38 Komponen tersebut adalah guru komunikator, bahan pembelajaran, siswa
komunikan, tujuan pembelajaran, dan media pembelajaran. Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan bahan pembelajaran, sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan
belajar. Media pembelajaran menempati posisi yang cukup penting sebagai salah satu komponen dalam sistem pembelajaran. Tanpa media, komunikasi dalam
pembelajaran tidak akan terjadi. Proses pembelajaran pun tidak akan bisa berlangsung secara optimal jika tidak menggunakan media. Media pembelajaran
adalah komponen integral dari sistem pembelajaran. Kemp dan Dayton 1985 dalam Susilana 2009 : 9 mengemukakan
kontribusi media pembelajaran terhadap pembelajaran meliputi penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar, pembelajaran dapat lebih menarik,
pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar, waktu pelaksanaan pembelajaran dapat efektif, kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan,
proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan, sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat
ditingkatkan, dan peran guru berubah kearah positif.
2.1.12 Media “Cross Two Colours”
Menurut Schramm 1982 dalam Susilana 2009 : 6, media digolongkan menjadi media rumit, mahal, dan media sederhana. Media rumit adalah media
yang mempunyai tingkat kerumitan yang tinggi ketika dibuat dan digunakan. Media mahal adalah media yang membutuhkan biaya yang banyak untuk
39 pembuatan dan penggunaannya. Media sederhana adalah media yang mudah
dibuat, diperoleh, dan digunakan. Dari ketiga klasifikasi tersebut, maka media yang paling baik digunakan adalah media sederhana. Hal ini karena media
sederhana sangat cocok digunakan oleh siswa sekolah dasar tanpa harus mengeluarkan biaya yang mahal dan tingkat kerumitan yang tinggi untuk
membuatnya. Media “cross two colours” merupakan salah satu contoh media sederhana
yang dapat diperoleh dengan mudah di lingkungan. Kelebihan dari media ini yaitu murah, mudah diiperoleh, dan mudah digunakan. Media ini dapat digunakan
untuk materi perkalian. Media ini dapat menggunakan lidi panjang atau sedotan dengan dua warna yang berbeda. Dalam penelitian ini, media yang digunakan
berasal dari sedotan dua warna. Dalam penggunaannya, siswa tidak perlu menghitung perkalian dengan penjumlahan berulang. Siswa hanya perlu
mengambil jumlah angka yang dikalikan, misalnya satu angka menggunakan sedotan warna satu dan angka lainnya menggunakan sedotan warna lain.
Kemudian, kedua sedotan dengan warna berbeda tersebut disilangkan secara vertical dan horizontal. Pertemuan kedua warna sedotan menjadi hasil dari
perkalian dua angka. Dengan demikian, siswa akan lebih mudah dalam menghitung operasi perkalian.
Media “cross two colours” dapat dikaitkan dengan kemampuan untuk memenuhi fungsi hirarki belajar yang dikembangkan, yaitu sebagai pelontar
stimulus belajar, penarik minat belajar, contoh prilaku belajar, memberi kondisi
40 eksternal, menuntun cara berpikir, memasukkan alih ilmu, menilai prestasi, dan
pemberi umpan balik. Dalam menerapkan media “cross two colours” hanya dapat menggunakan
model pembelajaran yang sesuai. Model pembelajaran yang sesuai untuk menerapkan media “cross two colours” yaitu model turnamen belajar.
Silberman 2012 : 159 menyatakan bahwa learning tournament adalah strategi belajar aktif yang merupakan suatu bentuk sederhana dari Teams Games
Tournament yang dikembangkan oleh Robert Slavin. Learning Tournament atau
turnamen belajar juga menggabungkan satu kelompok belajar dan kompetensi tim. Oleh karena itu, model ini dapat digunakan untuk mengembangkan pelajaran atas
macam-macam fakta, konsep dan keahlian tertentu. Adapun langkah-langkah pembelajaran yang menggunakan media “cross
two colours ” dengan menerapkan model turnamen belajar adalah sebagai berikut:
1 Guru membentuk kelompok belajar siswa secara berpasangan dengan
teman sebangku. 2
Guru menjelaskan materi tentang konsep perkalian dan cara menghitung operasi perkalian dasar.
3 Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan
model turnamen belajar pada siswa. 4
Guru memberi lembar kerja siswa LKS kepada siswa. Guru menyebut sebagai “ronde satu” dari turnamen belajar. Setiap siswa harus menjawab
secara perseorangan. Siswa hanya diberikan waktu sekitar 15 menit untuk menjawab.
41 5
Setelah siswa mengerjakan lembar kerja siswa, guru menyediakan jawabannya dan memerintahkan siswa untuk menghitung jumlah benar.
Selanjutnya, siswa diminta untuk menyatukan skor mereka dengan tiap pasangan untuk mendapatkan skor pasangan.
6 Guru memberi ice breaking atau permainan untuk membuat siswa menjadi
semangat lagi. Permainan yang diberikan berupa permainan “teka-teki silang”.
7 Guru memberi kesempatan bagi siswa yang belum paham untuk bertanya.
8 Siswa diminta untuk belajar sebagai bagian dari ronde kedua dalam
turnamen. Guru memberikan lembar kerja siswa LKS lagi sebagai bagian dari “ronde kedua”. Siswa hanya diberi waktu selama 15 menit untuk
menjawab soal yang telah disediakan guru. 9
Guru menyediakan dan dan mencocokan jawaban yang benar. Setiap pasangan diminta untuk menggabungkan skor mereka dan
menambahkannya pada skor ronde pertama. 10
Untuk pasangan yang memperoleh skor tertinggi dalam pembelajaran akan mendapatkan penghargaan berupa sertifikat siswa terbaik.
2.1.13 Materi Perkalian