Komunikasi dalam Proses Belajar Mengajar

xxxix dalam mengorganisasikan dan mengekspresikan gagasan secara logis, jelas, dan runtut, baik secara produktif maupun reseptif.

2. Pembelajaran Bahasa

a. Komunikasi dalam Proses Belajar Mengajar

Dalam teori komunikasi communication theory nya Gleason, 1957 dalam Sri Utari Subyakto Nababan 1993: 153 dikatakan bahwa dalam proses komunikasi terdapat unsur-unsur yang dianggap esensial, yaitu : 1 Kode, yaitu seperangkat tanda-tanda yang diatur sebelumnya tanpa paksaan dan alamiah dan secara “sewenang-wenang arbitrer ”. 2 Jalur channel yang digunakan untuk menyampaikan kode itu. Ini dapat berupa udara, radio, TV, telepon, dan suara manusia. 3 Proses encoding yakni proses mengadakan seleksi tanda-tanda mana dalam suatu kode yang akan dimasukkan melalui jalur tertentu. 4 Alat encoder, yakni manusia atau alat yang melakukan proses encoding itu. 5 Proses decoding, yakni cara bagaimana tanda-tanda itu diidentifikasikan, dan bagaimana suatu respon menjadi hasil. Dalam berbahasa, yang disebut kode ialah bahasa apa yang digunakan; jalur ialah suara manusia yang mengeluarkan bunyi-bunyi yang disebut bahasa; proses encoding ialah proses memilih dan mengatur ide-ide dalam bentuk bahasa, alat encoder ialah orang yang mengerjakan proses encoding itu, proses decoding ialah proses kebalikan dari encoding, sehingga dikerjakan oleh penerima kode, yakni mengidentifikasikan bunyi-bunyi dan mengubah kode menjadi ide-ide atau konsep- konsep. Selanjutnya decoder ialah orang yang menerima kode itu. xl Untuk mewujudkan interaksi belajar mengajar yang baik diperlukan adanya komunikasi yang jelas antara guru pengajar dan siswa belajar, sehingga terpadunya dua kegiatan, yakni kegiatan mengajar guru dan kegiatan belajar tugas siswa dapat berdaya guna dalam mencapai tujuan pembelajaran. Sering dijumpai kegagalan pembelajaran disebabkan lemahnya sistem komunikasi. Untuk itulah guru perlu mengembangkan pola komunikasi yang efektif dalam proses pembelajaran. Ada tiga pola komunikasi yang dapat digunakan untuk mengembangkan interaksi dinamis antara guru dan siswa, yaitu a pola komunikasi satu arah, b pola komunikasi dua arah, dan c pola komunikasi banyak arah Nana Sudjana, 2000: 31-32 Berikut dijelaskan ketiga jenis pola komunikasi tersebut. Komunikasi sebagai aksi atau komunikasi satu arah. Dalam komunikasi ini guru berperan sebagai pemberi aksi dan siswa sebagai penerima aksi. Contoh komunikasi satu arah yaitu ceramah. Di sini guru berperan aktif dan siswanya pasif. Komunikasi ini kurang banyak menghidupkan kegiatan siswa belajar. Komunikasi sebagai interaksi atau komunikasi dua arah. Dalam komunikasi ini peran guru dan siswa sama yakni pemberi dan penerima aksi. Keduanya saling bertukar peran dan saling melengkapi untuk mencapai tujuan. Komunikasi ini lebih baik dibandingkan dengan jenis komunikasi yang pertama. Contoh komunikasi dua arah yaitu tanya jawab. Komunikasi banyak arah atau komunikasi sebagai transaksi. Dalam komunikasi ini tidak hanya terjadi interkasi antara guru dan siswa, akan tetapi melibatkan interkasi yang dinamis antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya. Proses pembelajaran dengan pola komunikasi ini mengarah kepada proses xli pembelajaran yang mengembangkan kegiatan siswa secara optimal sehingga menumbuhkan siswa belajar secara aktif. Diskusi dan simulasi merupakan strategi yang dapat mengembangkan komunikasi. Untuk mencapai hasil belajar yang optimal dianjurkan agar guru membiasakan diri menggunakan komunikasi sebagai transaksi. Pendekatan Cara Belajar Siswa Aktif CBSA sebagai implikasi pembelajaran bahasa yang digalakan saat ini merupakan wujud dari komunikasi transaksi di mana guru tidak cenderung otoriter, dapat mengaktifkan siswa, dan diharapkan siswa menjadi kreatif. Komunikasi sebagai transaksi akan menyebabkan guru pada posisi sebagai pemimpin belajar atau pembimbing belajar atau fasilitator belajar. Sebaliknya, siswa di samping sebagai objek dapat pula berperan sebagai subjek. Sungguhpun demikian jika proses pembelajaran tidak terkontrol, seiring partisipasi dan keaktifan belajar siswa menjadi tidak terarah, atau hanya diskusi oleh beberapa orang siswa saja. Oleh sebab itu, sebaiknya digunakan kombinasi tersebut dengan memberi tekanan yang paling besar pada pola komunikasi sebagai transaksi. Proses pengajaran berkaitan erat dengan tujuan yang akan dicapai. Untuk itu seorang guru harus menentukan komunikasi yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran, sifat bahan pelajaran, sumber belajar yang tersedia, karakteristik kelas, dan kemampuan guru itu sendiri.

b. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa