lxxiv mengelola program pembelajaran, c guru mampu mengelola kelas, d guru mampu
menggunakan media dan sumber pembelajaran, e guru menguasai landasan-landasan kependidikan, f guru mampu mengelola interaksi pembelajaran, g guru mampu
menilai prestasi belajar siswa untuk kepentingan pembelajaran, h guru mengenal fungsi serta progaram pelayanan bimbingan dan penyuluhan, i guru mengenal dan
mampu ikut serta penyelenggaraan administrasi sekolah, j guru memahami prinsip- prinsip penelitian pendidikan dan mampu menafsirkan hasil-hasil penelitian
pendidikan untuk kepentingan pembelajaran. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 tentang guru
dan dosen dalam bab IV pasal 10 dinyatakan empat kompetensi keguruan, yakni: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi
profesional. Pengertian kompetensi pada pasal 10 tersebut di atas dinyatakan dalam bab penjelasan sebagai berikut: kompotensi pedagogik adalah kemampuan mengelola
pembelajaran peserta didik. Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan peserta
didik. Kompotensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam. Kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk
berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien peserta didik, sesama guru, orangtuawali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
5. Peran Siswa dalam Pembelajaran
lxxv Pembelajaran bahasa Inggris perlu kita tafsirkan sebagai pelatihan berbahasa
Inggris. Dengan demikian yang lebih aktif di kelas bukan lagi guru, melainkan para siswa yang giat berlatih dengan arahan dan pantauan guru.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan sehubungan dengan siswa mengikuti pembelajaran bahasa Inggris di SD, yakni : a anak-anak masih dalam tahap
mempelajari konsep ruang dan waktu, b anak-anak sangat senang belajar melalui kegiatan, c bila dimotivasi anak-anak belajar dengan baik, d bentuk respons siswa
berbeda-beda, dan e mereka tidak dapat berkosentrasi lama Alwasilah, 1997: 39 Siswa di dalam kelas memiliki karakter yang berbeda-beda. Kadang- kadang
dalam suatu kelompok tidak ada masalah, akan tetapi kelompok yang lain sulit dikendalikan, ada siswa yang minta perhatian, ada yang suka menganggu, nakal dan
sebagainya. Ada beberapa alasan mengapa siswa bertingkah laku kurang baik di dalam kelas antara lain :
a. Waktu belajar, sikap siswa sering dipengaruhi oleh waktu kapan pelajaran berlangsung. Jika siswa lelah setelah belajar sepanjang hari tentunya
membutuhkan metode, strategi dan materi yang menarik dan menantang. Begitu juga pada waktu siang hari ketika siswa banyak yang mengantuk. Semua ini harus
dipertimbangkan ketika membuat perencanaan mata pelajaran. b. Sikap siswa ini dipengaruhi oleh pandangan siswa terhadap kelas, guru dan
pelajaran yang diberikan. Ini sangat penting dilihat dari segi positifnya. Apabila siswa membenci atau tidak suka pada mata pelajaran tertentu dan gurunya, maka
siswa akan memulai pelajaran dengan sikap negatif. Untuk itu banyak cara yang
lxxvi dapat diupayakan agar kelas menarik dan anak dapat tertarik pada mata pelajaran
dan gurunya. c. Keinginan yang harus diperhatikan, perlakuan-perlakuan siswa yang meminta
perhatian dari gurunya dengan bertindak nakal, ramai, usil, dan seterusnya. d. Perlakuan dua murid bersama, perlakuan ini lebih sulit diatasi daripada sikap
jelek yang dilakukan satu orang, karena dapat berpengaruh terhadap sikap seluruh kelas. Kasus seperti ini cepat ditangani dengan cara memisahkan tempat
duduknya atau ditempatkan di tempat duduk paling depan.
6. Pembelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Dasar