24
dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Matematika sangat erat hubungannya dengan kehidupan sehari-hari.
Pada dunia pendidikan formal, matematika merupakan sebuah bidang studi pada jenjang pendidikan, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan
tinggi. Teorinya dalam studi pendidikan dimasukkan sebagai bagian dari ide-ide abstrak yang berisi simbol-simbol, sehingga dibutuhkan pemahaman sebelum
memanipulasi simbol-simbol itu Susanto, 2013: 7. Guru menekankan pembelajaran matematika bukan pada pemahaman siswa terhadap konsep dan
operasinya, melainkan pada pelatihan simbol-simbol matematika yang menekankan pada pemberian informasi dan latihan penerapan alogaritma. Guru
bergantung pada metode ceramah, siswa yang pasif, sedikit tanya jawab, dan siswa mencatat dari apa yang dituliskan guru di papan tulis. Dari pengalaman
yang tidak mengenakan itu, hendaknya pembelajaran di kelas ditekankan pada keterkaitan konsep-konsep matematika dengan pengalaman sehari-hari. Hal itulah
pembelajaran matematika membutuhkan media pembelajaran yang dalam hal ini alat peraga sebagai jembatannya guna mengaitkan konsep matematika dengan
kehidupan sehari-hari. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat. Media sangat penting untuk menarik
minta belajar siswa dan membuat siswa antusias dengan materi yang diberikan dan dapat meningkatkan prestasi siswa Sundayana, 2015: 24-25.
2.1.5.2 Materi Pembelajaran Matematika di SD
Peserta didik sebaiknya diberikan mata pelajaran matematika sejak di sekolah dasar agar mereka dibekali dengan kemampuan berpikir logis, analitis,
sistematik, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerjasama Daryanto, 2012: 240. Dalam mengembangkan kemampuan kreativitas siswa, guru harus mampu
membangun kemampuan berpikir siswa serta kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru siswa sebagai upaya meningkatkan penguasa yang baik
terhadap matematika Susanto, 2013: 186. Tujuan pembelajaran tersebut menghasilkan ketercapaian yang maksimal apabila pembelajaran berjalan secara
efektif. Menurut Depdiknas dalam Susanto, 2013: 190 menjabarkan tujuan
pembelajaran matematika di sekolah dasar, secara khusus sebagai berikut: a PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep, dan mengaplikasikan konsep atau algotitma, b menggunakan penalaran pada pola
dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika, c memecahkan masalah
yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan
model, dan
menafsirkan solusi
yang diperoleh,
d mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk
menjelaskan keadaan atau masalah, d memiliki sikap menghargai penggunaan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Guru diharapkan dapat menciptakan
kondisi dan situasi pembelajaran yang menuntut siswa aktif membentuk, menemukan, dan mengembangkan pengetahuannya.
Menurut Sundayana 2015: 25-26, konsep-konsep dalam matematika itu abstrak, sedangkan pada umumnya siswa berpikir dari hal-hal konkret menuju hal-
hal abstrak, maka salah satu jembatan penghubungnya agar siswa mampu berpikir abstrak tentang matematika berupamedia pembelajaran khususnya alat peraga.
Sesuai dengan tahap perkembangan anak SD yang masih berada pada tahap operasional konkret, maka siswa SD dapat menerima konsep-konsep matematika
yang abstrak melalui benda-benda konkret. Untuk membantu hal-hal tersebut maka dilakukan manipulasi-manipulasi obyek yang digunakan untuk belajar
matematika yang biasa disebut alat peraga. Dengan adanya media pembelajaran atau alat peraga, siswa lebih banyak memfokuskan untuk mengikuti pelajaran
matematika dengan senang sehingga minatnya mempelajari matematika semakin besar.
2.1.5.3 Materi penjumlahan dan Pengurangan Pecahan kelas IV SD