Metode Montessori Kajian Pustaka

8 Pada tingkat ini, konsep-konsep yang tidak ada pada waktu lahir, seperti konsep ruang, waktu, kausalitas, berkembang, dan terinkoporasi ke dalam pola perilaku anak. 2. Tingkat Pra-operasional 2-7 tahun Pada tingkat pra-operasional, anak belum mampu melakukan operasi mental, seperti menambah, mengurangi, dan lain-lain. 3. Tingkat Operasional Konkret 7-11 tahun Tingkat ini merupakan tahap awal anak dalam berpikir rasional. Anak- anak mulai memahami masalah konkret dihadapinya. Nilai sosial mulai dikenalnya melalui komunikasinya, sehingga mereka berusaha untuk mengerti orang lain dan mengemukakan perasaan maupun gagasan- gagasan mereka pada orang dewasa dan teman-temannya. 4. Tingkat Operasional Formal 11 tahun Pada tingkat ini, anak sudah memiliki kemampuan berpikir abstrak dan perlu bantuan hal-hal konkret untuk memahami sesuatu yang belum diketahuinya. Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa siswa SD berada pada usia 7-12 tahun termasuk di dalamnya adalah siswa kelas IV SD dimana anak memiliki kemampuan berpikir yang rasional dan kemampuan sosialnya mulai berkembang. Anak akan lebih mudah untuk dilatih dengan kemampuan menangkap informasi karena pada masa ini, rasa ingin tau anak akan membuat anak terus ingin belajar. Anak membutuhkan media seperti halnya alat peraga untuk memahami apa yang diajarkan oleh orang dewasa dalam belajar. Anak akan lebih tertarik dan pemahamnnya akan semakin sempurna.

