Pembahasan Peran Siswa dalam Pembelajaran 1. Deskripsi Hasil Penelitian

clxix akan berpengaruh terhadap pola komunikasi yang digunakan para siswa. Kita mengenal tiga pola komunikasi. Pertama, komunikasi sebagai aksi komunikasi satu arah. Dalam komunikasi ini guru yang aktif sedangkan siswa akan pasif. Kedua, komunikasi sebagai interaksi komunikasi dua arah. Komunikasi ini guru dan siswa memiliki peran yang sama yakni dapat saling memberi dan menerima aksi. Ketiga, komunikasi sebagai transaksi komunikasi banyak arah. Komunikasi tidak hanya melibatkan guru dengan siswa tetapi terjadi interaksi juga antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya secara dinamis. Komunikasi yang dilakukan para siswa di SD Negeri Sidorejo Lor 02 maupun SD Negeri Salatiga 06 lebih menonjol bentuk komunikasi aksi, meskipun muncul juga penggunaan komunikasi interaksi dan transaksi namun kadar kemunculannya hanya sedikit sekali. Terlihat dari aktivitas pembelajaran, hanya siswa tertentu saja yang aktif belajar dan tidak semua siswa terlibat dalam proses pembelajaran. Indikasinya dapat dilihat dari perilaku anak yang gaduh, melamun, cuek selama proses pembelajaran. Hal ini dipengaruhi oleh karakteristik kelas dan metode mengajar yang digunakan guru dalam proses pembelajaran. Sementara itu, ciri bahasa Inggris yang digunakan oleh para siswa cenderung menggunakan bahasa Inggris yang dicampur dengan bahasa Indonesia atau bahasa Jawa, meskipun kalimat yang digunakan sangat sederhana. Misalnya: Pray, Bu, Saya tired, I am tidak dapat jawab, Wis finish?.

2. Pembahasan

clxx Interaksi dinamis antara guru dan siswa, siswa dan siswa merupakan sarana yang tepat untuk mengembangkan pembelajaran yang optimal, dengan tidak mengesampingkan adanya perbedaan individual dalam kemampuan dan minatnya. Proses pembelajaran seyogyanya guru memberi kesempatan pada setiap siswa melakukan kegiatan belajar sesuai dengan kapasitasnya. Selain itu, guru hendaknya menggunakan kegiatan pembelajaran dengan bervariasi dan melakukan interaksi yang lebih banyak mengikutsertakan dan melibatkan semua siswa dalam kelas. Situasi belajar yang positif di mana siswa dimotivasi untuk berinteraksi dengan menggunakan bahasa Inggris hendaknya diperhatikan dalam proses pembelajaran. Banyak tipe interaksi yang mungkin digunakan di dalam proses pembelajaran. Interaksi guru dengan siswa, siswa sesama siswa, atau siswa dengan guru dapat disimbolkan sebagai berikut: G……..K guru kepada kelas G……..S guru kepada siswa S……..G siswa kepada guru S……..S siswa kepada siswa berpasangan S……..S siswa kepada siswa, kerja berpasangan secara serempak Kepercayaan diri siswa akan meningkat apabila siswa didorong agar berani mengemukakan pendapat sendiri, diberi kesempatan untuk memimpin, diberi pujian kepada siswa yang berhasil atau diberi semangat kepada siswa yang belum berhasil. Strategi pembelajaran selalu diupayakan untuk membangkitkan motivasi siswa. Guru yang sudah mengenal, mengetahui, mengikuti, dan dapat menerapkan clxxi berbagai strategi pembelajaran berbahasa memiliki rasa percaya diri yang kuat, sehingga kinerjanya di kelas jauh lebih baik, mantap, dan menyakinkan. Guru seperti ini sudah dapat dipastikan bahwa ia mampu membangun suasana belajar yang baik dan dapat memusatkan perhatian siswa pada materi pembelajaran, sehingga hasil belajar yang dicapainya bermakna bagi diri siswa itu sendiri. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa peran siswa dalam pembelajaran bahasa Inggris, dalam pelaksanaannya ternyata tidak sebagaimana yang diharapkan dalam hakikat belajar bahasa sebagai alat komunikasi. Indikasinya dapat dilihat dari tingkat kualitas penggunaan bahasa Inggris siswa Selain itu, tingkat kuantitas siswa yang terlibat dalam aktivitas pembelajaran juga kurang. Hanya ada sedikit anak yang terlibat dalam proses pembelajaran, kurangnya kesempatan berlatih menggunakan bahasa Inggris itu sendiri, aktivitas anak hanya sebatas menyelesaikan tugas secara tertulis apa yang diberikan oleh guru. Menjawab pertanyaan lisan, mempraktikan dialog hanya melibatkan beberapa anak. Hal ini dipengaruhi oleh karakteristik kelas yang mempengaruhi model pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Di samping itu, peran siswa dalam pembelajaran bergantung dari aktivitas interaksi yang dilakukan oleh guru. Siswa menjadi aktif apabila guru menyediakan kesempatan berlatih menggunakan bahasa Inggris itu sendiri sehingga kemampuan berkomunikasi baik lisan maupun tertulis berkembang. Bentuk pelatihan dapat berupa tanya jawab, dialog, bermain peran, bercerita, atau bermain drama. Demikian juga suasana belajar yang demokratis dan makin banyak siswa yang berpartisipasi dalam proses pembelajaran akan memberi peluang mencapai hasil clxxii belajar yang optimal. Sebaliknya, apabila suasan belajar kaku, otoritas guru sangat kuat, disiplin yang ketat dapat menghambat kreativitas siswa.

