91
5.3.4 Perilaku dan Kapasitas Penggarap
Perilaku merupakan perwujudan respon dan reaksi pelaku terhadap peraturan pengelolaan ekosistem mangrove. Perilaku dan kapasitas penggarap
ditunjukkan dalam bentuk ketaatan terhadap kontrak dan persepsinya terhadap ekosistem mangrove.
Perubahan institusi mempengaruhi kualitas hutan mangrove yang diindikasikan dengan ketaatan penggarap terhadap kontrak. Perilaku
penggarap terhadap kontrak hanya 12,0 yang melakukan penanaman dan 15 yang melakukan perawatan dan perlindungan ekosistem mangrove.
Ketaatan penggarap terhadap kontrak disajikan pada Tabel 16. Tabel 16 Ketaatan penggarap terhadap kontrak sewa garapan
Tingkat Ketaatan Penggarap Komponen Kontrak
Sangat baik Baik
Cukup
Kurang
Penanaman 2,0
10,0 80,0
8.0 Perawatan
perlindungan tanaman
15 -
- 85
Sumber: Hasil penelitian 2012 Ketidaktaatan terhadap kontrak sebagai indikasi bahwa penggarap tidak
memiliki pemahaman yang baik dan benar tentang pemanfaatan ekosistem mangrove dalam bentuk tambak tumpangsari. Penggarap tidak menerima dan
mengakui aturan main pemanfaatan hutan mangrove dan posisi lebih menjadi kuat ketika Perum Perhutani melakukan perubahan aturan main pemanfaatan
menjadi pola surjan, yaitu penanaman tanaman mangrove hanya pada pematang-pematang tambak. Perubahan aturan main tersebut oleh penggarap
diartikan bahwa seluruh lahan garapan telah diperbolehkan untuk diusahakan sebagai tambak.
92
5.4 Stakeholder pengelolaan mangrove di Kabupaten Tangerang 5.4.1
Stakeholder yang terlibat dalam pengelolaan mangrove
Menurut Asikin 2001 stakeholder adalah semua pihak yang kepentingannya terpengruh oleh dampak, baik positif maupun negatif, yang
ditimbulkan oleh suatu kebijakan. Pihak yang terpengaruh dampak itu dibedakan menjadi tiga bagian, yakni stakeholders utama dan kunci serta
stakeholders pendukung. Sedangkan Mitchell 1997 mengemukan
stakeholder merupakan
kelompok individu yang dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh suatu pencapaian tujuan tertentu. Brown 2001 juga menambahkan bahwa analisis
stakeholder merupakan pengumpulan informasi dari individu atau kelompok orang yang berpengaruh didalam memutuskan, mengelompokkan informasi
dan sistem menilai kemungkinan konflik yang terjadi antara kelompok- kelompok berkepentingan. Hasil dari identifikasi stakeholder ditemukan 13
stakeholder di Kabupaten Tangerang yang berkepentingan dalam pengelolaan mangrove. Daftar stakeholder yang terlibat dalam pengelolaan mangrove
tersebut dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17 Daftar Kelembagaan yang terlibat pengelolaan mangrove
No Kelembagaan
1 Dinas Perikanan dan Kelautan
2 Dinas Lingkungan Hidup
3 Bupati
4 Perum Perhutani
5 Penggarap
6 Perguruan Tinggi
7 Kepala Desa
8 BAPPEDA
9 Dinas Pekerjaan Umum
10 LSM
11 DPRD Kab Tangerang
12 Masyarakat lokal
13 Tokoh masyarakat
Sumber: Hasil penelitian 2013