19
dipengaruhi  oleh  perbedaan  tiap  individu,  seperti  perbedaan  kepribadian,  sikap, maupun motivasi.
Berdasarkan  penjelasan  diatas,  persepsi  dalam  penelitian  ini  berarti bagaimana seseorang itu memaknai pengalaman yang telah dialaminya mengenai
pengalaman  setelah  menggunakan  alat  peraga  Montessori  yang  memungkinkan dapat  mempengaruhi  seseorang  tersebut  dalam  konteks  persepsinya.  Persepsi
tersebut  bisa  berupa  perasaan,  sikap,  prasangka,  keinginan,  atau  hanya  fokus, proses  belajar,  minat,  motivasi,  penngetahuan  maupun  informasi  yang  diperoleh
dan pemahaman terhadap alat peraga berbasis Montessori.
2.1.4.2 Persepsi terhadap Penggunaan Alat Peraga Montessori
Pengiriman  informasi  maupun  pengetahuan  bisa  berjalan  efektif  apabila memperhatikan  faktor-faktor  psikologis  yang  terdapat  pada  siswa  maupun  guru,
salah satunya mencangkup aspek kognitif. Salah satu  aspek tersebut  yang paling penting adalah persepsi. Persepsi dapat dipengaruhi oleh sikap terhadap objek dan
dipicu  oleh  suatu  kejadian  yang  mengaktifkan  sikap.  Persepsi  merupakan  suatu proses  masuknya  informasi  ke  dalam  otak  yang  diterima  melalui  indera  yang
kemudian  menginterpretasikannya  lewat  apa  yang  diterimanya.  Persepsi  juga dipengaruhi  oleh  sikap  individu  terhadap  objek  dan  dipicu  oleh  suatu  kejadian
yang  mempengaruhi  perilakunya  sehingga  objek  yang  terbentuk  berhubungan dengan  objek-objek  melalui  proses  persepsi  terhadap  objek  tersebut  Suharnan,
2005: 51. Persepsi dibagi menjadi dua, yaitu persepsi positif dan persepsi negatif. Apabila objek  yang dipersepsi  bisa diterima secara rasional  dan emosional  maka
individu  akan  mempersepsikan  positif  atau  bisa  cenderung  untuk  menyukai  dan menanggapi  objek  yang  dipretasikan. Apabila objek  yang dipersepsi  tidak sesuai
dengan  penghayatannya,  persepsi  negatif  atau  cenderung  menjauhi,  menolak, bahkan  menanggapinya  secara  berlawanan  terhadap  objek  persepsi  tersebut
Muchtar,  2012:  13-14.  Persepsi  positif  dan  negatif  yang  muncul  pada  individu berasal  dari  pengalaman  yang  dialaminya  dan  menimbulkan  sikap  tertentu  pada
objek  tersebut  serta  akan  muncul  sikap  yang  berpengaruh  pada  tindakan selanjutnya,  dengan  begitu  persepsi  dapat  mempengaruhi  intensitas  seseorang
dalam melakukan tindakan selanjutnya.Berikut ini adalah gambar bagan persepsi Walgito, 2003: 116:
20
Gambar 2.1 Gambar bagan persepsi Walgito Selanjutnya peneliti memodifikasi bagan persepsi tersebut dengan persepsi
penelitian  ini.  Pada  bagan  persepsi  yang  telah  dimodifikasi  terdapat  perbedaan, yakni  terdapat  empat  tahapan  yang  saling  berkesinambungan  demi  mendapatkan
persepsi  terhadap  objek  yang  diterima.  Tahap  awal  dimulai  dari  pengalaman narasumber  berupa  hasil  belajar,  pemikiran,  dan  perasaan  yang  dialami
narumsumber.  Selanjutnya,  pengalaman  menuju  ke  tahap  persepsi  narasumber yang  terdiri  dari  persepsi  positif  maupun  persepsi  negatif.  Kemudian,sikap
narasumber  setelah  mempersepsikan  suatu  objek.  Tahap  yang  terakhir  adalah tindakan  narasumber  yang  telah  dipengaruhi  oleh  pengalaman,  persepsi,  dan
sikap. Keempat tahapan tersebut saling berkaitan..
keyakinan proses belajar
pengalaman pengetahuan
PERSEPSI
objek Faktor-faktor
lingkungan yang berpengaruh
kognisi afeksi
sikap kepribadian
evaluasi
Senang tidak senang
bertindak
21
Berikut  ini  merupakan  bagan  persepsi  yang  telah  dimodifikasi,  sebagai berikut:
Gambar 2.2 Gambar persepsi yang telah dimodifikasi Peneliti  akan  menjelaskan  penjabaran  dari  bagan  di  atas  Walgito,  2003:
116 yang telah dimodifikasi, sebagai berikut: 1.
Pengalaman Pengalaman  pada  tahap  ini  merupakan  tahap  paling  awal  dalam
tahapan  persepsi.  Pengalaman  bisa  berupa  pengalaman  belajar narasumber
menggunakan alat
peraga berbasis
Montessori. Penggunaan  alat  peraga  merupakan  bagian  dari  pengalaman  guru
maupun siswa dalam proses pembelajaran. Pengalaman memunculkan hasil  belajar  narasumber,  pemikiran  serta  perasaan  yang  dialami
langsung oleh narasumber. 2.
