45
Kategorisasi Stakeholders
Selanjutnya stakeholders diklasifikasi  berdasarkan  posisinya  dalam pengelolaan mangrove sesuai dengan kriteria  yang dibangun oleh Reed et al
2009. Adapun kriteria tersebut adalah: 1 Stakeholder subyek: yaitu stakeholder yang memiliki tingkat kepentingan
tinggi dan pengaruh rendah 2 Stakeholder key player: yaitu stakeholder yang memiliki tingkat
kepentingan tinggi dan pengaruh yang tinggi terhadap sebuah fenomena 3 Stakeholder context setter: yaitu stakeholder yang memiliki kepentingan
yang rendah dan pengaruh yang tinggi 4 Stakeholder crowd: yaitu stakeholder yang memiliki tingkat kepentingan
yang rendah dan pengaruh yang rendah. Hal  ini  diperlukan  untuk  menentukan stakeholder mana  saja  yang  bisa
bekerjasama.  Gambaran  tentang  posisi stakeholder dalam  pengelolaan mangrove dapat dilihat dalam Gambar 1.
Kepentingan
Pengaruh Gambar 1 Matriks pengaruh dan kepentingan stakeholder
3.4.4 Analisis kelembagaan Metode Interpretative Structural Modelling
Aspek  kelembagaan  dalam  pengelolaan  mangrove  merupakan  salah satu permasalahan dalam pengelolaan mangrove yang memiliki karakteristik
yang  kompleks  dan  dinamis.  Oleh  sebab  itu  salah  satu  pendekatan  untuk menyelesaikan permasalahan yang efektif adalah dengan pendekatan sistem,
KEY PLAYER SUBYEK
CROWD CONTEXT SETTER
46
Interpretation  Structural  Modelling ISM  merupakan  suatu tools untuk perencanaan  strategis  yang  akan  melibatkan  keterkaitan  yang  luas  dari
berbagai lembaga. Teknik ISM dibagi menjadi dua bagian  yaitu penyusunan hirarki  dan  klasifikasi  sub  elemen.  Prinsip  dasarnya  adalah  identifikasi  dari
struktur  di  dalam  sistem  secara  efektif  untuk  pengambilan  keputusan  yang baik.
Penyusunan  hirarki  dari  suatu  sistem  diperlukan  untuk  menjelaskan pemahaman  terhadap  masalah  yang  dianalisa.  Setiap  elemen  dari  program
yang  dikaji  dijabarkan  dalam  bentuk  sub  elemen.  Kemudian  ditetapkan hubungan  kontekstual  antar  sub  elemen  yang  memiliki  suatu  arahan  dalam
terminologi  sub  ordinat  yang  menuju  pada  perbandingan  berpasangan. Perbandingan  berpasangan
yang  menggambarkan  keterkaitan  antar subelemen atau ada tidaknya hubungan kontekstual dilakukan oleh para pakar
bidang  mangrove.  Jika  jumlah  pakar  lebih  dari  satu  maka  harus  dilakukan perataan.  Penilaian  hubungan  kontekstual  pada  matriks  perbandingan
berpasangan menggunakan simbol: V jika eij = 1 dan eji = 0
X jika eij = 1 dan eji = 1 A jika eij = 0 dan eji = 1
O jika eij = 0 dan eji = 0 Pengertian  nilai  eij  =1  adalah  ada  hubungan  kontekstual  antara sub
elemen  ke-1  dan  ke-j,  sedangkan  nilai  eij=0  adalah  tidak  ada  hubungan kontekstual  antar  sub  elemen  ke-1  dan  ke-j.  hasil  penilaian  diatas  tersusun
dalam suatu matrik interaksi structural atau structural self-interaction matrix SSIM.  Selanjutnya  dari  nilai  SSIM  dibuat  dalam  bentuk  tabel reachability
matrix RM dengan mengganti V,A,X, dan O menjadi bilangan1 dan 0. Hasil analsis  ISM  menguraikan  tentang  posisi  dan  keterkaitan  lembaga  dalam
proses  pengelolaan  mangrove  yang  dituangkan  dalam  matrik driver  power dan  diagram  struktural  fungsi  lembaga.  Dalam  matrik  DP-D  driver  power-
dependence yang menggambarkan klasifikasi sub elemen menjadi 4 empat katagori, yaitu:
47
Kuadran  1:  weak  driver  dependent  variabels  autonomous. Lembaga  yang berada  dalam  posisi  autonomous  pengaruhnya  lemah  serta  tingkat
keterkaitannya  dengan  lembaga  lain  rendah.  Subelemen  yang  masuk pada sektor1 jika nilai DP≤0,5 X dan nilai D≤0,5 X.
Kuadran 2: weak driver-strongly dependent variabels dependent. Lembaga yang  berada  dalam  posisi dependent pengaruhnya  lemah  serta  tingkat
keterkaitannya  dengan  lembaga  lain  tinggi.  Sub  elemen  yang  masuk  dalam sektor ini umumnya tidak bebas. Sub elemen  yang masuk pada sector 2 jika
nilai DP≤0,5 X dan nilai D≤0,5 X. Kuadran  3: strong  driver- weak  dependent  variables  lingkage. Lambaga
yang  berada  dalam  posisi lingkage pengaruhnya  kuat  serta  tingkat keterkaitannya dengan lembaga lainnya juga tinggi.  Sub elemen yang masuk
dalam  sektor  ini  harus  dikaji  lebih  mendalam,  sebab  hubungan  antar  sub elemen  tidak  stabil.  Setiap  tindakan  pada  sub  elemen  akan  memberikan
dampak  terhadap  sub  elemen  lainnya  dan  pengaruh umpan  baliknya memperbesar  dampak.  Sub  elemen  yang  masuk  pada  sektor 3  jika  nilai
DP0,5 X dan nilai D≤0,5 X. Kuadran 4: strong driver-weak dependent variables independent. Lembaga
yang  berada  dalam  posisi independent pengaruhnya  kuat  serta  tingkat keterkaitannya  dengan  lembaga  lain  rendah.  Sub  elemen  yang  masuk  pada
katagori 4 merupakan sisa dari sistem dan bersifat peubah bebas. Sub elemen yang  masuk  dalam  sektor  ini  umumnya  tidak  berkaitan  dalam  sistem.  Sub
elemen yang masuk pada sektor 4 jika nilai DP0,5 X dan nilai D≤0,5 X.
48
49
4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1 Kondisi geografi 4.1.1 Letak geografi