65
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam hasil penelitian dan pembahasan akan diuraikan tentang deskripsi data, analisis uji coba instrumen, hasil penelitian, analisis uji coba instrumen, hasil
penelitian, uji prasyarat analisis, dan pembahasan.
4.1 Deskripsi Data
Deskripsi data yang akan disajikan dari hasil penelitian ini yaitu untuk memberikan gambaran secara umum mengenai penyebaran data penelitian yang
diperoleh agar lebih mudah dipahami. Data yang diperoleh berupa hasil pengamatan aktivitas belajar siswa dan data hasil belajar posttest siswa. Data
hasil penelitian tersebut dapat dipaparkan secara rinci dalam tabel berikut ini. Tabel 4.1 Rekapitulasi Data Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa
No Data Aktivitas Belajar
Hasil Belajar Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
1 Jumlah siswa
24 23
24 23
2 Skor rata-rata
76,69 68,00
77,92 72,60 3 Median
78,91 75,00
80,00 75,00 4 Nilai
Maksimal 82,81
81,25 90,00 85,00
5 Nilai Minimal
34,38 37,50
60,00 60,00 6 Rentang
48,43 43,73
30,00 25,00 7 Varians
101,01 260,37
54,17 49,70 8 Standar
Deviasi 10,05
16,13 7,35 7,05
66 Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan data
aktivitas dan hasil belajar pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Apabila kedua data dibandingkan, skor rata-rata aktivitas belajar dan hasil belajar
pada kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol.
4.2 Analisis Uji Coba Instrumen
Soal uji coba yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa pada materi perkalian. Soal yang disusun berupa soal pilihan ganda yang berjumlah 30
soal dengan 3 alternartif jawaban. Setelah menyusun soal uji coba, peneliti melakukan analisis uji coba instrumen. Analisis yang dilakukan meliputi uji
validitas, uji reliabilitas, uji taraf kesukaran, dan uji daya pembeda soal.
4.2.1 Uji Validitas
Menurut Arikunto 2006 : 168, “validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan dan kesahihan suatu instrumen”.
Pengujian validitas digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Sugiono 2010 : 173 menjelaskan bahwa apabila instrumen atau alat ukur yang digunakan
untuk mendapatkan data itu valid berarti instrumen tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Apabila instrumen yang digunakan dalam pengumpulan
data merupakan instrumen yang valid dan reliabel, maka hasil penelitian juga akan menjadi valid sahih. Pengujian validitas soal uji coba meliputi validitas
internal dan validitas eksternal.
4.2.1.1 Validitas Internal
Suatu instrumen dikatakan mempunyai validitas internal jika mempunyai
67 kriteria yang dapat mencerminkan apa yang akan diukur. Validitas internal terdiri
dari validitas konstruksi construct validity dan validitas isi content validity. Pengujian validitas konstruksi construct validity dan validitas isi content
validity dapat dilakukan dengan mengkonsultasikan kepada tim ahli judgment
expert . Tim ahli yang melakukan uji validitas internal yaitu dosen pembimbing
dari Universitas Negeri Semarang. Tim ahli tersebut yaitu Drs.Yuli Witanto, M.Pd dan Dra. Umi Setijowati, M.Pd. Soal yang telah ditelaah oleh tim ahli kemudian
diujicobakan pada 33 siswa kelas II di SD Negeri Kejambon 07 Tegal. Data siswa yang melakukan ujicoba soal hasil belajar dapat dilihat di lampiran. Uji coba soal
hasil belajar dilakukan pada hari Sabtu tanggal 27 April 2013. Setelah memperoleh data hasil uji coba soal hasil belajar, peneliti melakukan analisis
validitas eksternal.
4.2.1.2 Validitas Eksternal
Suatu instrumen dikatakan memiliki validitas eksternal jika disusun berdasarkan fakta-fakta yang terjadi di lapangan. Setelah instrumen soal ditelaah
oleh tim ahli, selanjutnya dilakukan uji coba. Data ujicoba soal hasil belajar yang dilakukan 33 siswa kelas II di SD Negeri Kejambon 07 Tegal dapat dilihat di
lampiran. Untuk mengetahui nilai validitas konstruksi dilakukan uji validitas.
Pengujian validitas dapat dilakukan dengan menggunakan rumus pearson product moment.
Untuk mempermudah perhitungan uji validitas soal dapat menggunakan program SPSS 17. Menurut Riduwan 2011 : 98, suatu instrumen dikatakan
valid apabila nilai t
hitung
nilai t
tabel
dan dikatakan tidak valid apabila nilai t
hitung
68 nilai t
tabel.
Nilai t
tabel
dengan dk = 33 – 2 = 31 dan taraf signifikansi 0,05 adalah 1,684. Jika item soal mempunyai nilai t
hitung
1,684 dikatakan valid, sedangkan item soal yang mempunyai nilai t
hitung
1,684 dikatakan tidak valid. Untuk hasil perhitungan uji validitas soal yang lebih lengkap dapat dilihat pada lampiran.
Menurut Riduwan 2012 : 98, apabila suatu instrumen valid, maka kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya r adalah sebagai berikut :
Tabel 4.2 Kriteria Penafsiran Indeks Korelasi r
Indeks Korelasi r Kriteria Penafsiran
0,800-1,000 0,600-0,799
0,400-0,599 0,200-0,399
0,000-0,199 Sangat Tinggi
Tinggi Cukup Tinggi
Rendah Sangat Rendah
Berikut ini akan disajikan tabel rekapitulasi hasil uji validitas uji coba soal hasil belajar.
Tabel 4.3 Data Hasil Uji Validitas Soal Ujicoba No Keputusan
Kriteria Banyak
Soal No Soal
1 Valid Tinggi
2 17 dan 30
Cukup Tinggi 10
8, 9, 10, 15, 18, 19, 22, 24, 25, 29
Rendah 9
3, 6, 7, 14, 16, 21, 23, 26, dan 28 2
Tidak Valid
Sangat Rendah 9
1, 2, 4, 5, 11, 12, 13, 20, 27 Total
30 Dari Tabel 4.3 dapat disimpulkan bahwa dalam pengujian validitas soal
terdapat 21 soal yang valid dan 9 soal yang tidak valid dengan rincian kriteria 2 soal bernilai tinggi, 10 soal bernilai cukup tinggi, 9 soal bernilai rendah dan 9 soal
bernilai sangat rendah.
69 Dengan demikian, soal yang dapat digunakan untuk mengukur hasil
belajar siswa dalam penelitian yaitu sebanyak 21 soal yang berkategori valid. Dari 21 soal yang valid hanya diambil 20 soal yang digunakan untuk mengukur hasil
belajar siswa. Soal tersebut terdiri dari soal nomor 3, 6, 7, 8, 9, 10, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 21, 22, 23, 24, 25, 28, 29, dan 30.
