lxxi 9 Guru berpenampilan secara pantas dan rapi. Hal ini berhubungan dengan
tata cara bertindak, bertutur, berpakaian, dan kebiasaan-kebiasaan lainnya. Dalam hal ini masalah kesopanan, kehalusan, cita rasa, keharmonisan, dan
penyesuaian diri dengan situasi nyata di lingkungan adalah masalah penting dalam sosialisasi guru yang bersangkutan.
10 Guru mampu berbuat kreatif dengan penuh perhitungan. Tugas keguruan tidak dapat dipolakan secara mekanis, eksak dan resep tunggal. Variasi
tindak keguruan yang meliputi pendekatan pengajaran, strategi, metode, teknik, dan sejenisnya tidak terbatas adanya. Dalam hal ini guru dituntut
mampu bertindak kreatif dalam melaksanakan tugas keguruannya, dalam batas tertentu tindak kependidikan tersebut bersifat seni art karena bersifat
khas, autentik, penuh alternatif, dan bersifat mendasar bagi kehidupan seseorang.
11 Dalam keseluruhan relasi sosial dan profesionalnya, guru hendaknya mampu bertindak tepat waktu dalam janji dan penyelesaian tugas- tugasnya.
Pengelolaan waktu kerja juga waktu yang lain menuntut perencanaan yang rasional dan berdisiplin dalam pelaksanaannya. Penggunaan waktu secara
efisien dalam kaitannya dengan tugas keguruan dan pengembangan karir memberi harapan munculnya guru-guru yang bermutu.
12 Guru hendaknya dapat menggunakan waktu luangnya di luar tuntutan tugas keguruan serta bijaksana dan produktif. Dalam menggunakan waktu luang
yang dimilikinya, guru diharap mampu merencanakan secara rasional dan proporsional, pengisian waktu luang tersebut dapat berupa pelayanan sosial
di lingkungannya baik formal maupun informal, pengembangan hobi, membina kehangatan hidup berkeluarga, kegiatan rekreatif, dan juga
mencari tambahan penghasilan secara halal sebatas tindak mengganggu tugas pokoknya.
b. Kompetensi Profesional
lxxii Guru merupakan komponen instrumental yang memiliki peranan sentral
dalam menentukan kualitas proses dan hasil pendidikan. Oleh karenanya sebuah lembaga pendidikan harus memberikan prioritas dalam pemeliharaan dan
peningkatan kualitas guru. Untuk menuju suatu kualitas tertentu perlu ditetapkan persyaratan profesionalnya antara lain:
1 Kepribadian
Sebagai pendidik syarat-syarat dalam kualitas kepribadian perlu ditempatkan pada posisi pertama yang antara lain:
a Idealisme. Syrata ini merupakan tenaga penggerak bagi seorang guru untuk berupaya secara profesional. Kinerja yang dibangun berlandaskan pada
idealisme serta wawasan yang jauh ke depan dalam pengembangan sumber daya manusia sangat diperlukan untuk mendorong agar guru memiliki
semangat pengabdian dan dedikasi yang tinggi. Idealisme bukan merupakan sesuatu yang tumbuh dengan sendirinya. Idealisme harus selalu dipupuk dan
dipelihara melalui upaya pembinaan oleh lembaga. b Jiwa pendidik, yaitu sabar, telaten dan tekun, karena pendidikan adalah suatu
upaya yang hasilnya tidak langsung terlihat, baru diketahui tercapai setelah melalui proses beberapa lama. Kemampuan sintesis antara ketegasan dan
kelembutan sangat diperlukan dalam mendidik. Pada saat yang diperlukan harus mampu bertindak tegas secara pedagogis, tetapi pada saat yang lain
harus mampu bertindak lembut, penuh kasih sayang dan pengayoman. c Sikap perilaku teladan dan tidak tercela. Guru harus berupaya selalu menjadi
teladan dan menghindarkan diri dari sikap perilaku tercela. 2 Kemampuan profesi teknis
Kemampuan ini mutlak sifatnya bagi seorang guru yang terdiri atas kemampuan transfer materi pembelajaran sesuai dengan bidangnya, serta kemampuan
mengasuh kepribadian siswa dan kemampuan melatih keterampilan siswa. Selain itu juga guru harus memiliki kehandalan dalam melakukan evaluasi pendidikan.
3 Kemampuan manajerial
lxxiii Guru pada dasarnya merupakan seorang pemimpin di kelas yang harus mampu
melakukan proses manajerial mulai dari perencanaan, pengorganisasian, dan memberikan pengaruh agar para siswanya termotivasi untuk berusaha melakukan
kegiatan pendidikan dengan semangat yang tinggi, serta kemampuan untuk mengawasi dan mengendalikannya. Di luar kelas kemampuan manajerial sangat
diperlukan dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan. Pencapaian kualitas persyaratan profesional guru sebagai tenaga eduktif dapat ditempuh dengan
beberapa cara antara lain: a Up Grading: yaitu peningkatan kemampuan guru dengan cara penataran-
penataran, baik secara interen maupun eksteren. b Learning by doing: yaitu sambil melakukan tugas-tugasnya, sambil
mempelajari bagaimana tugas-tugas itu dapat dilakukan dengan hasil optimal. Dalam upaya ini perlu dilakukan pengorganisasian pemberian tugas dengan
sebaik- baiknya, sehingga semua personal memiliki kesempatan yang sama dan luas untuk mengembangkan kemampuannya.
c Studi komparatif: yaitu melakukan studi perbandingan dengan lembaga- lembaga pendidikan sederajat baik secara literer maupun kunjungan ke
lapangan. d Pemeliharaan kesejahteraan: pemeliharaan kesejahteraan personal merupakan
bagian yang penting dari upaya peningkatan kualitas komponen ini. Kesejahteraan dalam hal ini selain secara material yang tak kalah penting
adalah kesejahteraan psikologis berupa apresiasi terhadap hasil kerja, perhatian atau empati, penghargaan, kepastian masa depan, dan respon
emosional. Menurut Samana 1994: 61 bahwa guru harus memiliki kompetensi
profesional sebagai ciri khas dalam meniti dan mengembangkan karirnya. Kompetensi itu adalah a guru dituntut menguasai bahan ajar, b guru mampu
lxxiv mengelola program pembelajaran, c guru mampu mengelola kelas, d guru mampu
menggunakan media dan sumber pembelajaran, e guru menguasai landasan-landasan kependidikan, f guru mampu mengelola interaksi pembelajaran, g guru mampu
menilai prestasi belajar siswa untuk kepentingan pembelajaran, h guru mengenal fungsi serta progaram pelayanan bimbingan dan penyuluhan, i guru mengenal dan
mampu ikut serta penyelenggaraan administrasi sekolah, j guru memahami prinsip- prinsip penelitian pendidikan dan mampu menafsirkan hasil-hasil penelitian
pendidikan untuk kepentingan pembelajaran. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 tentang guru
dan dosen dalam bab IV pasal 10 dinyatakan empat kompetensi keguruan, yakni: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi
profesional. Pengertian kompetensi pada pasal 10 tersebut di atas dinyatakan dalam bab penjelasan sebagai berikut: kompotensi pedagogik adalah kemampuan mengelola
pembelajaran peserta didik. Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan peserta
didik. Kompotensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam. Kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk
berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien peserta didik, sesama guru, orangtuawali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
5. Peran Siswa dalam Pembelajaran