liv keterampilan psikomotor. Misalnya, menjahit, mencuci, mengetik, dan lain-lain.
Ketermpilan intelektual, misalnya memecahkan masalah, melakukan penilaian, membuat perencanaan, dan lain-lain. Mempelajari keterampilan harus menguasai
fakta, konsep, dan prinsip. Dengan demikian materi pembelajaran harus disusun sedemikian rupa agar
dapat menunjang tercapainya tujuan pembelajaran. Bahan pembelajaran dapat ditetapkan setelah merumuskan tujuan pembelajaran. Dari rumusan tujuan dan bahan
yang sudah ditetapkan akan ditetapkan kegiatan belajar mengajar. Untuk itu tujuan, bahan, dan kegiatan belajar harus disusun dengan harmonis agar betul-betul dapat
menunjang tercapainya tujuan pembelajaran.
d. Strategi Pembelajaran
Tindakan yang dilakukan oleh guru dalam melaksanakan rencana pembelajaran disebut strategi pembelajaran. Maksudnya, segala upaya guru dalam
menggunakan variabel pembelajaran seperti: tujuan, bahan, metode, alat peraga, sumber, dan evaluasi agar dapat mempengaruhi para siswa mencapai tujuan yang
telah ditetapkan secara efektif dan efisien.
Strategi pembelajaran pada dasarnya merupakan tindakan nyata dari guru dalam melaksanakan pembelajaran melalui cara tertentu, yang dinilai lebih efektif
dan lebih efisien. Strategi tersebut harus mencerminkan langkah-langkah yang sistematik Nana
Sudjana, 2000: 147. Sistematik mengandung pengertian bahwa setiap komponen belajar mengajar saling berkaitan satu sama lain sehingga terorganisasikan secara
terpadu dalam mencapai tujuan; sedangkan sistematik berarti langkah-langkah yang
lv dilakukan guru pada waktu mengajar berurutan secara rapi dan logis sehingga
mendukung tercapainya tujuan. Pada umumnya, dijumpai tiga tahapan dalam strategi pembelajaran. Pertama,
kegiatan awal, hal yang dilakukan guru pada tahap ini misalnya, memeriksa kehadiran siswa, kerapian siswa, kebersihan kelas, menanyakan pelajaran yang lalu,
memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya, mengulang kembali pelajaran yang lalu, dan sebagainya. Tujuan tahapan ini adalah mengkondisikan siswa dalam belajar
terhadap hubungannya dengan pelajaran pada saat itu. Kedua, kegiatan inti, aktivitas guru pada tahap ini misalnya: menjelaskan materi, berdiskusi, tanya jawab, memberi
kesempatan kepada siswa mengerjakan Lembar Kerja Siswa LKS, menyimpulkan materi yang dibahas, dan sebagainya. Tujuan dari kegiatan inti adalah membantu
siswa memperoleh tingkat penguasaan pengetahuan atau keterampilan terhadap materi yang mudah ditetapkan. Ketiga, kegiatan akhir, termasuk dalam kegiatan akhir
misalnya: evaluasi atau penilaian dan tindak lanjut. Tujuan dari tahapan ini adalah sebagai tolak ukur terhadap keberhasilan rangkaian proses yang telah dilakukan guru,
sehingga dapat dipakai untuk menentukan kegiatan lanjutan. Senada dengan hal tersebut. Nana Sudjana 2000: 147 membagi tahapan
pembelajaran menjadi tiga pokok, yakni, tahap pemula pra instruksional, tahap pembelajaran instruksional, dan tahap penilaian dan tindak lanjut.
Proses tahap pembelajaran digambarkan sebagai berikut: 1 2 3
Tahap Pra instruksional
Tahap Evaluasi dan
Tindak Lanjut
Tahap Instruksional
lvi Gambar 3. Tahap Pembelajaran
Ketiga tahapan ini harus ditempuh pada setiap melaksanakan pembelajaran. Bila salah satu tahap ditinggalkan, sebenarnya tidak dapat dikatakan proses
pembelajaran. Tahap instruksional adalah tahapan yang ditempuh guru pada saat ia memulai
proses pembelajaran. Beberapa kegiatan yang dilakukan oleh guru atau oleh siswa pada tahapan ini: guru menanyakan kehadiran siswa, bertanya kepada siswa sampai
di mana pembahasan pembelajaran sebelumnya, memberi kesempatan kepada siswa bertanya, mengulang kembali bahan pembelajaran yang lalu.
Tahap instruksional merupakan tahap inti dalam proses pembelajaran. Secara umum dapat diidentifikasi beberapa kegiatan sebagai berikut: menjelaskan materi
pembelajaran, membahas materi, memberi tugas, menyelesaikan tugas. Tahap penilaian dan tindak lanjut merupakan tahap ketiga atau yang terakhir
dari strategi pembelajaran. Tujuan tahapan ini untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari tahapan instruksional. Kegiatan yang dilakukan pada tahapan ini antara lain:
mengajukan pertanyaan kepada siswa, melaksanakan penilaian, menyimpulkan, memberi pengayaan atau perbaikan.
Tingkat keberhasilan atau tinggi rendahnya kadar kegiatan belajar yang dicapai dalam tahap pembelajaran di atas dipengaruhi juga oleh pendekatan, metode,
dan teknik yang digunakan oleh guru. Pendekatan, metode, dan teknik dinyatakkan oleh Edward M. Anthoni dalam Tarigan 1997: 3.5 sebagai berikut:
lvii Pendekatan adalah seperangkat asumsi korelatif yang menangani hakikat
pengajaran dan pembelajaran. Pendekatan bersifat aksiomatik. Metode merupakan keseluruhan penyajian bahan secara rapi, tertib, yang tidak ada bagaian-bagiannya
yang berkontradiksi, dan kesemuanya itu didasarkan pada pendekatan terpilih. Metode bersifat prosedural. Jadi pendekatan mempunyai pengetahuan yang lebih
luas dibandingkan dengan metode. Misalnya, seorang guru menggunakan pendekatan komunikatif dalam pembelajaran bahasa Inggris dan metode yang digunakannya
metode tanya jawab, diskusi, dan bermain peran. Dengan demikian satu pendekatan dapat digunakan beberapa metode yang sesuai. Teknik merupakan upaya tindakan
nyata untuk mengelola kelas agar siswa lebih mudah memahami dan menangkap materi pembelajaran yang diikuti. Teknik harus sejalan dengan metode dan serasi
dengan pendekatan, teknik bersifat implementasi.
Pendapat tersebut di atas digambarkan dalam bentuk diagram sebagai berikut:
Gambar 4. Model Strategi Pembelajaran
Pendekatan Bersifat Aksiomatik
Metode Bersifat Prosedural
Teknik Bersifat Implementasi
lviii
e. EvaluasiPenilaian