4.2.2 Uji Reliabilitas
Menurut Arikunto 2006 : 90, “reliabilitas merupakan ketetapan atau keajegan suatu instrumen”. Suatu instrumen dikatakan reliabel apabila dapat
diandalkan untuk menghasilkan data yang dapat dipercaya. Pengujian reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur atau instrumen. Instrumen yang
reliabel dapat diandalkan dan akan tetap konsisten apabila pengukuran tersebut dipakai berulang-ulang.
Pengujian reliabilitas dilakukan dengan menganalisis soal uji coba yang valid dengan teknik analisis tertentu. Dalam penelitian ini, soal uji coba hasil
belajar yang valid dianalisis dengan menggunakan rumus Kuder dan Richardson KR-21. Suatu instrumen dikatakan reliabel apabila nilai KR-21 r
hitung
lebih besar dari nilai r
tabel.
Nilai r
tabel
dalam tabel dengan dk = 33-1 = 32 dan taraf signifikansi 0,05 yaitu sebesar 0,349.
Diketahui : k
= 21 M
= 8,0 V
1
= 11,68 Ditanya :
? Penyelesaian :
70
. ,
, ,
, ,
, ,
, ,
, Keterangan:
= reliabilitas instrumen k
= banyak butir soal m
= skor rata-rata = varians total
Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui bahwa nilai r
hitung
yaitu sebesar 1,354. Apabila nilai r
hitung
0,609 dikonsultasikan dengan nilai r
tabel
0,349, maka nilai r
hitung
nilai r
tabel.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semua data soal yang diuji dengan rumus Kuder dan Richardson KR-21 bersifat
reliabel.
4.2.3 Analisis Taraf Kesukaran
Menurut Sudjana 2009 : 135, “menganalisis tingkat kesukaran soal berarti menganalisis soal atau tes dari segi kesulitannya sehingga dapat diperoleh
soal yang mudah, sedang atau sukar”. Tingkat kesukaran dipandang dari kesanggupan atau kemampuan siswa dalam menjawab soal. Soal yang baik adalah
71 soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Taraf kesukaran dihitung
dengan cara membandingkan banyaknya jumlah siswa yang menjawab soal secara benar dengan banyaknya seluruh siswa. Berikut ini akan disajikan tabel
rekapitulasi data hasil analisis taraf kesukaran soal uji coba. Tabel 4.4 Hasil Analisis Taraf Kesukaran Soal Uji Coba
Kriteria Banyak soal
Persentase No soal
Mudah 7
33 3, 7, 10, 16, 18, 24, 26
Sedang 10
48 6, 8, 9, 14, 15, 17, 23, 25, 29, 30
Sukar 4
19 19, 21, 22, 28
Total 21 soal
Berdasarkan Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa dari 21 soal terdapat 7 soal berkriteria mudah, 10 soal berkriteria sedang, dan 4 soal berkriteria sukar. Untuk
perhitungan hasil analisis taraf kesukaran yang lebih lengkap dapat dilihat pada lampiran.
4.2.4 Analisis Daya Pembeda Soal
Menurut Arikunto 2006 : 211, “daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dan siswa
yang berkemampuan rendah”. Soal dikatakan mempunyai daya pembeda baik apabila hanya dapat dijawab benar oleh siswa yang pandai saja. Berikut ini akan
disajikan tabel rekapitulasi data hasil analisis daya pembeda soal uji coba. Tabel 4.5 Hasil Analisis Daya Pembeda Soal Uji Coba
Kriteria Banyak Soal
Persentase No Soal
Cukup Baik 9
43 6, 7, 9, 10, 14, 16, 21, 24, 26
Baik 9
43 3, 8, 15, 18, 19, 22, 23, 25, 29
Sangat Baik 3
14 17, 28, 30
Total 21 100
72 Berdasarkan Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa dari 21 soal yang dianalisis
daya pembedanya terdapat tiga kriteria soal. Kriteria soal cukup baik ada 9 soal, kriteria soal baik ada 9 soal, dan kriteria soal sangat baik ada 3 soal. Untuk hasil
analisis perhitungan daya pembeda soal selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.
4.3 Hasil Penelitian
Hasil penelitian akan menjelaskan rekap data dari aktivitas dan hasil belajar siswa yang diperoleh setelah penelitian dilaksanakan. Deskripsi data hasil
penelitian dijelaskan lebih rinci sebagai berikut:
4.3.1 Analisis Hasil UTS Genap Matematika Kelas Eksperimen dan
Kontrol Data Awal
Sebelum melakukan penelitian, peneliti mengambil data awal dari nilai ulangan tengah semester UTS genap matematika. Data awal tersebut kemudian
dianalisis untuk mengetahui apakah kedua kelompok dalam penelitian memiliki kemampuan yang sama atau tidak. Berikut ini akan disajikan tabel distribusi
frekuensi nilai UTS kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Tabel. 4.6 Distribusi Frekuensi Nilai UTS
Eksperimen Kontrol Interval Nilai
Frekuensi Interval Nilai
Frekuensi 1
60-64 6
45-50 4
2 65-69 1 51-56 1
3 70-74
8 57-62
5 4
75-79 2 63-68 5 5
80-84 5 69-74 6 6
85-89 1 75-80 2 Jumlah
24 Jumlah
23
73 Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa sebaran nilai UTS pada
kelompok eksperimen berbeda dengan sebaran nilai UTS pada kelompok kontrol. Namun, kedua kelompok mempunyai persamaan yaitu terdapat beberapa siswa
yang masih berada dibawah batas KKM yaitu di bawah 65. Untuk kelompok eksperimen terdapat 6 siswa yang belum mencapai KKM dan terdapat 10 siswa
yang belum mencapai KKM pada kelompok kontrol. Dengan demikian kedua kelompok dapat dikatakan memiliki kemampuan awal yang relatif sama.