2.1.2 Metode Montessori

Maria Montessori adalah salah satu pendidik besar yang berdedikasi menggunakan kemampuan ilmiah-ilmiah, pengalaman, dan wawasannya untuk mengembangkan sebuh metode pendidikan yang dikenal sekarang sebagai metode Montessori. Anak tunggal dari Alessandro Montessori ini lahir pada 31 Agustus 1870, di Chiaravalle, Ancona, Italia Montessori, 2013: 1. Montessori merupakan perempuan pertama yang diterima di sekolah kedokteran di Universitas Roma. Hal tersebut membuka jalannya untuk menentang aturan-aturan dan praktik- PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9 praktik diskriminasi terhadap perempuan Montessori, 2013: 6 sampai akhirnya dia menjadi perempuan istimewa pertama di Italia yang meraih gelar doktor di bidang kedokteran. Ketercapaiannya dalam bidang kedokteran membawanya berpengaruh pada pergerakan perempuan Eropa Montessori, 2013: 7. Montessori menjadi ilmuan yang mendorong kaum perempuan untuk menjadi seperti dirinya yang menolak diskriminasi terhadap kaum perempuan. Pada tahun 1897, Montessori memutuskan bergabung sebagai seorang asisten sukarela untuk meneliti tesisnya di Clinica Psichiatrica, Universitas Roma. Penelitiannya tersebut membawanya pada pendidikan anak usia dini Montessori, 2013: 9 dan Magini, 2013: 25. Dia bertugas memberikan konsultasi dan terapi pasien yang didiagnosa memiliki gangguan saraf dan cacat mental, sehingga tergugah minatnya untuk mencari solusi terhadap kemalangan anak-anak tunagrahita dengan mencari informasi tentang penanganan anak-anak tersebut Magini, 2013: 25. Dia berupaya mengungkap sebab dan obat dari penyakit- penyakit manusia yang dikhususkan pada penyakit pikiran. Dia mempelajari secara mendalam literatur tentang penyakit-penyakit mental dan gangguan kejiwaan melalui tulisan dan penelitian Jean-Marc Gaspard Itard 1774-1838 dan Edouard Seguin 1812-1880 Montessori, 2013: 9-10 dan Magini, 2013: 25. Montessori diberikan kesempatan untuk menciptakan sekolah “Casa dei Bambini” yang berarti “Rumah Anak-anak” yang berfungsi sebagai laboratorium untuk menguji ide-idenya. Sekolah tersebut berdiri pada tahun 1907 di sebuah wilayah miskin di Roma yang dimaksudkan untuk memecahkan masalah pengasuhan bagi anak-anak karena ketika para orang tua yang tinggal diperumahan tersebut pergi bekerja, anak-anak mereka yang dibawah usia sekolah ditinggal di rumah 21. Ibu-ibu akan bekerja dengan perasaan lega dan bebas ketika meninggalkan anak-anaknya. Montessori 2013: 76 mendefinisikan sekolah sebagai sebuah lingkungan dimana anak-anak akan berkembang secara bebas dan dapat mengeksplor kemampuan-kemampuan alami mereka. Pembelajaran yang sebenarnya berasal dari kebebasan anak-anak untuk memilih sendiri apa yang mereka ingin lakukan dan dibutuhkan seorang pengajar untuk menyempurnakannya, sehingga anak-anak PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10 secara alamiah dan enerjik berusaha untuk mencapai kemandirian. Arti kemandirian bagi anak adalah kebebasan untuk melakukan hal yang membuat mereka bebas dari campur tangan orang dewasa. Montessori menyetakan, “Sebuah ruang dimana semua anak bergerak secara produktif, cerdas, dan sukarela, tanpa melakukan aksi yang kasar, akan tampak sebagai sebuah kelas yang berdisiplin” Montessori, 2013: 77. Montessori, sebagai tokoh pendidikan Sudono, 2010: 2 menekankan bahwa ketika anak bermain, maka anak secara spontan akan mempelajari dan menyerap semua yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Lingkungan atau alam sekitar yang mengundang anak untuk menyenangi apa yang sedang ia pelajari. Bila kita menyediakan peralatan konkret, seperti alat mencuci piring, baju, alat masak maka akan semakin nyata kehidupan imajinasi yang sedang timbul dalam diri anak. Menurut Montessori, ada tiga ciri utama pembelajaran yang diberikan secara individual Montessori, 2013: 192, yaitu: 1. Singkat. Pembelajaran harus singkat. Semakin sedikit kata-kata yang diberikan maka semakin baik pula suatu pembelajaran, sehingga pendidik harus tepat dalam memilih kata-kata yang dibutuhkan anak. 2. Sederhana. Pembelajaran itu harus sederhana. Anak akan terbantu dalam memahami objek yang dipelajari apabila pendidik mampu memilih dan menempatkan kata-kata yang sederhana pun harus mengarah pada kebenaran. 3. Objektif. Pembelajaran harus bersifat objektif. Pembelajaran haruslah disampaikan dengan sebuah cara, bukan menonjolkan guru melainkan pada objek yang ingin diterangkan. Sebagai guru tidak diperbolehkan memusatkan hanya kepada satu objek saja, namun harus secara keseluruhan. Sama halnya dengan penjelasan yang disampaikan haruslah sesuai dengan objek yang akan dipelajari. Menurut Montessori 2013: 78-80, metode Montessori memiliki prinsip bahwa pendidikan seorang anak harus muncul dari dan bertetapan dengan tahap- PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11 tahap perkembangan anak yang setiap tahapnya membutuhkan jenis pembelajaran yang dirancang secara tepat dan spesifik. Montessori 2013: 79 mengidentifikasi tiga periode perkembangan: a P eriode “otak penyerap” dari lahir hingga enam tahun. Selama periode penting ini anak terlibat dalam penyerapan kesan-kesan dan informasi-informasi indrawi dari lingkungan karena anak mulai membangun kepribadian dan kecerdasan mereka sendiri melalui aktivitas-aktivitas mereka dalam mengeksplorasi lingkungan sehingga anak mulai memperoleh bahasa dan kebudayaan dari pengalamannya. b Periode enam hingga duabelas tahun. Pada periode ini keterampilan dan kemampuan yang dimiliki akan terus berkembang lebih lanjut dilatih, diperkuat, disempurnakan, dan dikembangkan. c Periode duabelas hingga delapanbelas tahun. Pada periode ini, sangat remaja berusaha untuk memahami peran-peran sosial dan ekonomi dan berusaha menemukan posisinya di tengah-tengah masyarakat. Perubahan fisik yang besar, dimasa remaja sedang berusaha untuk menuju kematangan sempurna. Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa siswa SD berada pada periode 6-12 tahun termasuk di dalamnya adalah siswa kelas IV SD dimana keterampilan dan kemampuan yang dimiliki akan terus berkembang.

2.1.3 Alat Peraga