Proses Belajar Bahasa Kedua Strategi Belajar Bahasa Kedua

xlvi individu. Kuat atau lemahnya strategi ini ditemukan oleh banyak faktor. Beberapa di antaranya ialah intelegensi, sikap kebutuhan , ketekunan, dan sebagainya. R singkatan dari Response mengacu kepada output, baik berupa pemahaman maupun penguatan isi hati. Ada dua macam R : tipe I dan tipe II. Tipe I mengacu kepada respons yang spontan dan tipe II mengacu kepada respons yang tidak spontan. Hasil dari membaca dapat dikelompokkan dalam tipe II, sebab kalau ada yang tidak jelas pelajar mempunyai waktu untuk berpikir sejenak, bahkan ia dapat mengulang kembali apa yang telah dibacanya. Hasil dari percakapan pada umumnya masuk dalam tipe I, karena segala sesuatu harus dikerjakan secara spontan.

e. Proses Belajar Bahasa Kedua

Dalam gambar 1 tersebut terdapat input yang memberi masukan kepada tiga macam knowledge : implicit linguistic knowledge, explicit linguistic knowledge, dan other knowledge. Belajar tata bahasa, misalnya saja memberi masukan lebih banyak kepada, explicit linguistic knowledge, sedangkan pengalaman berkomunikasi memberikan masukan yang lebih banyak kepada implicit linguistic knowledge. Belajar geografi, matematika, fisika dan sebagainya memberikan masukan other knowledge.

f. Strategi Belajar Bahasa Kedua

Strategi merupakan cara manasuka untuk mengeksploitasi informasi yang ada dalam komponen-komponen model ini perhatikan garis-garis putus dalam Gambar 1 tersebut. Seseorang dalam melaksanakan tugasnya yakni menggunakan L2 dapat xlvii mengundang ilmu-ilmu yang relevan. Untuk percakapan biasa other knowledge tidak terlalu relevan, tetapi untuk berbincang-bincang mengenai fisika, jelas ia memerlukan bantuan sel tersebut di atas. Kalau sel itu tidak mempunyai persediaan apa-apa tentang fisika, maka seseorang tidaklah dapat berbincang- bincang atau membaca teks mengenai ilmu itu. Guru bahasa Inggris pada umumnya tidak mengerti mengenai apa yang tertulis dalam bahasa Inggris tentang fisika; guru ini tidak sanggup untuk berbincang-bincang mengenai topik-topik dalam fisika. Sebaliknya seorang ahli fisika tidak dapat berbincang-bincang atau membaca teks dalam bahasa Inggris kalau implicit linguistic knowledge-nya atau explicit linguistic knowledge-nya kosong. Hubungan yang digambarkan oleh model ini didukung oleh kenyataan dalam kehidupan kita sehari-hari. Dosen aplikasi bahasa Inggris yang mengajar di Fakultas Kedokteran harus menguasai ilmu kedokteran. Inilah sebabnya mengapa dosen aplikasi bahasa Inggris di Fakultas Kedokteran sebaiknya dipegang oleh seorang dokter yang menguasai bahasa Inggris. Dari deskripsi di atas dapat ditarik kesimpulan, bahwa sel-sel harus mempunyai isi yang diperlukan oleh seseorang agar dia dengan mudah dapat melaksanakan tugas kebahasaanya dengan baik, yaitu: dapat memahami teks yang dibacanya, dapat memahami teks lisan yang didengarnya, dapat mengutarakan isi hatinya dengan baik. Penggunaan strategi-strategi ini sepenuhnya terletak pada diri seseorang.

3. Komponen Pembelajaran