4.3.2 Aktivitas Belajar Siswa
Aktivitas belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan siswa untuk memperoleh kepandaian atau ilmu dengan cara berlatih agar terjadi perubahan
tingkah laku. Penilaian aktivitas dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung yaitu dari kegiatan pendahuluan sampai kegiatan penutup. Aktivitas
belajar siswa dinilai berdasarkan instrumen lembar observasi aktivitas belajar siswa yang terdapat pada lampiran
. Penilaian berpedoman pada lembar deskriptor pedoman observasi aktivitas
belajar siswa dalam pembelajaran. Hasil penilaian dari skor aktivitas belajar siswa diambil dari rata-rata nilai jumlah Skor Aktivitas Siswa SAS dibagi jumlah skor
maksimal seluruh aspek penilaian setiap pertemuan. Hasil nilai aktivitas direkap selama pembelajaran berlangsung dalam dua
kali pertemuan sebagai nilai aktivitas pembelajaran tematik. Data nilai aktivitas belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dibuatkan tabel
rekapitulasi nilai aktivitas belajar siswa. Berikut ini akan disajikan tabel rekap nilai aktivitas belajar kedua kelompok.
74 Tabel 4.7 Data Nilai Aktivitas Belajar Siswa
Aspek yang
diamati Eksperimen Kontrol
Pertemuan Pertemuan 1 2 1 2
Jumlah Rata-
rata Jumlah
Rata- rata
Jumlah Rata-
rata Jumlah
Rata- rata
A 72 2,25 88 2,75 57 1,78 88 2,75 B
68 2,13 86 2,69 57 1,78 66 2,06 C
95 2,97 89 2,78 57 1,78 66 2,06 D 89 2,78 78 2,44 58 1,81 85 2,66
E 29 0,91 91 2,84 37 1,16 49 1,53
F 56 1,75 56 1,75 49 1,53 67 2,09
G 48 1,50 92 2,88 76 2,38 66 2,06 H 72 2,25 69 2,16 57 1,78 66 2,06
SAS 529 649
448 553
NILAI
1653,13 68,88
2020,13 84,51
1460,87 60,87
1803,26 75,14
Berdasarkan Tabel 4.7 dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan nilai rata-rata aktivitas belajar siswa dalam setiap pertemuan. Pada kelompok
eksperimen terjadi peningkatan rata-rata aktivitas siswa sebanyak 15,63 sedangkan pada kelompok kontrol terjadi peningkatan rata-rata aktivitas siswa
sebanyak 14,27. Kriteria penafsiran keaktifan siswa dapat dilihat dari tabel berikut ini.
Tabel 4.8 Kriteria Penafsiran Keaktifan Siswa
Nilai Aktivitas Kriteria penafsiran
81-100 61-80
41-60 21-40
0-20 Sangat Aktif
Aktif Cukup Aktif
Kurang Aktif Sangat Kurang Aktif
Perbandingan nilai peningkatan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol akan disajikan dalam tabel rekapitulasi berikut ini.
75 Tabel 4.9 Rekapitulasi Nilai Aktivitas Belajar Siswa.
Kelompok Data Pertemuan Nilai
Nilai Aktivitas Belajar
Kriteria 1
2 Eksperimen
Jumlah 1653,13 2020,13 1836,63
Aktif Rata-rata 68,88 84,51
76,695 Kontrol
Jumlah 1460,87 1803,26 1632,065
Aktif Rata-rata 60,87 75,14
68,005 Berdasarkan Tabel 4.9 dapat diketahui bahwa kriteria nilai aktivitas belajar
siswa pada kedua kelompok yaitu aktif. Nilai rata-rata aktivitas kelompok eksperimen 76.69 dan nilai rata-rata aktivitas belajar siswa pada kelompok
kontrol 68,00. Apabila dibandingkan, nilai rata-rata aktivitas belajar kelompok eksperimen lebih tinggi dari nilai rata-rata aktivitas belajar siswa pada kelompok
kontrol. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan aktivitas belajar pada kedua kelompok.
4.3.3 Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar dapat diperoleh setelah siswa mengalami aktivitas belajar. Pengambilan data hasil belajar dilakukan dengan memberikan soal hasil belajar.
Soal hasil belajar yang diberikan tentu saja soal yang diketahui valid, reliabel, mempunyai taraf kesukaran dan mempunyai daya pembeda yang baik. Soal yang
diberikan berbentuk soal pilihan ganda yang berjumlah 20 soal dengan 3 alternatif jawaban.
Pemberian tes dilakukan setelah kelompok eksperimen dan kelompok kontrol mendapatkan kegiatan pembelajaran selama dua kali pertemuan. Berikut
ini akan disajikan tabel distribusi frekuensi data hasil belajar yang diperoleh kelompok eksperimen.
76 Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Data Hasil Belajar Kelompok Eksperimen
No Interval Nilai
Frekuensi 1 60-65 1
2 66-71 5 3 72-77 5
4 78-83 6 5 84-90 7
Jumlah 24
Berikut ini akan disajikan diagram hasil belajar posttest kelompok eksperimen.
Diagram 4.1 Hasil Belajar Posttest Kelompok Eksperimen Dari Diagram 4.1 dapat diketahui bahwa kelompok eksperimen
mempunyai nilai rata-rata hasil belajar posttest sebesar 77,92. Nilai tertinggi kelompok eksperimen yaitu 90. Nilai tersebut diperoleh dari 24 siswa yang telah
mengikuti treatment berupa pembelajaran selama dua kali pertemuan. Berikut ini akan disajikan tabel distribusi frekuensi data hasil belajar yang
diperoleh kelompok kontrol.
77 Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Data Hasil Belajar Kelompok Eksperimen
No Interval Nilai Frekuensi
1 60-65 7
2 66-71 4
3 72-77 6
4 78-83 4
5 84-90 2
Jumlah 23
Berikut ini akan disajikan diagram hasil belajar posttest kelompok kontrol.
Diagram 4.2 Hasil Belajar Posttest Kelompok Kontrol Dari Diagram 4.2 dapat diketahui bahwa kelompok kontrol mempunyai
nilai rata-rata kelas sebanyak 72,61. Nilai tertinggi kelompok kontrol yaitu 85. Nilai tersebut diperoleh dari 23 siswa yang telah mengikuti pembelajaran selama 2
kali pertemuan. Berdasarkan Diagram 4.1 dan Diagram 4.2, dapat diketahui bahwa
terdapat perbedaan nilai rata-rata hasil belajar siswa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Apabila dibandingkan, nilai rata-rata hasil belajar pada
78 kelompok eksperimen lebih tinggi dari pada nilai hasil belajar kelompok kontrol.
Untuk melihat data hasil belajar siswa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang lebih lengkap dapat dilihat di lampiran.
