Konsep Perilaku dan Kapasitas Penggarap

16 berprilaku seperti itu. Tidak terkendalinya perilaku mengambil keuntungan tanpa berkontribusi terhadap pengelolaan sumberdaya alam adalah indikasi terjadinya kegagalan pemerintah dalam mengelola sumberdaya alam. Bertitik tolak dari teori-teori tersebut maka sistem pengawasan yang efektif adalah yang memberikan peran kepada penggarap untuk mengendalikan dirinya sendiri untuk tidak melakukan pemanfaatan secara berlebihan. Selain itu peningkatan kapasitas pengawasan sangat diperlukan guna memantau aktivitas pemanfaatan mangrove.

2.1.6 Konsep Perilaku dan Kapasitas Penggarap

Perilaku dan kemampuan penggarap dalam merespon peraturan mempengaruhi kinerja pengelolaan ekosistem mangrove. Pemahaman terhadap hak dan kewajiban aturan main pemerintahan yang bersumber dari peraturan, akan mempengaruhi perilaku penggarap dalam melakukan pemanfaatan ekosistem mangrove. Pemahaman yang baik dan benar terhadap aturan main sebagai indikasi bahwa penggarap mengakui dan menerima aturan main. Kemungkinan lainnya yang menyebabkan kinerja pengelolaan ekosistem mangrove tidak seperti yang diharapkan karena pelakunya tidak memiliki perilaku dan kapasitas untuk melakukan reaksi seperti yang diharapkan oleh pemerintah Kartodihardjo 1998. Dalam kaitannya dengan pemanfaatan ekosistem mangrove, kemungkinan penggarap memiliki perilaku dan kapasitas untuk memanfaatkan mangrove dengan pola tambak intensif. Sehingga mereka akan berusaha mempengaruhi dengan menolak institusi yang ditetapkan. Penolakan kemungkinan karena tidak sesuainya strata hak. Dalam hal pemanfaatan sumberdaya alam Ostrom dan Schlager 1996 dalam Ostrom 1999, hak pemilikan dapat dijabarkan dalam strata hak untuk memasuki hutan, hak untuk memanfaatkan hutan, hak untuk melakukan pengelolaan hutan, hak untuk mengecualikan orang lain yang tidak memiliki hak dan memperjualbelikan hak. Sedangkan masyarakat dikelompokkan berturut-turut adalah sebagai pemilik, pengelola, penyewa, pengguna dan penikmat. Penikmat yang memiliki hak keindahan tetapi tidak memiliki hak untuk mengeksploitasi. 17 Tabel 2 Perangkat hak berdasarkan strata Strata Hak Pemilik Pengelola Penyewa Pengguna Penikmat Memasuki v v v v v Memanfaatkan v v v v Mengelola v v v v Mengecualikan v v Memindahtangankan v Sumber: Ostrom 1999 Kartodihardjo 1998, menyatakan bahwa rendahnya strata hak mengakibatkan pemegang hak tidak memiliki inovasi untuk melakukan pengelolaan mangrove secara berkelanjutan. Dihubungkan dengan pemanfaatan ekosistem mangrove, rendahnya strata hak garapan mengarahkan perilaku penggarap untuk tidak memperlakukan ekosistem mangrove sebagai asset guna meningkatkan produktivitas usaha tambaknya. Oleh karena itu penggarap tidak berusaha untuk melindungi dan melestarikan ekosistem mangrove, karena dianggap sebagai penghambat untuk memaksimalisasikan keuntungannya.

2.1.7 Pengendalian Hubungan Saling Ketergantungan