Performansi Guru Kajian Teori

20 apabila disuruh membantu gurunya untuk menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan. Sifat mental anak kelompok usia 6-9 tahun adalah senang sekali belajar. Untuk belajar matematika, sifat ini merupakan modal yang besar. Akan tetapi, guru harus bijaksana dalam memberi motivasi kepada mereka. Ketika guru memberikan tugas maka hargai pekerjaan mereka dengan mengoreksi dan memberi nilai. Berdasarkan karakteristik anak usia 6-9 tahun, dapat disimpulkan bahwa karakteristik siswa di kelas rendah yaitu mempunyai fisik yang aktif, senang berkelompok, senang bermain, senang berkompetisi, senang belajar, dan memiliki perhatian yang tinggi. Siswa akan merasa senang apabila melakukan tugas atau pekerjaan yang mendapat suatu penghargaan.

2.1.5 Performansi Guru

Menurut Asmani 2009 : 20, guru adalah orang yang memfasilitasi alih ilmu pengetahuan dari sumber belajar kepada siswa. Guru merupakan agen pembaharuan yang berperan sebagai pemimpin dan pendukung nilai-nilai masyarakat serta sebagai fasilitator untuk menciptakan kondisi yang baik bagi siswa untuk belajar. Guru memiliki peran yang sangat penting dalam pendidikan. Asmani 2009 : 21 menjelaskan bahwa guru ideal merupakan sosok guru yang mampu menjadi panutan dan selalu memberikan keteladanan. Seorang guru dikatakan ideal apabila mempunyai lima kriteria. Pertama, guru yang memahami benar profesinya. Kedua, guru yang rajin membaca dan menulis. Ketiga, guru yang sensitif terhadap waktu. Keempat, yakni guru yang kreatif dan inovatif. 21 Kelima, guru yang memiliki lima kecerdasan yaitu kecerdasan intelekual, kecerdasan moral, kecerdasan sosial, kecerdasan emosional, dan kecerdasan motorik. Dalam pasal 1 Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, “guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi siswa pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”. Sebagai pendidik profesional, guru harus memiliki kinerja atau performansi yang optimal agar dapat membantu siswa mencapai tujuan belajarnya. Sumarno 2012 menjelaskan pengertian performansi guru sebagai berikut: Performansi guru adalah kemampuan guru dalam mencapai tujuan pembelajaran, yang dilihat dari penampilannya dalam melakukan proses belajar mengajar. Pada performansi guru dibutuhkan suatu penilaian sebagai acuan keberhasilan performansi guru. Menilai performansi guru adalah suatu proses menentukan tingkat keberhasilan guru dalam melaksanakan tugas-tugas pokok mengajar dengan menggunakan patokan-patokan tertentu. Guru sebagai pendidik dituntut untuk profesional dalam menjalankan suatu program pendidikan yang telah dirancang sedemikian rupa untuk para pendidik. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional dan Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, “pendidik wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, pendidik sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional”. Kompetensi pendidik yang harus dimiliki seorang 22 guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan yang berkenaan dengan pemahaman peserta didik dan pengelola pembelajaran yang mendidik dan dialogis. Yang termasuk dalam kompetensi pedagogik adalah menguasai karakteristik siswa dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial,kultural, emosisonal, dan intelektual. Selain itu, juga menguasai teori dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik sehingga dapat menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik. Dalam menyelenggarakan pembelajaran, seorang guru juga harus memiliki kompetensi untuk mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu, memanfaatkan teknologi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran, melakukan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar. Setelah melakukan evaluasi, guru juga dituntut untuk memanfaatkan hasil penelitian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran. Seorang guru yang professional harus bisa menjadi fasilitator untuk mengembangkan dan mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan berkomunikasi secara efektif dan empatik dengan siswa. Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi siswa, dan berakhlak mulia. Seseorang yang memiliki kompetensi kepribadian akan bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial dan kebudayaan nasional Indonesia. Mereka juga akan menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi siswa dan 23 masyarakat. Sebagai pendidik yang berkompeten maka tindakannya akan menunjukan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri. Seorang guru yang berkepribadian juga akan selalu menjunjung tinggi kode etik profesinya. Kompetensi professional merupakan kemampuan yang berkenaan dengan penguasaan materi pembelajaran bidang studi secara luas dan mendalam yang mencakup penguasaan substansi isi materi kurikulum matapelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materi kurikulum tersebut, serta menambah wawasan keilmuan sebagai guru. Beberapa rincian dalam kompetensi professional diantaranya adalah menguasai materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu, menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Seorang guru harus bisa mengembangkan materi pembelajaran secara kreatif agar dapat dipahami oleh siswa. Pendidik juga harus mampu mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif. Untuk mengembangkan diri, seorang guru juga harus dapat menguasai dan memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Kompetensi sosial berkenaan dengan kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan siswa, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtuawali siswa, dan masyarakat sekitar. Kualitas atau tidaknya seorang guru, juga dilihat dari kompetensi yang dimiliki guru. Kompetensi sosial yang harus dimiliki oleh seorang guru yaitu bersifat inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial 24 ekonomi. Guru juga dituntut untuk dapat berkomunikasi secara efektif empatik dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua dan masyarakat. Seorang guru juga harus dapat beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya dan dapat berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain. Guru berperan penting dalam membentuk tingkah laku, mencerdaskan sikap mental atau mempengaruhi antusiasme seorang siswa dalam proses pembelajaran. Peran guru adalah mencerdaskan siswa. Ini dilakukan dengan cara memberikan motivasi kepada siswa, menanamkan self esteem kepada siswa, melakukan transfer ilmu secara moderat, melakukan dialog konstruktif dalam berbagai bidang yang diminati siswa, dan menjadi sahabat yang hangat bagi siswa. Seorang guru yang berkompeten akan selalu berorientasi bahwa kemajuan siswa adalah segalanya. Dalam penelitian ini, kompetensi yang diamati meliputi kemampuan peneliti dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran. Kemampuan peneliti dalam mempersiapkan pembelajaran berupa persiapan perangkat pembelajaran, bahan ajar, media pembelajaran dan lain sebagainya. Dalam melaksanakan pembelajaran, kemampuan peneliti yang diamati berupa langkah- langkah pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat.