4.4 Uji Prasyarat Analisis
Sebelum dilakukan analisis akhir, maka perlu dilakukan uji prasyarat analisis pada data yang telah diperoleh. Uji prasyarat analisis dalam penelitian ini
meliputi pengujian normalitas, uji homogenitas dan uji t pada data awal dan hasil belajar siswa posttest. Berikut ini merupakan penjelasan dari hasil uji prasyarat
data awal dan hasil belajar siswa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
4.4.1 Data Sebelum Penelitian
Sebelum penelitian eksperimen dilakukan, kedua kelompok yang menjadi subjek penelitian harus memiliki kemampuan yang sama. Untuk mengetahui
kemampuan kedua kelompok, peneliti mengambil data awal berupa nilai UTS genap mata pelajaran matematika. Data nilai UTS genap kedua kelompok dapat
dilihat di lampiran. Data awal yang telah diperoleh selanjutnya dianalisis. Analisis yang dilakukan meliputi uji normalitas, uji homogenitas, dan uji hipotesis.
4.4.1.1 Uji Normalitas Data Awal
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data awal yang akan di analisis berdistribusi normal atau tidak normal. Jika data berdistribusi normal,
maka analisis dapat dilakukan dengan statistik parametrik. Apabila data
79 berdistribusi tidak normal, maka analisis data menggunakan statistik
nonparametrik. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian yaitu :
Ho : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal.
Ha : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Untuk menguji normalitas data penelitian ini menggunakan uji Liliefors. Pengujian dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17. Taraf signifikansi
yang digunakan pada pengujian hipotesis yaitu 5 atau 0,05. Apabila nilai taraf signifikansi pada Kolmogorov Smirnov lebih besar dari nilai taraf signifikansi
0,05 maka data dinyatakan berdistribusi normal. Data dinyatakan berdistribusi tidak normal apabila nilai taraf signifikansi pada Kolmogorov Smirnov lebih kecil
dari nilai taraf signifikansi 0,05. Berikut ini akan disajikan tabel hasil output uji normalitas data dengan
menggunakan program SPSS 17. Tabel 4.12 Hasil Uji Normalitas Data Awal
Kelompok Kolmogorov-Smirnov
a
Shapiro-Wilk Statistic
df Sig. Statistic
df Sig. Data Awal Eksperimen
.175 24
.056 .893
24 .015 Kontrol .170
23 .085
.942 23 .197
Berdasarkan Tabel 4.12 dapat diketahui bahwa nilai taraf signifikansi Kolmogorov-Smirnov
data awal pada kelompok eksperimen sebesar 0,056 dan kelompok kontrol sebesar 0,085. Apabila dibandingkan, nilai taraf signifikasi
kedua kelompok lebih besar dari nilai taraf signifikansi uji hipotesis 0,05. Karena nilai signifikansi Kolmogorov-Smirnov kedua kelompok lebih besar dari
80 0,05 maka Ho diterima. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sampel
berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
4.4.1.2 Uji Homogenitas Data Awal
Setelah data diketahui berdistribusi normal, analisis yang dapat dilakukan yaitu uji homogenitas. Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah data
yang diambil mempunyai varian yang homogen atau tidak homogen. Pengujian homogentitas dapat dilakukan dengan menggunakan Independent-Sample T Test
melalui program SPSS 17. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian yaitu :
Ho : kedua kelompok mempunyai varian yang tidak sama
Ha : kedua kelompok mempunyai varian yang sama.
Menurut Trihendradi 2009 : 114, suatu data dikatakan memiliki varians yang homogen apabila nilai signifikansi uji-t lebih besar dari nilai taraf
signifikansi 0,05. Riduwan 2012 : 120 menyatakan bahwa varian dikatakan homogen apabila nilai F
hitung
nilai F
tabel
. Apabila vaians kedua kelompok dinyatakan homogen, maka analisis uji komparatif dapat dilakukan.
Berikut ini akan disajikan tabel hasil output uji homogenitas data awal dengan menggunakan program SPSS 17.
Tabel 4.13 Hasil Uji Homogenitas Data Awal Levenes Test for Equality
of Variances F Sig.
Data Awal Equal variances assumed
.050 .824
Equal variances not assumed
81 Berdasarkan Tabel 4.13 dapat diketahui bahwa nilai F
hitung
yaitu 0,050 dan nilai signifikansi uji Leven’s yaitu 0,824. Apabila dibandingkan, nilai signifikansi
uji Leven’s 0,824 lebih besar dari nilai signifikansi 0,05. Karena nilai signifikansi uji Leven’s lebih besar dari nilai taraf signifikansi, maka Ho diterima.
Dengan demikian, dapat dismpulkan bahwa data kedua kelompok mempunyai varian yang sama. Ini berarti data kedua kelompok dinyatakan homogen.
4.4.1.3 Uji Kesamaan Rata-Rata Data Awal
Agar lebih meyakinkan bahwa hasil belajar matematika pada penelitian ini dikarenakan oleh adanya perlakuan treatment yang diberikan, maka dilakukan
uji kesetaraan antar kelompok sebelum kegiatan eksperimen berlangsung. Hasil uji ini akan digunakan sebagai dasar untuk menentukan setara tidaknya kelompok-
kelompok yang terlibat dalam eksperimen sebelum perlakuan diberikan. Untuk menguji kesamaaan rata-rata data awal maka perlu digunakan uji-t.
Pengujian dilakukan dengan tujuan untuk membandingkan kesamaan rata-rata kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Pengujian dilakukan dengan
menggunakan uji-t melalui program SPSS versi 17 yaitu dengan menggunakan teknik independent-sample t test.
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini ada dua hipotesis yaitu : Ho : Tidak terdapat perbedaan rata-rata data awal kelompok
eksperimen dan kontrol Ha
: Terdapat perbedaan rata-rata data awal kelompok eksperimen dan kontrol.
Menurut Trihendradi 2009 : 115, apabila nilai Sig 2-Tailed pada t-test
82 lebih besar dari nilai taraf signifikansi 0,05 maka Ho ditolak. Ho diterima
apabila nilai Sig 2-Tailed pada t-test lebih kecil dari nilai taraf signifikansi 0,05.
Berikut ini merupakan hasil output SPSS 17 setelah melakukan analisis uji-t data awal dengan teknik independent sample t test.
Tabel 4.14 Hasil Uji Kasamaan Rata-Rata Uji t Data Awal
t-test for Equality of Means 95 Confidence
Interval of the Difference
t Df Sig. 2-
tailed Mean
Difference Std. Error
Difference Lower Upper
Data Awal
Equal variances
assumed 3.329 45
.002 8.43297 2.53355 3.33014
13.53580 Equal
variances not
assumed 3.323 44.331
.002 8.43297 2.53793 3.31919
13.54675
Berdasarkan Tabel 4.14 dapat diketahui bahwa nilai signifikansi 2-tailed pada uji t yaitu 0,002. Apabila dibandingkan, nilai signifikansi 2-tailed pada
uji-t 0,002 lebih kecil dari nilai taraf signifikansi uji hipotesis 0,05. Karena nilai Sig 2-tailed nilai Sig
α 0,05, maka Ho ditolak. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Oleh karena itu, dapat dikatakan apabila kedua kelompok dalam penelitian mempunyai kemampuan awal yang sama.
