Wawancara Teknik Pengumpulan Data

42 3. Dokumen kualitatif. Peneliti mengumpulkan dokumen-dokumen kualitatif yang berupa dokumen publik, seperti laporan ataupun dokumen pribadi. 4. Materi audio dan visual. Pengumpulan data dapat berupa foto, videotape, dan sebagainya. Dalam penelitian yang dilakukan di SD Negeri Keceme 1 peneliti menggunakan beberapa metode pengumpulan data, di antaranya wawancara dan observasi pengamatan sebagai alat utama dalam pengumpulan data.

3.4.1 Wawancara

Wawancara merupakan tanya jawab dan percakapan dilakukan untuk memperoleh informasi maupun pengetahui mengenai topik yang diteliti dan bermaksud melakukan eksplorasi terhadap isu tersebut yang digali melalui individu yang menjadi subjek penelitian Poerwandari, 2007: 146. Sugiyono 2011: 316 menjelaskan bahwa wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data jika peneliti ingin menemukan permasalahan yang harus diteliti atau juga mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam. Esterbeg dalam Sugiyono, 2011: 317-320 menjabarkan macam-macam wawancara, yaitu: 1 Wawancara terstruktur, peneliti telah menyiapkan instrumen penelitian yang berupa pertanyaan-pertanyaan yang sama kemudian diajukan kepada responden. 2 Wawancara semistruktur, di mana dalam pelaksanaannya semua bisa lebih fleksibel. Teknik wawancara semistruktur bertujuan untuk menemukan masalah agar lebih terbuka dengan dapat meminta pendapat maupun ide dari pihak yang diwawancarai. 3 Wawancara tidak terstruktur, di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang lebih terstruktur. Pedoman wawancara yang digunakan berupa garis besar dari permasalahan yang ditanyakan sehingga peneliti dapat mendaptkan jawaban yang lengkap. Sarwono 2006: 224 menambahkan bahwa dengan menggunakan wawancara, keberhasilan dalam mendapatkan data atau informasi dari objek yang diteliti sangat bergantun dari kemampuan peneliti sendiri dalam melakukan wawancara. Teknik wawancara memiliki keunggulan, yaitu memungkinkan peneliti mendaptkan jumlah data yang banyak. 43 Dari penjelasan di atas, peneliti dalam penelitian ini lebih menggunakan wawancara semi terstruktur yakni peneliti bisa lebih fleksibel dalam melakukan wawancara. Peneliti bisa lebih terbuka dalam memberikan pertanyaan dan narasumber pun bisa lebih terbuka dalam memberikan jawaban sehingga wawancara jenis ini sesuai dengan penelitian ini yang ingin mengetahui persepsi guru dan siswa atas penggunaan alat peraga Montessori. Meskipun begitu, tetap ada batasan tema dan alur pembicaraan sesuai dengan pedoman wawancara yang telah dibuat. Pedoman wawancara dapat dijadikan patokan dalam mengatur alur pembicaraan antara peneliti dengan narasumber. Wawancara harus lebih terarah. Peneliti akan membatasi alur pembicaraan seiring dengan berkembangnya jawaban narasumber. Pertanyaan juga dapat berkembang apabila peneliti menemukan hal penting yang dapat menunjang pengumpulan data yang lebih lengkap, namun masih dalam batas konsep tujuan penelitian. Hasil wawancara dapat digunakan sebagai informasi yang dapat menambah data yang diterima. Wawancara dilakukan sebelum narasumber menggunakan alat peraga Montessori dalam pembelajaran dan setelah narasumber menggunakan alat peraga Montessori dalam proses pembelajarannya. Dari situ akan didapat informasi yang jelas sehingga peneliti dapat mengumpulkan data yang lebih lengkap. Melalui wawancara, peneliti dapat melihat emosional narasumber secara langsung ketika mengungkapkan apa yang dirasakan. Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan kepada empat narasumber yaitu satu narasumber merupakan guru matematika kelas IV dan tiga narasumber merupakan siswa kelas IV. Wawancara dilakukan sebelum narasumber melakukan pembelajaran menggunakan alat peraga berbasis Montessori dan setelah narasumber melakukan pembelajaran menggunakan alat peraga Montessori. Penelitian ini menggunakan sampling purposive, yaitu teknik penentuan sampel menggunakan pertimbangan tertentu Sugiyono, 2011: 126. Pertimbangan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah dengan mempertimbangkan prestasi matematika yang dilihat dari KKM, bisa diajak komunikatif dengan peneliti dan mampu bekerja sama dengan peneliti. Dalam penelitian ini narasumber dipilih berdasarkan kelas eksperimen pada penelitian eksperimen sebanyak tiga siswa 44 berdasarkan kesepakatan bersama guru matematika kelas IVB, yakni narasumber dengan nilai mata pelajaran matematika di atas KKM, nilai KKM sedang, serta nilai KKM di bawah KKM. Beberapa prosedur yang dilakukan peneliti dalam mencari narasumber penelitian, sebagai berikut: a. Berkomunikasi langsung dengan guru mata pelajaran matematika kelas IVB sekaligus wali kelas IVB SD N Keceme 1 dan meminta kesediaannya untuk diwawancarai sekaligus meminta saran siapa saja siswa yang bisa diajak bekerja sama dengan peneliti. b. Menemui tiga siswa yang telah disarankan kemudian melakukan pendekatan dengan sering berkomunikasi dengan siswa tersebut sekaligus menanyakan kesediannya untuk diwawancarai. c. Mengatur jadwal wawancara kepada guru dan siswa yang dijadikan narasumber.

3.4.2 Observasi