Hasil Belajar Kajian Teori

15 belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan siswa untuk memperoleh kepandaian atau ilmu dengan cara berlatih agar terjadi perubahan tingkah laku. Keaktifan siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan atau motivasi siswa untuk belajar. Menurut Sudjana 2009 : 61, siswa dikatakan memiliki keaktifan apabila mempunyai perilaku sebagai berikut: 1 turut serta dalam melaksanakan tugas belajar, 2 terlibat dalam pemecahan masalah, 3 menanyakan hal yang belum dipahami kepada guru atau siswa lain, 4 berusaha mencari informasi untuk memecahkan masalah, 5 melaksanakan diskusi kelompok sesuai petunjuk guru, 6 menilai kemampuan diri dan hasil yang diperolehnya, 7 melatih diri memecahkkan soal atau masalah, 8 menerapkan apa yang telah dipelajari dan menyelesaikan tugas yang dihadapi. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi dua arah yaitu antara guru dengan siswa ataupun siswa itu sendiri. Banyaknya tingkat interaksi yang terjadi akan mengakibatkan suasana kelas menjadi menyenangkan. Siswa dapat melibatkan kemampuannya seoptimal mungkin. Dengan demikian, aktivitas yang timbul dari siswa akan mengakibatkan terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada meningkatnya suatu hasil belajar siswa.

2.1.3 Hasil Belajar

Menurut Anni 2007: 5, hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah mengalami aktivitas belajar. Siswa yang mengalami aktivitas belajar mengenai sebuah konsep akan menuai penguasaan konsep sebagai hasil dari belajar. Menurut Bloom 1956 dalam Anni 2007 : 6 hasil 16 belajar siswa mencakup tiga ranah belajar yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Ranah kognitif identik dengan fungsi pendidikan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan tujuan perndidikan seperti berilmu dan cakap. Kognitif dapat diartikan sebagai pengetahuan. Apabila siswa telah menyelesaikan suatu proses pembelajaran, maka ia akan memiliki kemampuan dan wawasan intelektual. Ranah kognitif berkaitan dengan hasil berupa pengetahuan, kemampuan, dan kemahiran intelektual. Kategori ranah kognitif mencakup pengetahuan knowledge, pemahaman comprehensif, penerapan application, analisis analysis, sintesis synthesis, dan penilaian evaluation. Penilaian ranah kognitif dimaksudkan untuk mengukur pencapaian indikator hasil belajar dari segi intelektualitas yaitu kemampuan menggali dan mengolah informasi atau pengetahuan. Proses ini memuat kompetensi siswa secara kognitif yaitu kemampuan memberikan pendapat atau tanggapan dan mendeskripsikannya. Salah satu penilaian yang dapat dilakukan adalah penilaian tertulis dengan menggunakan teknik objektif, tes pilihan ganda, atau soal uraian. Ranah afektif seperti tersirat dalam fungsi pendidikan nasional yaitu membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat, menjadikan siswa sebagai manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, demokratis dan bertanggung jawab. Apabila siswa telah menyelesaikan proses pembelajaran, maka akan terjadi perubahan perilaku siswa. Siswa akan melakukan sesuatu didasarkan atas pikiran dan perilaku mulia, sehingga ia memiliki kepribadian luhur, etika moral dan rasa tanggung jawab. Ranah afektif berkaitan dengan perasaan, sikap, minat, dan nilai. Kategori ranah 17 afektif dalam belajar mencakup penerimaan receiving, penanggapan responding, penilaian valuing, pengorganisasian organization, dan pembentukan pola hidup organization by a value complex. Penilaian afektif bertujuan untuk mengetahui karakter siswa dalam proses pembelajaran dan hasil dari pembelajaran. Pada saat proses belajar, penilaian afektif didasarkan pada bagaimana sikap, respon, dan minat siswa terhadap proses belajar. Menurut Chatib 2009 : 174, indikator penilaian afektif ini jumlahnya bermacam-macam, namun harus memenuhi persyaratan berikut : 1 sikap siswa terhadap dirinya sendiri selama proses belajar, 2 sikap siswa dalam hubungan guru selama proses belajar, 3 sikap siswa dalam hubungan dengan temannya selama proses belajar, 4 sikap siswa dalam hubungan lingkungan selama proses belajar, 5 respon siswa terhadap materi pembelajaran. Ranah psikomotor seperti tersirat melalui fungsi dan tujuan pendidikan adalah mampu mengembangkan kemampuan, kreatif, dan mandiri. Ini berarti bahwa apabila siswa telah menyelesaikan proses pembelajaran, maka ia akan mampu melakukan sesuatu, menunjukkan sesuatu atas prestasinya dan unjuk kemampuan. Psikomotor itu sendiri diartikan “keterampilan” dan membentuk siswa yang memiliki jiwa, media pembelajaran, sarana dan prasarana, laboratorium, perpustakaan, dan pengadaan buku paket. Tujuan pembelajaran ranah psikomotorik menunjukkan adanya kemampuan fisik seperti keterampilan motorik dan syaraf, manipulasi obyek, dan koordinasi syaraf. Kategori jenis perilaku untuk ranah psikomotor yaitu: persepsi perception, kesiapan set, gerakan terbimbing guided respons, gerakan 18 terbiasa mechanism, gerakan kompleks complex overt response, penyesuaian adaptation, dan kreativitas originallity. Penilaian ranah psikomotorik dimaksudkan untuk mengevaluasi siswa dari segi aktivitas yang dilakukan baik sebelum pembelajaran maupun ketika pembelajaran berlangsung. Ranah psikomotorik dapat dinilai melalui pengamatan terhadap kegiatan kelompok, kelas, maupun individual dengan menggunakan daftar cek atau check list. Komponen kegiatan psikomotorik sebelum pembelajaran meliputi kesiapan menyiapkan atau menata media, penyesuaian dalam proses, dan kreativitas mengelaborasikan semua prasarana yang mendukung untuk menghasilkan proses dan produk. Kegiatan psikomotorik ketika pembelajaran berlangsung meliputi persiapan pelaksanaan program pembelajaran dan pelaporan hasil.

