Karakteristik Perkembangan Siswa Sekolah Dasar

18 terbiasa mechanism, gerakan kompleks complex overt response, penyesuaian adaptation, dan kreativitas originallity. Penilaian ranah psikomotorik dimaksudkan untuk mengevaluasi siswa dari segi aktivitas yang dilakukan baik sebelum pembelajaran maupun ketika pembelajaran berlangsung. Ranah psikomotorik dapat dinilai melalui pengamatan terhadap kegiatan kelompok, kelas, maupun individual dengan menggunakan daftar cek atau check list. Komponen kegiatan psikomotorik sebelum pembelajaran meliputi kesiapan menyiapkan atau menata media, penyesuaian dalam proses, dan kreativitas mengelaborasikan semua prasarana yang mendukung untuk menghasilkan proses dan produk. Kegiatan psikomotorik ketika pembelajaran berlangsung meliputi persiapan pelaksanaan program pembelajaran dan pelaporan hasil.

2.1.4 Karakteristik Perkembangan Siswa Sekolah Dasar

Menurut Kardi 1996 dalam Pitajeng 2006 : 9, sifat anak SD-MI dikelompokkan menjadi 2 yaitu pada umur 6-9 tahun anak SD tingkat rendah dan pada umur 9-12 tahun anak SD tingkat tinggi. Usia 6 tahun merupakan usia awal siswa terjun ke lingkungan sekolah dasar. Siswa mulai belajar di kelas 1 SD hingga kelas 6 SD. Siswa selama rentang anak usia SD memiliki keterampilan- keterampilan tertentu yang melekat pada diri siswa. Keterampilan-keterampilan tersebut antara lain keterampilan membantu diri sendiri, keterampilan sosial, keterampilan sekolah, dan keterampilan bermain. Anak kelompok usia 6 sampai 9 tahun, mempunyai sifat fisik yang sangat aktif sehingga mudah merasa letih dan memerlukan istirahat. Koordinasi otot-otot 19 kecil masih belum sempurna, sehingga masih ada yang belum bisa memegang pensil dengan baik. Untuk dapat menciptakan proses belajar matematika yang efektif dan hidup, guru harus dapat menentukan suasana yang tepat dengan kondisi anak. Guru harus menghindari anak menulis atau mengerjakan soal matematika yang berkepanjangan. Hal ini dapat menyebabkan anak jemu, bosan, lelah, dan keterampilan menulisnya semakin menurun. Untuk pembelajaran matematika, hendaknya diselingi dengan humor, permainan, atau teka-teki yang akan menurunkan ketegangan berpikir anak. Guru dapat memberi kegiatan yang memanipulasi benda-benda konkret yang relevan dengan materi. Sifat-sifat sosial anak SD-MI pada usia 6-9 tahun antara lain mulai memilih kawan yang mereka sukai, mulai senang membentuk kelompok bermain yang anggotanya kecil, sering bertengkar, dan kompetisi diantara mereka sangat menonjol. Pada masa ini, anak cenderung menyesuaikan diri dengan standar yang disetujui kelompok. Mereka akan berusaha agar dapat diterima kelompoknya. Guru hendaknya dapat membentuk kelompok belajar atau kelompok diskusi. Kegiatan perlombaan matematika antar kelompok akan sangat membantu menguasai matematika, karena setiap kelompok ingin menjadi pemenang atau yang terbaik. Sifat emosional pada anak kelompok usia 6-9 tahun adalah mulai menaruh perhatian terhadap apa yang dirasakan temannya. Mereka sangat sensitif terhadap kritik dan celaan yang ditujukan terhadap dirinya atau temannya. Mereka juga selalu berkeinginan menyenangkan hati gurunya. Mereka akan senang sekali 20 apabila disuruh membantu gurunya untuk menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan. Sifat mental anak kelompok usia 6-9 tahun adalah senang sekali belajar. Untuk belajar matematika, sifat ini merupakan modal yang besar. Akan tetapi, guru harus bijaksana dalam memberi motivasi kepada mereka. Ketika guru memberikan tugas maka hargai pekerjaan mereka dengan mengoreksi dan memberi nilai. Berdasarkan karakteristik anak usia 6-9 tahun, dapat disimpulkan bahwa karakteristik siswa di kelas rendah yaitu mempunyai fisik yang aktif, senang berkelompok, senang bermain, senang berkompetisi, senang belajar, dan memiliki perhatian yang tinggi. Siswa akan merasa senang apabila melakukan tugas atau pekerjaan yang mendapat suatu penghargaan.

2.1.5 Performansi Guru

Dokumen yang terkait

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN POE (PREDICT OBSERVE EXPLAIN) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PERUBAHAN SIFAT BENDA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KEJAMBON 4 KOTA TEGAL

2 25 408

KEEFEKTIFAN PENERAPAN METODETALKING STICK TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKn PADA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 01 SANGKANJOYO KABUPATEN PEKALONGAN

27 132 302

KEEFEKTIFAN STRATEGI CATATAN TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR MATERI UNSUR CERITA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI PESAREAN 01 KABUPATEN TEGAL

0 11 246

KEEFEKTIFAN METODE BERMAIN JAWABAN TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI PEMBENTUKAN TANAH DI KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI TUNON2 KOTA TEGAL

0 15 328

Keefektifan Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Materi Bangun Ruang pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Pagerbarang 03 Kabupaten Tegal

0 19 373

KEEFEKTIFAN STRATEGI CROSSWORD PUZZLE TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR AWAN DAN CUACA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI PEGIRIKAN 03 KABUPATEN TEGAL

0 21 186

KEEFEKTIFAN TEKNIK QUICK ON THE DRAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MATERI PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA DI SEKOLAH DASAR NEGERI KEJAMBON 7 KOTA TEGAL

0 15 256

KEEFEKTIFAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 1 DAGAN KABUPATEN PURBALINGGA PADA MATERI GLOBALISASI

0 14 245

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATERI BANGUN DATAR MELALUI MEDIA PUZZLE PADA SISWA KELAS II SEKOLAH DASAR NEGERI KEMANDUNGAN 03 TEGAL

2 8 284

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MENYIMAK DONGENG MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI KEMANDUNGAN 01 KOTA TEGAL

0 6 249