Persepsi Setelah  narasumber  mendapatkan  pengalaman  belajar  dengan  alat
peraga  berbasis  Montessori,  muncul  tanggapan,  respon  serta  perasaan narasumber  terhadap  alat  peraga  tersebut.  Ketiga  hal  tersebut  dapat
mempengaruhi  persepsi  guru  maupun  siswa.  Persepsi  yang  muncul dapat  berupa  persepsi  positif  dan  atau  persepsi  negatif  tergantung
bagaimana narasumber menerima perlakuan. 3.
Sikap Persepsi  yang  muncul  membentuk  sikap  yang  akan  dikeluarkan  guru
maupun  siswa,  bisa  berupa  persepsi  positif  atau  persepsi  negatif. Kemudian  sikap  akan  mempresentasikan  dari  apa  yang  telah
hasil belajar pemikiran
perasaan pengalaman
persepsi
tindakan sikap
kepercayaan perilaku
perasaan
22
dipersepsikannya  contohnya  kepercayaan,  perasaan,  dan  perilaku. Persepsi dan sikap akan saling berkaitan.
4. Tindakan
Tindakan  merupakan  tahap  terakhir  setelah  guru  maupun  siswa mendapatkan pengalaman kemudian mempersepsikannya bisa berupa
persepsi positif
ataupun persepsi
negatif dan
selanjutnya menginterpretasikan  melalui  sikap.  Dari  ketiga  tahap  tersebut
mempengaruhi tindakan narasumber selanjutnya. Proses  kegiatan  pembelajaran  yang  dialami  guru  dan  siswa  memberikan
pengalaman  baru.  Pengalaman  tersebut  membentuk  persepsi  positi  atau  bahakan negatif  tergantung  dari  apa  yang  dirasakannya  selama  menerima  pengalaman
tersebut. Pengalaman yang dirasa kurang baik akanmemunculkan persepsi negatif dan  apabilapengalaman  yang  dirasa  sangat  baik  akan  memunculkan  persepsi
positif. Persepsi  sangat  erat  kaitannya dengan hal-hal  apa saja  yang diterimanya. Semua itu berdampak pada bagaimana dia bersikap. Sikap akan terlontar melalui
inderanya.  Di  dalam  munculnya  sikap  terdapat  kepercayaan,  perasaan,  dan perilaku.  Sikap  yang  diterapkan  bisa  sangat  berpengaruh  pada  tindakan
narasumber selanjunya. Semakin baik tahapan  yang diterima sejak awal  semakin baik  pula  tindakan  yang  dilakukan.  Penelitian  ini  mengharapkan  guru  maupun
siswa  mendapatkan  pengalaman  baru  yang  sangat  berarti  bagi  tercapinya pembelajaran  yang  lebih  baik.  Alat  peraga  kotak  pecahan  berbasis  Montessori
dapat  difungsikan  dengan  semestinya  sehingga  terdapat  peningkatan  kualitas pengalaman yang bermakna.
Setelah mendapatkan pengalaman menggunakan alat peraga kotak pecahan guru  dan  siswa  dapat  mempretasikan  apa  yang  telah  diperolehnya  secara  positif.
Alat  peraga  ini  diharapkan  mampu  meningkatkan  motivasiguru  dan  siswa  dalam pembelajaran. Guru juga tidak lagi hanya bergantung pada media papan tulis saja
karena siswa berhak mendapatkan pengalaman belajar yang lebih baik. Contohnya dengan  alat  peraga  kotak  pecahan.  Siswa  juga  lebih  semangat  dalam  belajar
apabila  penggunaan  alat  peraga  terus  dikembangkan  lagi  oleh  guru.  Siswa  tidak lagi  hanya  duduk  diam  mendengarkan  ceramah  dari  guru,  siswa  juga  bisa  turut
aktif  mengaplikasikan  imajinasinya  melalui  alat  peraga  sehingga  muncul  rasa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
senang  dalam  pembelajaran.  Pemahaman  mengenai  konsep  materi  pembelajaran semakin bertambah dengan penggunaan alat peraga berbasis Montessori ini.
Persepsi muncul setelah narasumber menerima pengalaman menggunakan alat  peraga  ini  yang  selanjutnya  berpengaruh  terhadap  sikap  yang  dikeluarkan
yang  didalamnya  bisa  berupa  kepercayaan,  perasaan,  dan  perilaku.  Seperti contohnya  ketika  siswa  sudah  merasa  nyaman  belajar  dengan  menggunakan  alat
peraga  maka  guru  tidak  lagi  merasa  khawatir  dengan  pembelajaran  yang memakan  banyak  waktu.  Alat  peraga  membantu  guru  dalam  menghemat  waktu
pembelajaran  karena  siswa  secara  mandiri  menggunakan  alat  peraga  meskipun dengan  bimbingan  guru.  Kemudian  muncul  persepsi  bahwa  dengan  alat  peraga
guru  dapat  memiliki  waktu  yang  lebih  untuk  memperhatikan  siswa  secara individu,  dengan begitu  munculah persepsi  positif untuk  terus  menggunakan alat
peraga  sebagai  media  pembelajaran.  Persepsi  tersebut  mempengaruhi  sikap  dan tindakan  selanjutnya.  Akibat  yang  muncul  yaitu  intensitas  guru  maupun  siswa
semakin bertambah. Sehubungan dengan hal tersebut persepsi itu mulai berperan dalam  proses  transfer  informasi  dan  pengetahuan  dengan  menggunakan  media
pembelajaran yang baru.
2.1.5 Matematika