Observasi Teknik Pengumpulan Data

44 berdasarkan kesepakatan bersama guru matematika kelas IVB, yakni narasumber dengan nilai mata pelajaran matematika di atas KKM, nilai KKM sedang, serta nilai KKM di bawah KKM. Beberapa prosedur yang dilakukan peneliti dalam mencari narasumber penelitian, sebagai berikut: a. Berkomunikasi langsung dengan guru mata pelajaran matematika kelas IVB sekaligus wali kelas IVB SD N Keceme 1 dan meminta kesediaannya untuk diwawancarai sekaligus meminta saran siapa saja siswa yang bisa diajak bekerja sama dengan peneliti. b. Menemui tiga siswa yang telah disarankan kemudian melakukan pendekatan dengan sering berkomunikasi dengan siswa tersebut sekaligus menanyakan kesediannya untuk diwawancarai. c. Mengatur jadwal wawancara kepada guru dan siswa yang dijadikan narasumber.

3.4.2 Observasi

Observasi yang digunakan untuk mendeskripsikan setting yang telah dipelajari, orang-orang yang terlibat, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, dan makna kejadian dilihat dari perseptif mereka yang terlibat dari hal yang sedang diamati. Observasi memungkinkan peneliti untuk lebih bersikap terbuka, berorientasi pada penemuan daripada pembuktian, dan lebih mendekatkan diri pada permasalahan yang sedang diteliti. Hal-hal yang diungkap dalam observasi akan memungkinkan peneliti untuk memperoleh data secara akurat Poerwandari: 2007, 136-137. Kegiatan observasi meliputi kegiatan dengan melakukan pencatatan yang sistematis dari setiap kejadian-kejadian, perilaku, objek yang dilihat maupun hal lain yang mendukung penelitian yang sedang dilakukan Sarwono, 2006: 224. Observasi memungkinkan peneliti dapat mengoptimalkan kemampuan dalam bidang kepercayaan, perhatian, perilaku tak sadar, kebiasaan. Peneliti juga dapat melihat apa yang dilihat oleh subjek penelitian, kejadian ketika peristiwa terjadi, menangkap arti pegalaman dari segi pengertian maupun pemahaman subjek pada keadaan ketika peristiwa tersebut. Observasi memberikan kemampuan peneliti untuk merasakan apa yang dirasakan maupun dihayati subjek PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45 sehingga memungkinkan peneliti juga menjadi sumber data dan pembentukan pengetahuan akan terbentuk, baik dari pihak peneliti maupun subjek Moleong, 2006: 175. Tohirin 2012: 62 menyebutkan bahwa observasi memiliki keuntungan sebagai cara utama pengumpulan data karena data yang didapat berdasrkan pengalaman langsung, memungkinkan peneliti melihat dan mengamati sendiri, diharapkan mampu menghindari kekeliruan dan bias karena kurang mampu mengingat data hasil wawancara, dan membantu peneliti dalam memahami kejadian yang rumit. Metode yang digunakan ketika peneliti melakukan observasi pada penelitian ini yaitu dengan menggunakan catatan anekdot. Catatan anekdot adalah catatan rekaman mengenai kejadian-kejadian yang berlangsung selama situasi berlangsung. Umumnya pencatatan difokuskan pada narasumber siswa yang sedang menjadi perhatian guru, sehingga hal-hal penting yang berhubungan dengan catatan-catatan anekdot semacam ini akan memberikan deskripsi atau gambaran tentang pola tingkah laku murid yang bersangkutan Supratiknya, 2012: 47. Dalam penelitian ini, peneliti sendiri menggunakan catatan anekdot tematik karena peneliti mencatat hal-hal penting yang sesuai dengan tema. Menurut pendapat Mehrens dan Lehman dalam Supratiknya, 2012: 47 catatan anekdot yang baik harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1. Berupa deskripsi singkat peristiwa faktual. 2. Catatan tersebut tidak boleh mengandung inferensi atau kesimpulan, pendapat, atau penilaian dari pihak pengamat. 3. Catatan tersebut harus berisi rekaman critical incident atau kejadian penting mengenai murid. 4. Setelah memperoleh rekaman yang dirasa cukup, pengamat diperbolehkan membuat kesimpulan mengenai adanya pola perilaku tertentu pada subjek yang menjadi sasaran pengamat. Observasi yang dilakukan peneliti pada penelitian ini adalah obeservasi sosio cultural, dan observasi selama berlangsungnya proses pembelajaran. Observasi sosio cultural dilakukan sebanyak satu kali. Observasi dilakukan selama proses pembelajaran sebelum menggunakan alat peraga Montessori sebanyak dua kali obeservasi untuk mendapatkan data yang lengkap dan observasi 46 yang dilakukan ketika proses pembelajaran dengan menggunakan alat peraga Montessori dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan. Observasi ketika pembelajaran yang sebelum menggunakan alat peraga Montessori dilakukan sebagai persiapan peneliti agar lebih memahami karakteristik kelas maupun narasumber yang akan diteliti dan sebagai cara dalam mempermudah peneliti dalam menyusun instrumen pengamatan. Langkah awal yang dilakukan peneliti sebelum melakukan observasi yaitu dengan membuat tabel perencanan observasi untuk mempermudah dalam membuat pedoman observasi yang akan dilaksanakan. Kemudian, peneliti membuat kisi-kisi observasi untuk mengamati siswa dan guru. Observasi dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung kepada narasumber penelitian ini. Observasi yang dilakukan selama pembelajaran dengan alat peraga Montessori dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan.

3.4.3 Dokumentasi