4.4.2 Data Setelah Penelitian
Setelah peneliti menguji data awal, dapat diketahui bahwa kedua kelompok mempunyai data yang normal, varian yang homogen dan kemampuan
83 yang sama. Oleh karena itu, peneliti dapat melanjutkan penelitian dengan
memberikan perlakukan treatment kepada kedua kelompok. Pemberian perlakuan treatment dilakukan selama dua kali pertemuan.
Untuk mengetahui keberhasilan dari perlakuan treatment yang diberikan, peneliti mengamati aktivitas siswa selama pembelajaran dan memberikan tes
berupa soal hasil belajar posttest kepada kedua kelompok. Data aktivitas dan hasil belajar siswa yang telah diperoleh kemudian dilakukan uji prasyarat analis.
4.4.2.1 Aktivitas Belajar Siswa
Setelah memperoleh data aktivitas belajar, peneliti melakukan uji prasyarat analisis. Uji prasyarat analisis yang dilakukan yaitu uji normalitas data, uji
homogenitas, dan uji hipotesis. 4.4.2.1.1
Uji Normalitas Data Aktivitas Belajar Siswa Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data aktivitas belajar
siswa yang akan dianalisis berdistribusi normal atau tidak normal. Jika data berdistribusi normal, maka analisis dapat dilakukan dengan statistik parametrik.
Apabila data berdistribusi tidak normal, maka analisis data menggunakan statistik nonparametrik.
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian yaitu: Ho
: sampel berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal. Ha
: sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Untuk menguji normalitas data penelitian ini menggunakan uji Liliefors.
Pengujian dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17 dengan teknik Kolmogorov-Smirnov
. Menurut Trihendradi 2009 : 76, apabila nilai taraf
84 signifikansi pada Kolmogorov Smirnov lebih besar dari nilai taraf signifikansi uji
hipotesis 0,05 maka Ho ditolak. Ho diterima jika nilai taraf signifikansi pada Kolmogorov Smirnov
lebih kecil dari nilai taraf signifikansi uji hipotesis 0,05. Berikut ini akan disajikan tabel hasil output uji normalitas data dengan
menggunakan program SPSS 17. Tabel 4.15 Hasil Uji Normalitas Data Aktivitas Belajar Siswa
Kelompok Kolmogorov-Smirnov
a
Shapiro-Wilk Statistic
Df Sig. Statistic
df Sig. eksperimen .308
24 .000
.548 24 .000
kontrol .371 23
.000 .674
23 .000 Berdasarkan Tabel 4.15 dapat diketahui bahwa kedua kelompok
mempunyai nilai signifikansi pada Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,000. Karena nilai signifikansi pada Kolmogorov-Smirnov lebih kecil dari nilai taraf
signifikansi uji hipotesis 0,05 maka Ho diterima. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa data aktivitas belajar kedua
sampel kelompok berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal. Karena data penelitian berdistribusi tidak normal maka analisis data dilakukan dengan
statistik nonparametrik. Analisis data dapat dilakukan dengan menggunakan Uji Mann Whitney
. 4.4.2.1.2
Uji Homogenitas Data Aktivitas Belajar Siswa Uji homogenitas hanya dapat dilakukan jika data berdistribusi normal.
Setelah dilakukan uji normalitas data, dapat diketahui bahwa data aktivitas belajar dinyatakan berdistribusi tidak normal. Oleh karena itu uji homogenitas data tidak
dapat dilanjutkan.
85 4.4.2.1.3
Uji Hipotesis Uji Mann Whitney Data Aktivitas Belajar Siswa Pengujian hipotesis merupakan langkah untuk membuktikan pernyataan
yang dikemukakan dalam perumusan hipotesis. Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh media “cross two colours” terhadap aktivitas belajar siswa
pada materi perkalian. Pengaruh dapat terlihat dari adanya perbedaan aktivitas belajar siswa yang menggunakan media “cross two colours” dengan siswa yang
menggunakan media tabel perkalian. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu :
Ho : tidak terdapat perbedaan aktivitas belajar siswa yang menggunakan media “cross two colours” dan model turnamen
belajar dengan hasil belajar siswa yang menggunakan media tabel perkalian dan model turnamen belajar.
Ha : terdapat perbedaan aktivitas belajar siswa yang menggunakan
media “cross two colours” dan model turnamen belajar dengan hasil belajar siswa yang menggunakan media tabel perkalian dan
model turnamen belajar. Taraf signifikansi
α yang digunakan pada pengujian hipotesis yaitu 5 atau 0,05. Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan Uji Mann-Whitney
melalui teknik 2-Independent-Sample pada program SPSS 17. Teknik 2- Independent-Sample
digunakan untuk menguji perbedaan nilai variabel diantara kedua kelompok. Menurut Trihendradi 2009:176, apabila nilai Asyimp Sig 2-
Tailed lebih kecil dari nilai Sig
α 0,05 maka Ho ditolak. Ho diterima apabila nilai Asyimp Sig 2-Tailed lebih besar dari nilai Sig
α 0,05.
86 Berikut ini akan disajikan tabel hasil output Uji Mann-Whitney dengan
menggunakan program SPSS 17. Tabel 4.16 Hasil Uji Mann-Whitney Data Aktivitas Belajar Siswa.
Aktivitas Mann-Whitney U
139.000 Wilcoxon W
415.000 Z -2.937
Asymp. Sig. 2- tailed
.003 Berdasarkan Tabel 4.16 dapat diketahui bahwa nilai Asyimp Sig 2-Tailed
pada Uji Mann-Whitney sebesar 0,003. Apabila dibandingkan, nilai Asyimp Sig 2- Tailed
lebih kecil daripada nilai Sig α 0,05. Karena nilai Asyimp Sig 2-Tailed
nilai Sig α 0,05, maka Ho ditolak. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
terdapat perbedaan aktivitas belajar siswa yang menggunakan media “cross two colours
” dan model turnamen belajar dengan hasil belajar siswa yang menggunakan media tabel perkalian dan model turnamen belajar.
4.4.2.2 Hasil Belajar Posttest Siswa
Setelah memperoleh data hasil belajar posttest siswa, peneliti melakukan uji prasyarat analisis. Uji prasyarat analisis yang dilakukan yaitu uji normalitas
data, uji homogenitas. Setelah uji prasyarat analisis dilakukan, analisis selanjutnya yaitu pengujian hipotesis untuk menarik kesimpulan.
