32
c..Payung hukum pengelolaan ekosistem mangrove pada tingkat operasional masih banyak kelemahan.
2.2.6 Korelasi Ekosistem Mangrove dan Perikanan
Siregar, dan Purwoko 2002 menyatakan, kawasan pesisir dan laut merupakan sebuah ekosistem yang terpadu dan saling berkorelasi secara
timbal balik. Masing-masing elemen dalam ekosistem memiliki peran dan fungsi yang saling mendukung. Kerusakan salah satu komponen ekosistem
dari salah satunya daratan atau lautan secara langsung berpengaruh terhadap keseimbangan ekosistem secara keseluruhan.
Di antara elemen ekosistem pesisir yang ada, mangrove merupakan elemen yang paling banyak berperan dalam menyeimbangkan kualitas
lingkungan dan menetralisir bahan-bahan pencemaran. Dalam tinjauan siklus biomasa, mangrove memberikan masukan unsur hara terhadap ekosistem air,
menyediakan tempat berlindung dan tempat asuhan bagi anak-anak ikan, tempat kawin dan pemijahan dan lain-lain. Sumber makanan utama bagi
organisme air di ekosistem mangrove adalah dalam bentuk partikel bahan organik dentritus yang dihasilkan dari dekomposisi serasah contoh: daun,
ranting dan bunga. Selama proses dekomposisi, serasah berangsur-angsur meningkat kadar proteinnya dan berfungsi sebagai sumber makanan bagi
berbagai organisme penyaring makanan, pemakan partikulat dan pemakan deposit seperti moluska, kepiting dan cacing.
Konsumen primer ini menjadi makanan bagi konsumen tingkat dua, biasanya didominasi oleh ikan-ikan buas berukuran kecil dan selanjutnya
dimakan oleh juvenil ikan predator besar yang membentuk konsumen tingkat tiga. Disamping itu terdapat jenis-jenis Crustacea penting seperti udang yang
secara langsung memakan partikulat bahan organik dan juga memakan konsumer tingkat pertama. Singkatnya, mangrove berperan peting dalam
menyediakan habitat bagi aneka ragam jenis-jenis komoditi penting perikanan, baik dalam keseluruhan maupun sebagian dari daur hidupnya.
33
2.3 Kelembagaan dalam Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut 2.3.1 Pengelolaan Pesisir Terpadu