2.1.6 Hakikat Pembelajaran

Dokumen yang terkait

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN POE (PREDICT OBSERVE EXPLAIN) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PERUBAHAN SIFAT BENDA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KEJAMBON 4 KOTA TEGAL

2 25 408

KEEFEKTIFAN PENERAPAN METODETALKING STICK TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKn PADA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 01 SANGKANJOYO KABUPATEN PEKALONGAN

27 132 302

KEEFEKTIFAN STRATEGI CATATAN TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR MATERI UNSUR CERITA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI PESAREAN 01 KABUPATEN TEGAL

0 11 246

KEEFEKTIFAN METODE BERMAIN JAWABAN TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI PEMBENTUKAN TANAH DI KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI TUNON2 KOTA TEGAL

0 15 328

Keefektifan Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Materi Bangun Ruang pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Pagerbarang 03 Kabupaten Tegal

0 19 373

KEEFEKTIFAN STRATEGI CROSSWORD PUZZLE TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR AWAN DAN CUACA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI PEGIRIKAN 03 KABUPATEN TEGAL

0 21 186

KEEFEKTIFAN TEKNIK QUICK ON THE DRAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MATERI PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA DI SEKOLAH DASAR NEGERI KEJAMBON 7 KOTA TEGAL

0 15 256

KEEFEKTIFAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 1 DAGAN KABUPATEN PURBALINGGA PADA MATERI GLOBALISASI

0 14 245

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATERI BANGUN DATAR MELALUI MEDIA PUZZLE PADA SISWA KELAS II SEKOLAH DASAR NEGERI KEMANDUNGAN 03 TEGAL

2 8 284

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MENYIMAK DONGENG MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI KEMANDUNGAN 01 KOTA TEGAL

0 6 249