4.4.2.2.1 Uji Normalitas Data Hasil Belajar Posttest
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data hasil belajar posttest yang akan di analisis berdistribusi normal atau tidak normal. Jika data
berdistribusi normal, maka analisis dapat dilakukan dengan statistik parametrik.
87 Apabila data berdistribusi tidak normal, maka analisis data menggunakan statistik
nonparametrik. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian yaitu :
Ho : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal.
Ha : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Taraf signifikansi α yang digunakan pada pengujian hipotesis yaitu 5
atau 0,05. Untuk menguji normalitas data penelitian ini menggunakan uji Liliefors
. Pengujian dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17 dengan teknik Kolmogorov-Smirnov. Menurut Trihendradi 2009 : 76, “apabila nilai
taraf signifikansi pada Kolmogorov Smirnov lebih besar dari nilai taraf signifikansi uji hipotesis 0,05 maka Ho ditolak”. Ho diterima jika nilai taraf
signifikansi pada Kolmogorov Smirnov lebih kecil dari nilai taraf signifikansi uji hipotesis 0,05.
Berikut ini akan disajikan tabel hasil output uji normalitas data dengan menggunakan program SPSS 17.
Tabel 4.17 Hasil Uji Normalitas Data Hasil Belajar Posttest
Kelompok Kolmogorov-Smirnov
a
Shapiro-Wilk Statistic
df Sig. Statistic
Df Sig. eksperimen .153
24 .151
.942 24 .181
kontrol .164 23
.110 .932
23 .120 Berdasarkan Tabel 4.17 dapat diketahui bahwa nilai taraf signifikansi
Kolmogorov Smirnov pada kelompok eksperimen yaitu 0,151 sedangkan nilai
taraf signifikansi Kolmogorov Smirnov pada kelompok kontrol bernilai 0,110. Karena nilai signifikansi kedua kelompok lebih besar dari nilai signifikansi uji
88 hipotesis 0,05 maka Ho ditolak. Dengan demikian, data kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol dinyatakan berdistribusi normal. Data hasil belajar posttest siswa dinyatakan berasal dari populasi yang
berdistribusi normal. Oleh karena itu, analisis data dilakukan dengan menggunakan statistik parametrik. Untuk hasil uji normalitas data yang lengkap
dapat dilihat di lampiran. 4.4.2.2.2
Uji Homogenitas Data Hasil Belajar Posttest Setelah data hasil belajar posttest diketahui berdistribusi normal, analisis
yang dapat dilakukan yaitu uji homogenitas. Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah data hasil belajar posttest yang diambil mempunyai varian
yang homogen atau tidak homogen. Pengujian homogentitas dapat dilakukan dengan menggunakan Independent-Sample T Test melalui program SPSS 17.
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian yaitu: Ho
: Kedua kelompok mempunyai varians yang tidak sama Ha
: Kedua kelompok mempunyai varians yang sama Taraf signifikansi
α yang digunakan dalam pengujian hipotesis yaitu 5 atau sebesar 0,05. Menurut Trihendradi 2009 : 114, “suatu data dikatakan
memiliki varians yang sama apabila nilai signifikansi varians lebih besar dari nilai taraf signifikansi 0,05”. Riduwan 2012 : 120 menyatakan bahwa varian
dikatakan homogen apabila nilai F
hitung
lebih kecil dari nilai F
tabel
. Apabila vaians kedua kelompok dinyatakan homogen, maka analisis uji komparatif dapat
dilakukan. Berikut ini akan disajikan tabel hasil output uji homogenitas data hasil belajar posttest dengan menggunakan program SPSS 17.
89 Tabel 4.18 Hasil Uji Homogenitas Data Hasil Belajar Posttest
Levenes Test for Equality of Variances
F Sig. Test Equal variances assumed
.001 .976
Equal variances not assumed Berdasarkan Tabel 4.18 dapat diketahui bahwa nilai signifikansi varian
yaitu 0,976 dan nilai F
hitung
yaitu 0,001. Apabila dibandingkan, nilai signifikansi uji Leven’s 0,976 lebih besar dari nilai taraf signifikansi 0,05. Karena nilai
signifikansi uji Leven’s lebih besar dari nilai taraf signifikansi α, maka Ho
ditolak. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok mempunyai varian yang sama. Ini berarti bahwa varian data kedua kelompok dapat dikatakan
homogen. Menurut Riduwan 2011 : 120, apabila data kedua kelompok dinyatakan homogen, maka analisis pengujian hipotesis dapat dilanjutkan.
4.4.2.2.3 Uji Hipotesis uji-t Data Hasil Belajar Posttest
Pengujian hipotesis merupakan langkah untuk membuktikan pernyataan yang dikemukakan dalam perumusan hipotesis. Uji hipotesis dilakukan untuk
mengetahui pengaruh media “cross two colours” terhadap hasil belajar siswa pada materi perkalian. Pengaruh dapat terlihat dari adanya perbedaan hasil belajar
siswa yang menggunakan media “cross two colours” dengan siswa yang menggunakan media tabel perkalian.
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian yaitu: Ho
: tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan media “cross two colours” dan model turnamen belajar dengan
90 hasil belajar siswa yang menggunakan media tabel perkalian dan
model turnamen belajar. Ha
: terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan media “cross two colours” dan model turnamen belajar dengan hasil
belajar siswa yang menggunakan media tabel perkalian dan model turnamen belajar.
Taraf signifikansi α yang digunakan pada pengujian hipotesis yaitu 5
atau 0,05. Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan Independent-Sample T Test
pada program SPSS 17. Teknik Independent-Sample T Test digunakan untuk menguji pengaruh satu variabel independen perlakuan terhadap satu atau lebih
dari satu variabel dependen. Menurut Trihendradi 2009:115, apabila nilai t
hitung
nilai t
tabel
maka Ho diterima dan apabila nilai t
hitung
nilai t
tabel
maka Ho ditolak. Berikut ini akan disajikan tabel hasil output uji hipotesis t-test data hasil
belajar posttest dengan menggunakan program SPSS 17. Tabel 4.19 Hasil Uji Hipotesis uji-t Data Hasil Belajar Posttest
Berdasarkan Tabel 4.19 dapat diketahui bahwa nilai t
hitung
pada t-test yaitu 2,523 dan nilai Sig 2-tailed yaitu 0,015. Nilai t
tabel
dengan dk = 47-1 = 46 dan taraf signifikansi 5 yaitu 1,671. Apabila dibandingkan, nilai t
hitung
2,523 lebih
t-test for Equality of Means t
df Sig. 2-
tailed Mean
Difference Std. Error
Difference Equal variances
assumed 2.523
45 0.015
5.30797 2.10386
Equal variances not assumed
5.525 45.000
0.015 5.30797
2.10190
91 besar dari nilai t
tabel
1,671. Nilai Sig 2-tailed pada uji t 0,015 lebih kecil dari nilai signifikansi uji hipotesis 0,05. Karena nilai t
hitung
nilai t
tabel
dan nilai Sig 2-tailed nilai Sig
α 0,05, maka Ho ditolak. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil
belajar siswa yang menggunakan media “cross two colours” dengan model turnamen belajar dengan hasil belajar siswa yang menggunakan media tabel
perkalian dengan model turnamen belajar.