2.1.4 Karakteristik Perkembangan Siswa Sekolah Dasar

Dokumen yang terkait

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN POE (PREDICT OBSERVE EXPLAIN) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PERUBAHAN SIFAT BENDA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KEJAMBON 4 KOTA TEGAL

2 25 408

KEEFEKTIFAN PENERAPAN METODETALKING STICK TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKn PADA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 01 SANGKANJOYO KABUPATEN PEKALONGAN

27 132 302

KEEFEKTIFAN STRATEGI CATATAN TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR MATERI UNSUR CERITA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI PESAREAN 01 KABUPATEN TEGAL

0 11 246

KEEFEKTIFAN METODE BERMAIN JAWABAN TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI PEMBENTUKAN TANAH DI KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI TUNON2 KOTA TEGAL

0 15 328

Keefektifan Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Materi Bangun Ruang pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Pagerbarang 03 Kabupaten Tegal

0 19 373

KEEFEKTIFAN STRATEGI CROSSWORD PUZZLE TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR AWAN DAN CUACA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI PEGIRIKAN 03 KABUPATEN TEGAL

0 21 186

KEEFEKTIFAN TEKNIK QUICK ON THE DRAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MATERI PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA DI SEKOLAH DASAR NEGERI KEJAMBON 7 KOTA TEGAL

0 15 256

KEEFEKTIFAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 1 DAGAN KABUPATEN PURBALINGGA PADA MATERI GLOBALISASI

0 14 245

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATERI BANGUN DATAR MELALUI MEDIA PUZZLE PADA SISWA KELAS II SEKOLAH DASAR NEGERI KEMANDUNGAN 03 TEGAL

2 8 284

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MENYIMAK DONGENG MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI KEMANDUNGAN 01 KOTA TEGAL

0 6 249