I. Keterbatasan Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini telah diupayakan seoptimal mungkin, namun peneliti menyadari bahwa penelitian ini memiliki keterbatasan-keterbatasan. Pertama, tidak semua informasi terlacak dengan baik. Hal ini disebabkan oleh ketidaksinkronan antara rencana pembelajaran yang dibuat guru dengan pelaksanaan pembelajarannya di kelas, sehingga mengakibatkan informasi atau data yang diperoleh tidak sesuai dengan fokus observasi yang telah dipersiapkan. Kedua, penyelenggaraan pembelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar sebagai muatan lokal kurang dilaksanakan dengan serius. Hal ini dapat terlihat dari ketidakdisiplinan guru menaati jadwal yang telah dialokasikan, seperti sering terlambat masuk kelas beberapa menit, jam pelajaran bahasa Inggris diambilkan jatah yang seharusnya untuk jam muatan lokal KTK Kerajinan Tangan dan Kesenian. Hal ini menyebabkan waktu yang seharusnya untuk mata pelajaran Bahasa Inggris anak- anak masih menyelesaikan tugas membuat kerajinan tangan. Secara otomatis jam yang seharusnya untuk mata pelajaran Bahasa Inggris menjadi berkurang. Hal ini berdampak tidak tercakupnya informasi dan data seperti yang diharapkan. Ketiga, berkaitan dengan pembatasan lokasi penelitian, penelitian hanya dilakukan di dua sekolah dasar dan hanya berfokus pada aktivitas pembelajaran bahasa Inggris di SD yang bersangkutan, dengan mengabaikan kondisi luar sekolah clxxiii yang mempengaruhinya. Hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan untuk sekolah dasar yang lain yang menyelenggarakan mata pelajaran bahasa Inggris sebagai muatan lokal. clxxiv

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan temuan hasil penelitian tentang pembelajaran bahasa Inggris di Sekolah Dasar Negeri Salatiga 06 dan di Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 02, dapat disimpulkan sebagai berikut. Pertama, lingkungan fisik dan Sumber Daya Manusia SDM yang ada di kedua sekolah tersebut bisa menunjang terciptanya proses pembelajaran yang efektif. Di samping itu, sikap dan persepsi positif siswa terhadap mata pelajaran bahasa Inggris merupakan modal utama untuk keberlangsungan terselenggaranya proses pembelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar. Kedua, dimensi tujuan pembelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar di Salatiga adalah sebagai berikut. 1. Tujuan pembelajaran dirumuskan sebagai sarana pengenalan. Melalui pengenalan tujuan ini, diharapkan siswa memiliki sikap dan persepsi positif, motivasi yang tinggi, kesiapan terhadap pembelajaran bahasa Inggris. 2. Tujuan pembelajaran dirumuskan untuk memberi keterampilan dasar bahasa Inggris secara sederhana yakni keterampilan reseptif menyimak, membaca dan keterampilan produktif berbicara, menulis.