4.5 Pembahasan
Tujuan umum yang hendak dicapai dalam penelitian yaitu untuk mengetahui keefektifan media “cross two colours” dengan menerapkan model
turnamen belajar terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi perkalian di sekolah dasar negeri Kejambon 10 Tegal. Penelitian ini menggunakan desain
Quasi Eksperimental Design dengan bentuk Two-group Post-Test-Only Design.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas II sekolah dasar negeri Kejambon 04 dan Kejambon 10 kota Tegal tahun 20122013. Anggota populasi
berjumlah 47 orang. Pengambilan sampel yang digunakan menggunakan sampel jenuh. Sampel jenuh yaitu teknik pengambilan sampel yang beranggotakan semua
anggota populasi, sehingga semua anggota populasi dijadikan anggota sampel. Dalam melakukan penelitian, peneliti melakukan beberapa tahap
penelitian. Tahap awal proses penelitian yaitu menyusun instrumen penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian berupa
lembar observasi aktivitas belajar dan soal-soal tes hasil belajar. Lembar observasi
92 digunakan untuk mengamati aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung,
sedangkan soal-soal tes digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa. Peneliti menyusun instrumen soal-soal tes yang berupa soal pilihan ganda
dengan 3 alternatif jawaban yang berjumlah 30 butir soal. Setelah menyusun soal, peneliti meminta tim ahli untuk menilai validitas konstruksi construct valiidity
dan validitas isi content validity. Tim ahli yang menilai validitas internal soal yaitu Drs. Yuli Witanto, M.Pd. dan Dra. Umi Setijowati, M.Pd. Soal yang telah
ditelaah oleh tim ahli kemudian diujicobakan pada 33 siswa kelas II di SD Negeri Kejambon 07 Tegal. Uji coba soal hasil belajar dilakukan pada hari Sabtu tanggal
27 April 2013. Setelah data hasil uji coba soal hasil belajar diperoleh, selanjutnya dianalisis.
Analisis data yang pertama dilakukan yaitu uji validitas. Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan rumus pearson product moment. Setelah
dilakukan uji validitas, diperoleh 21 soal yang valid dan 9 soal yang tidak valid. Analisis data dilanjutkan dengan uji reliabilitas. Pengujian reliabilitas
menggunakan rumus Kuder dan Richardson 21 KR-21. Dari hasil perhitungan, dapat diperoleh bahwa soal yang diuji dengan rumus KR-21 dikatakan reliabel.
Setelah soal dinyatakan valid dan reliabel, proses selanjutnya yaitu melakukan analisis taraf kesukaran soal dan analisis daya pembeda soal. Taraf
kesukaran dihitung dengan cara membandingkan banyaknya jumlah siswa yang menjawab soal secara benar dengan banyaknya seluruh siswa. Dari 21 soal yang
dianalisis, diperoleh 7 soal berkriteria mudah, 10 soal berkriteria sedang, dan 4
93 soal berkriteria sukar. Untuk hasil analisis daya pembeda soal, diperoleh 9 soal
cukup baik, 9 soal baik, dan 3 soal sangat baik.
Sebelum memberikan perlakuan treatment berupa pembelajaran pada kedua kelompok, peneliti mengambil data awal untuk dianalisis terlebih dahulu.
Data awal yang digunakan adalah data nilai Ulangan Tengah Semester UTS genap matematika kedua kelompok. Hasil analisis menunjukkan bahwa kedua
kelompok mempunyai kemampuan awal dan kesamaan rata-rata yang sama. Oleh karena itu, pemberian perlakuan treatment dapat dilakukan.
Peneliti memberikan perlakuan treatment berupa pembelajaran yang menggunakan media “cross two colours” dengan model turnamen belajar pada
kelompok eksperimen. Pada kelompok kontrol diberi perlakuan treatment berupa pembelajaran yang menggunakan media tabel perkalian dengan model
turnamen belajar. Silberman 2009:159 menyatakan bahwa learning
tournament atau model turnamen belajar adalah strategi belajar aktif yang
merupakan suatu bentuk sederhana dari Teams Games Tournament
yang dikembangkan oleh Robert Slavin dan kawannya. Model turnamen belajar juga
menggabungkan kelompok belajar dan kompetensi tim. Oleh karena itu, model ini dapat digunakan untuk mengembangkan pelajaran atas macam-macam fakta,
konsep dan keahlian tertentu. Dalam model turnamen belajar ini, siswa dibagi menjadi beberapa tim.
Setiap siswa dalam tim bertanggung jawab untuk menjawab pertanyaan dari guru. Proses pembelajaran diawali dengan penjelasan guru secara klasikal, lalu siswa
dibagi kedalam beberapa tim kelompok. Semua anggota kelompok bersama-sama
94 mempelajari materi tersebut, saling memberi arahan, saling memberikan jawaban
untuk memahami mata pelajaran tersebut. Setelah selesai materi diadakan suatu pertandingan akademis. Dengan adanya pertandingan akademis ini maka
terciptalah kompetisi antarsiswa dalam kelompok atau tim. Para siswa akan senantiasa berusaha belajar dengan motivasi yang tinggi agar dapat memperoleh
nilai yang tinggi dalam pertandingan. Alasan peneliti memilih menerapkan model turnamen belajar pada kedua
kelompok karena model turnamen belajar menggabungkan kelompok belajar dan kompetisi tim. Model ini dipilih karena sesuai dengan karakteristik siswa sekolah
dasar. Karakteristik siswa sekolah dasar di kelas rendah adalah suka berkelompok dan senang bermain. Kebutuhan siswa untuk berkelompok akan semakin
terfasilitasi dalam pembelajaran apabila pembelajaran dilakukan secara berkelompok. Melalui model turnamen belajar, siswa dibentuk berkelompok
dengan teman sebangku dalam setiap pembelajaran. Dengan adanya pembentukan kelompok, mereka akan belajar bekerjasama dan bersosialisasi dengan kelompok
belajarnya. Model ini juga dirancang seperti permainan yang sederhana sehingga siswa akan merasa semangat untuk belajar. Selain menyenangkan, model
turnamen belajar juga dapat meningkatkan pembelajaran yang mengandung fakta, konsep dan keterampilan.
