakan tubuh.Pengbengkakan ini terjadi
karena akumulasi cairan dalam pembulih limfa yang tersumbat oleh cacing filarial dalam jumlah banyak. Cacing ini masuk ke dalam
tubuh melalui gigitan nyamuk Culex yang banyak terdapat di daerah tropis.
e. Trichinella spiralis
Cacing ini hidup pada otot manusia dan menyebabkan penyakit
trikhinosis kerusakan otot. Manusia yang terinfeksi cacing ini
karena memakan daging yang tidak dimasak dengan baik.