Tujuan sebagai Sarana Pengenalan

cxxv faktor yang dapat berpengaruh antara lain lokasi sekolah, partisispasi semua pihak yang berkompeten, dan kesadaran akan pentingnya arti pendidikan. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kedua sekolah tersebut memiliki kesamaan dalam hal: kualitas dan kondisi fisik bangunan, interaksi antar komunitas sekolah dengan masyarakat terjalin dengan baik, sumber daya manusia yang terlibat cukup baik sehingga memungkinkan terselenggaranya pembelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar dengan baik. Sementara itu, perbedaannya terletak pada sarana- prasarana dan tingkat partisipasi orangtuawali murid dalam pembelajaran bahasa Inggris. SD Negeri Salatiga 06 memiliki sarana-prasarana yang lebih lengkap dan didukung oleh partisipasi dan kesadaran terhadap pentingnya belajar bahasa Inggris; sedangkan di SD Negeri Sidorejo Lor 02 memiliki sarana-prasarana yang minim sekali dan dukungan serta kesadaran orangtuawali murid sangat rendah. Tentunya, hal ini berdampak pada perbedaan tingkat keseriusan dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa Inggris.

B. Tujuan Pembelajaran

1. Deskripsi Hasil Penelitian

Menurut ibu guru Susi dan ibu Lila, sebagai muatan lokal pembelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar diberikan dengan tujuan:

a. Tujuan sebagai Sarana Pengenalan

Sebagai sarana pengenalan, tujuan dimaksudkan untuk memberi bekal pada siswa dalam mengembangkan kemampuan awal dalam berbahasa Inggris. Diharapkan dalam program pengenalan ini tumbuh sikap dan persepsi positif siswa, meningkatkan motivasi siswa dalam menggunakan bahasa Inggris, serta meningkatkan kesiapan siswa dalam menyongsong mata pelajaran bahasa Inggris yang akan didapat pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi SLTP. cxxvi Sikap dan persepsi positif, motivasi tinggi, kesiapan siswa dalam berbahasa Inggris sebagai modal awal yang ditanamkan pada siswa SD, sehingga pada saatnya nanti ketika mereka sudah memasuki SLTP, diharapkan sudah tidak asing lagi terhadap pelajaran bahasa Inggris. Belajar bahasa Inggris bukan merupakan beban, dan tidak menganggap bahwa bahasa Inggris itu sulit. Hal inilah yang diharapkan siswa mampu mencapai kemampuan berbahasa Inggris secara optimal. Berkaitan dengan sarana pengenalan tadi ibu Guru Susi mengatakan : “ Pokoknya bahasa Inggris di SD itu agar anak “enjoy” mereka tidak tegang, kalau perasaanya senang otomatis mereka belajar bahasa Inggris itu tidak merasa sebagai beban. Apalagi mereka kan baru pertama mendapatkan pelajaran bahasa Inggris. Untuk itu saya kira “enjoy” itulah yang harus diberikan pada siswa ” Senada dengan ibu Susi, ibu guru Lila pun mengatakan bahwa tujuan yang diberikan dalam pembelajaran bahasa Inggris adalah agar mereka “senang” terhadap bahasa Inggris. Dikatakan oleh ibu guru Lila sebagai berikut : “ Ketika saya masuk pertama kali di sini SDN 06 Salatiga ibu kepala sekolah ibu Puji Astuti, kepala sekolah yang lama berpesan: “Bu, jangan diberi bahasa Inggris yang sulit-sulit lho ya anak-anak yang penting anak- anak biar “senang” dulu lah, nanti pelan-pelan baru ditingkatkan sedikit demi sedikit ” Pada tahapan pengenalan ini guru lebih banyak memberikan kosa kata yang berkaitan dan dekat dengan lingkungan siswa. Misalnya, benda-benda yang ada di sekitar kelas mereka: window, door, table, chair, book, pen, eraser, dan lain-lain; warna-warna; angka-angka; nama buah; nama hewan; nama-nama anggota badan; nama-nama anggota keluarga: father, mother, sister, brother, uncle, grandfather, grandmother, dan seterunya. Semua ini biasanya disajikan dengan disertai gambar- gambar, game, puzzle, bernyanyi, dan lain-lain agar menarik bagi siswa. Kalimat sederhana dan unsur kebahasaan dimunculkan bersamaan dengan pemberian kosa kata. Misalnya, I have one sister I have two sisters Anita has two brothers Adit has one sister, dan seterusnya. Garis-garis Besar Program Pengajaran GBPP tidak sepenuhnya menjadi acuan dan target utama dalam mencapai tujuan pada tahapan ini. Dengan pertimbangan kalau langsung diterapkan sesuai dengan GBPP terlalu sulit bagi siswa SD. Untuk itu lah anak-anak harus dikondisikan dahulu melalui tahapan pengenalan. Tahapan ini berlangsung sampai anak- anak betul-betul siap dan dianggap sudah memiliki kemampuan sederhana dalam berbahasa Inggris. Seperti yang diterapkan oleh ibu Susi pada siswa kelas IV SD Negeri Sidorejo Lor 02 saat Cawu II, ibu Susi baru memberikan materi Cawu I. Hal ini dilakukan karena tingkat kemampuan siswa yang kurang mendapat dukungan dari lingkungan orang tua. Kurangnya dukungan cxxvii orang tua dapat dilihat pada siswa SD Negeri Sidorejo Lor 02 Salatiga, dari 29 siswa kelas IV ternyata hanya dua sampai dengan tiga orang siswa saja yang memiliki buku pegangan bahasa Inggris. Namun demikian, tidak berarti mengabaikan tujuan seperti yang digariskan dalam GBPP mata pelajaran bahasa Inggris. GBPP tetap dipedomani sebagai acuan pembelajaran, hanya tidak diterapkan secara kaku dan persis. Maksudnya, sejumlah topik yang dinyatakan pada Cawu I tidak harus diberikan pada saat Cawu I, dan seterusnya. Di samping itu mata pelajaran bahasa Inggris di kelas IV tidak dimasukkan dalam buku rapor siswa. Sebagai gantinya pada saat siswa menerima rapor diselipi selembar kertas berisi nilai ekstra kurikuler bahasa Inggris.

b. Tujuan Memberi Keterampilan Dasar Bahasa Inggris secara Sederhana.