Sebagai mata pelajaran yang memiliki objek yang abstrak, matematika memerlukan suatu media untuk membantu siswa dalam belajar. Apalagi tahap
perkembangan berpikir siswa masih berada dalam tahap operasional konkret. Siswa sekolah dasar hanya bisa memahami konsep apabila disertai contoh-contoh
95 yang nyata. Oleh karena itu, peneliti memberikan gagasan suatu media baru yang
dapat digunakan dalam materi perkalian. Peneliti meneliti keefektifan media “cross two colours” terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran
di kelas eksperimen. Sebagai pembanding, peneliti juga memberikan media tabel perkalian dalam pembelajaran di kelas kontrol.
Pemberian perlakuan treatment dilakukan selama 2 kali pertemuan. Selama pembelajaran, peneliti dibantu observer untuk mengamati aktivitas siswa
dan guru mitra untuk mengamati aktivitas peneliti. Dari hasil pengamatan, diperoleh data aktivitas belajar siswa dari kedua kelompok. Untuk mengetahui
keefektifan media “cross two colours” terhadap aktivitas belajar, peneliti menganalisis uji normalitas data aktivitas belajar siswa. Pengujian menggunakan
Kolmogorov Smnirnov melalui program SPSS 17. Hasil analisis menunjukkan
nilai Sig Kolmogorov Smnirnov pada kedua kelompok sebesar 0,000 sehingga data dinyatakan berdistribusi tidak normal. Oleh karena itu, uji homogenitas tidak
dapat dilanjutkan dan analisis akhir menggunakan U Mann Whitney melalui program SPSS 17. Hasil analisis akhir menunjukkan bahwa nilai Asymp Sig 2-
Tailed sebesar 0,003 sehingga Ho ditolak. Dengan demikian dapat diasumsikan
bahwa terdapat perbedaan aktivitas belajar siswa yang menggunakan media “cross two colours
” dan model turnamen belajar dengan hasil belajar siswa yang menggunakan media tabel perkalian dan model turnamen belajar. Untuk
mengetahui perbedaan nilai aktivitas belajar kedua kelompok, peneliti membandingkan nilai rata-rata aktivitas yang telah diperoleh. Setelah
dibandingkan, dapat diketahui bahwa nilai rata-rata aktivitas kelompok
96 eksperimen yaitu 76.69 dan nilai rata-rata aktivitas belajar siswa pada kelompok
kontrol yaitu 68,00.. Berdasarkan data tersebut, dapat diasumsikan bahwa aktivitas belajar siswa yang menggunakan media “cross two colours” dan model
turnamen belajar ternyata lebih tinggi daripada aktivitas belajar siswa yang menggunakan media tabel perkalian dan model turnamen belajar.
Untuk mengetahui keefektifan media “cross two colours” terhadap hasil belajar siswa, peneliti memberikan soal hasil belajar posstest. Setelah data hasil
belajar posstest diperoleh, peneliti menganalisis uji normalitas data dengan uji Kolmogorov Smnirnov
dengan bantuan program SPSS 17. Hasil analisis menunjukkan nilai Sig Kolmogorov Smnirnov pada kelompok eksperimen sebesar
0,151 dan pada kelompok kontrol sebesar 0,110 sehingga data dinyatakan berdistribusi normal. Analisis dilanjutkan dengan homogenitas data. Pengujian
homogenitas menggunakan uji Levene melalu SPSS 17. Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai Sig Levene’s Test sebesar 0,976 sehingga data
dinyatakan homogen. Data hasil belajar dinyatakan homogen sehingga analisis akhir menggunakan uji-t dengan teknik Independent Sample t Test melalui
program SPSS 17. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai Sig t-test pada Equal Variances assumed
sebesar 0,015 sehingga Ho ditolak. Dengan demikian dapat diasumsikan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan
media “cross two colours” dan model turnamen belajar dengan hasil belajar siswa yang menggunakan media tabel perkalian dan model turnamen belajar. Selain
dianalisis dengan program SPSS 17, peneliti juga membandingkan nilai rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dari data yang ada,
97 dapat diketahui nilai rata-rata hasil belajar posttest kelompok eksperimen yaitu
77,92 dan nilai rata-rata hasil belajar posttest kelompok kontrol yaitu 72,61. Apabila dibandingkan, nilai hasil belajar pada kelompok eksperimen lebih tinggi
dari pada nilai hasil belajar kelompok kontrol. Berdasarkan data tersebut, dapat diasumsikan bahwa hasil belajar siswa yang menggunakan media “cross two
colours ” dan model turnamen belajar lebih tinggi daripada hasil belajar siswa
yang menggunakan media tabel perkalian dan model turnamen belajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media “cross two colours” terbukti
efektif dan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini karena media “cross two colours” berasal dari bahan yang
sederhana dan mudah untuk digunakan dalam pembelajaran. Siswa sekolah dasar khususnya kelas rendah akan semakin antusias apabila menggunakan media
“cross two colours” dan model turnamen belajar dalam pembelajaran materi perkalian. Siswa yang senang berkompetisi akan semakin semangat untuk
menyelesaikan tugas yang telah diberikan guru. Apalagi tugas yang diberikan berbentuk seperti permainan dan dapat dikerjakan secara berkelompok. Selain itu,
siswa yang berhasil mendapatkan nilai tertinggi akan mendapat penghargaan dari guru. Dengan demikian siswa menjadi aktif dalam kegiatan pembelajaran dan
dapat memperoleh hasil belajar yang maksimal. Dari beberapa kelebihan penggunaan media “cross two colours” dengan
menerapkan model turnamen belajar, peneliti juga menemukan kendala dalam pelaksanaannya. Kendala tersebut diantaranya yaitu 1 pada awal pembelajaran
siswa kesulitan dalam memahami cara pemakaian media “cross two colours”, 2
98 guru terkadang kurang menguasai manajemen kelas sehingga perlu persiapan
yang matang sebelum pembelajaran, dan 3 beberapa siswa yang merasa pandai tidak mau bekerjasama dengan siswa yang berkemampuan kurang, sehingga guru
perlu memberikan motivasi secara bijaksana.
99
BAB 5 PENUTUP
Dalam penutup akan diuraikan tentang simpulan dan saran dari hasil penelitian yang diperoleh.
5.1 Simpulan