clxi mengindikasikan bahwa proses pembelajaran tidak dilakukan dengan tepat waktu.
Indikasinya dapat dilihat ketika peneliti datang pada hari Senin, 25 April 2005 di SDN Sidorejo Lor 02. Pembelajaran bahasa Inggris baru dimulai pukul 07.58,
meskipun sesuai dengan jadwal dimulai pukul 07.40. Setelah peneliti menanyakan, “Mengapa baru dimulai, bu?” diberi penjelasan oleh ibu Sarwendah guru kelas V
karena upacara dulu. Ternyata upacara yang seharusnya dilaksanakan selama 40 menit pelaksanaannya molor sampai jam 07.55. “Apa seperti ini sering terjadi ?”,
tanya peneliti. “Tidak bu, hanya hari ini kebetulan ada penyerahan piala lomba, jadi ya molor”.
Ketidaktepatan waktu juga terjadi di SDN Salatiga 06 ketika dilakukan pengamatan lapangan tanggal 4 April 2005. Pelajaran Bahasa Inggris baru dimulai
pukul 12.14 meskipun yang tertera pada jadwa dimulai pukul 12.00. Menurut penjelasan ibu Lila keterlambatannya disebabkan oleh jadwalnya setelah mata
pelajaran KTK Kerajinan Tangan dan Kesenian. Waktu itu ketika guru dan peneliti masuk ke kelas anak masih sibuk membuat bunga plastik dan belum merapikan
perabotannya. Meskipun waktu masuk sudah terlambat.
c. Peran Guru dalam Mengelola Interaksi Kelas
Guru berusaha menjelaskan konsep dengan jelas, guru menjelaskan kembali ketika terlihat anak masih bingung, merespon pertanyaan yang
diberikan pada siswa, menyuruh siswa bertanya, memberi pertanyaan, memberi umpan balik, hanya guru tidak atau kurang membantu secara individual terhadap
clxii anak yang belum jelas atau masih bingung. Baik ibu Lila maupun ibu Susi dalam
berkomunikasi lancar, dapat dimengerti, menggunakan isyarat dan gerakan badan yang tepat, materi ditulis di papan tulis untuk memperjelas konsep yang diberikan.
Perilaku guru dalam mengelola interaksi kelas berjalan lancar, hanya kesempatan yang diberikan pada siswa untuk berinteraksi dengan guru dan sesama teman sangat
kurang.
d. Peran Guru dalam Mengembangkan Sikap Positif
Perilaku guru baik dalam kelas maupun di luar kelas terlihat akrab dan bersahabat dengan siswa. Hal ini dapat dilihat pada perilaku anak yang tidak
canggung menyapa gurunya, bercerita pengalamannya ketika ikut pesta siaga. Menggunakan kata-kata sopan dalam menegur siswa seperti ungkapan bu Lila, “Coba
tho perhatikan, kurang jelas ya penjelasan ibu tadi ?”. Ungkapan tadi digunakan ketika mendapati jawaban anak yang salah.
e. Peran Guru dalam Mendemostrasikan Kemampuan Khusus
Penguasaan guru terhadap materi bahasa Inggris pada aspek kebahasaan dikategorikan bagus. Kemungkinan karena hal ini karena faktor latar belakang
pendidikan. Baik guru bahasa Inggris di SDN Sidorejo Lor 02 dan SDN Salatiga 06 keduanya lulusan sarjana S1. Selain itu materi yang diberikan di SD hanya sederhana
dan tidak rumit. Sementara itu, aspek penggunaan bahasa yang dilakukan oleh guru dalam hal
berkomunikasi kadang-kadang masih dijumpai kesalahan, misalnya dalam
clxiii mengungkapkan kalimat Tanya “What colour is your bag?”. Ibu Lila mengucapkan
“What colour your bag?”.“Could you tell me where is the pencil?” maksudnya “Could you tell me where the pencil is?”. Selain itu di dalam berbahasa lisan
diucapkan tidak secara natural, sering digunakan dengan mencampur bahasa Jawa atau bahasa Indonesia, misalnya “Wis tho silent”, “Coba kamu pegang your hair”,
dan seterusnya. Kemampuan guru dalam mengembangkan kemampuan siswa untuk
berkomunikasi dan bernalar diberikan melalui bentuk latihan, tanya jawab, dialog, bercerita, dan seterusnya. Hanya sayangnya, kesempatan yang diberikan kepada
siswa untuk berkomunikasi masih sangat kurang terlihat dari aktivitas yang masih didominasi oleh guru yang bersangkutan.
f. Peran Guru dalam Penilaian Proses dan Hasil Belajar