46
yang dilakukan ketika proses pembelajaran dengan menggunakan alat peraga Montessori dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan. Observasi ketika
pembelajaran yang sebelum menggunakan alat peraga Montessori dilakukan sebagai persiapan peneliti agar lebih memahami karakteristik kelas maupun
narasumber yang akan diteliti dan sebagai cara dalam mempermudah peneliti dalam menyusun instrumen pengamatan. Langkah awal yang dilakukan peneliti
sebelum melakukan observasi yaitu dengan membuat tabel perencanan observasi untuk mempermudah dalam membuat pedoman observasi yang akan
dilaksanakan. Kemudian, peneliti membuat kisi-kisi observasi untuk mengamati siswa dan guru. Observasi dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung
kepada narasumber penelitian ini. Observasi yang dilakukan selama pembelajaran dengan alat peraga Montessori dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan.
3.4.3 Dokumentasi
Sugiyono 2011: 326 menjelaskan bahwa dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah terjadi. Catatan tersebut bisa berupa tulisan, gambar, atau
karya monumental dari seseorang. Dokumentasi dapat mendukung hasil penelitian dari observasi maupun wawancara yang akan lebih dipercaya. Dokumentasi
menjadi sarana pembantu peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi. Dokumentasi dapat dilakukan dengan tanpa mengganggu objek atau suasana
penelitian. Peneliti dengan mempelajari dokumen-dokumen tersebut dapat mengenal budaya dan nilai-nilai yang dianut oleh objek Sarwono, 2006: 225.
3.5 Intrumen Penelitian
Penelitian kualitatif berbeda dengan penelitian kuantitatif karena yang menjadi instrumen dalam penelitian kualitatif, yaitu peneliti itu sendiri sehingga
peneliti sebagai instrumen harus “divalidasi” seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang selanjutnya terjun ke lapangan. Dalam penelitian ini,
peneliti melakukan validasi sendiri terhadap pemahaman metode kualitatif, penguasaan teori, dan wawasan terhadap bidang yang akan diteliti, serta kesiapan
peneliti untuk memasuki objek penelitian Sugiyono, 2014: 59. Moleong 2006: 168 juga menambahkan bahwa peneliti juga berperan sebagai perencana,
pelaksana pengumpulan data, analisis, penafsir data, dan pada akhirnya menjadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
pelapor hasil penelitiannya sendiri. Peneliti menjadi segalanya dari keseluruhan penelitiannya.
Penelitian ini menggunakan instrumen yang berasal dari peneliti itu sendiri dengan bantuan berupa pedoman wawancara dan observasi. Wawancara
digunakan sebagai alat untuk mengetahui pendapat guru dan siswa atas penggunaan alat peraga, sedangkan observasi digunakan untuk mengetahui
bagaimana pemahaman guru dan siswa selama menggunakan alat peraga Montessori. Observasi membantu peneliti dalam mendapatkan informasi lebih
lengkap dan menambah data apabila data wawancara yang dilakukan kurang memuaskan.
Peneliti menggunakan camera digital sebagai alat bantu untuk mempermudah merekam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga
Montessori. Rekaman dipusatkan pada narasumber yang digunakan oleh peneliti. Dalam merekam hasil wawancara, peneliti menggunakan handphone dan camera
digital. Dalam penelitian ini, peneliti harus memiliki bekal dalam terjun ke lapangan. Peneliti sendiri sudah sering melakukan kegiatan pengenalan ke
sekolah-sekolah maupun mengajar langsung ke anak didik di sekolah, antara lain pada semester II peneliti pernah mengajar pramuka di SD Kanisius Demangan
Baru selama satu semester. Kegiatan pramuka dilakukan seminggu sekali selama 2 x 35 menit setelah kegiatan pembelajaran di kelas berakhir. Pada semester
selanjutnya, yaitu pada semester III pernah dipercaya warga lingkungan Selokan Mataram untuk memberikan bimbingan belajar bimbel kepada anak-anak yang
masih SD untuk belajar bersama. Bimbel tersebut dilakukan seminggu sekali selama satu semester. Kegiatan tersebut juga terulang kembali pada semester
berikutnya, namun pada kesempatan kali ini dilakukan di lingkungan Jalan Bimakunting Demangan pada anak-anak yang masih SD. Dalam hal ini, kegiatan
tersebut bertujuan mendekatkan mahasiswa dengan siswa sekolah dasar dan memberikan pengalaman secara langsung bagaimana mengajarkan materi ajar
kepada siswa sekolah dasar di lingkungan SD maupun lingkungan masyarakat. Pada semester V, peneliti mendapatkan kesempatan mengikuti Program
Pengakraban Lingkungan Probaling guru di SD Negeri Kledokan 1 selama satu semester. Kegiatan dilakukan seminggu sekali dengan satu hari penuh berada di
48
lingkungan sekolah dengan menjalankan kegiatan belajar mengajar di kelas. Peneliti mendapatkan banyak bekal dalam mengajar dan melakukan pendekatan
kepada siswa maupun guru di sekolah tersebut. Kegiatan selanjutnya pada semester IV, peneliti mengikuti Program
Pengakraban Lingkungan Probaling Kepala Sekolah di SD Negeri Kebondalem Lor 1 selama satu semester dilakukan seminggu sekali selama sehari penuh.
Dalam kegiatan ini, peneliti mendapatkan banyak pengalaman dalam mengetahui apa saja tugas dan wewenang sebagai seorang kepala sekolah hingga mengikuti
rapat komite sekolah yang dipimpin langsung oleh kepala sekolah. Pada semester VIII peneliti mengikuti Program Pengalaman Lapangan PPL di SD Negeri
Keceme 1 selama tiga bulan dan dilaksanakan dari hari senin hingga sabtu dengan jam kerja sekolah. PPL sendiri bertujuan memberikan pengalaman nyata kepada
mahasiswa untuk semakin memiliki kecakapan guru secara professional dan bertanggungjawab. Selama kegiatan PPL tersebut peneliti memiliki kesempatan
yang sangat baik dalam memahami karakter kelas yang diteliti termasuk narasumber yang dijadikan subjek penelitian ini. Dari pengalan-pengalaman
tersebut, dapat menjadikan bekal bagi peneliti untuk terjun langsung ke lapangan dalam melakukan penelitian.
3.6 Kredibilitas dan Transferabilitas