Kebutuhan Program yang diperlukan dalam Pengelolaan Mangrove di pesisir Tangerang Kendala dalam Pengelolaan Mangrove

107

5.6.3 Kebutuhan Program yang diperlukan dalam Pengelolaan Mangrove di pesisir Tangerang

Kebutuhan program yang diperlukan dalam pengelolaan mangrove dijabarkan menjadi 12 sub elemen yaitu seperti pada Tabel 22. Interpretasi dalam bentuk hierarki hasil analisis dengan ISM disajikan pada Gambar 13. Gambar 14 adalah pengelompokkan kedalam empat sektor yakni autonomous, dependent, linkage dan independent. Tabel 23 Kebutuhan program yang diperlukan dalam pengelolaan mangrove di Tangerang No Sub Elemen 1 Koordinasi dan komunikasi 2 Penegakan hukum 3 Alokasi dana 4 Sumberdaya manusia 5 Lembaga resolusi konflik 6 Partisipasi masyarakat 7 Penghargaan terhadap mangrove 8 Penentuan kepemilikan 9 Peran swasta 10 Monitoring dan evaluasi 11 Peraturan kepemilikan 12 Penetapan lahan garapan Sumber: Hasil penelitian 2013 Seperti pada hasil analisis ISM pada tujuan program yang ingin dicapai, dalam pengelolaan mangrove maka pada elemen kebutuhan program yang diperlukan terdiri dari 3 level hierarki. Gambar 27 menunjukkan level 3 adalah koordinasi dan komunikasi 1 penegakan hukum 2 dan alokasi dana 3. Selanjutnya level 2 adalah sumberdaya manusia 4, partisipasi masyarakat 6, Sedangkan pada level 1 adalah lembaga resolusi konflik 5 penghargaan terhadap mangrove 7 penentuan kepemilikan lahan 8 peran swasta 9 monitoring dan evaluasi 10 peraturan kepemilikan 11 dan penetapan lahan garapan 12. Diagram hierarki kebutuhan program ini dapat dilihat pada Gambar 13. 108 Gambar 13 Model optimasi struktur kebutuhan pengelolaan mangrove Gambar 14 Matriks Driver-Power dan Dependence Elemen Kebutuhan 5 8 6 4 2 Level 2 Level 1 Level 3 7 3 9 10 11 1 1 109

5.6.4 Kendala dalam Pengelolaan Mangrove

Elemen kendala yang dihadapi dalam pengelolaan mangrove di Tangerang dijabarkan dalam 12 sub elemen Tabel 24. Tabel 24 Sub elemen kendala yang ditemukan No Sub elemen kendala 1 Perbedaan persepsi tentang ekosistem mangrove 2 Kerjasama lintas sektoral masih lemah 3 Penegakkan regulasi 4 Peraturan dan perundang-undangan 5 Tanggung jawab kepemilikan lahan garapan 6 Perilaku dan kapasitas penggarap 7 Rendahnya kemampuan pengelolaan bersama 8 Ego sektoral 9 Konflik peran diantara sektor 10 Partisipasi aktif masyarakat 11 Peningkatan penguasaan teknologi 12 Belum didukung data dan informasi tentang mangrove Sumber: Hasil penelitian 2013 Hubungan kontekstual antar sub elemen dalam elemen kendala adalah sub elemen yang satu menyebabkan terjadinya sub elemen kendala yang lain. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat 2 elemen yang berada pada posisi independent yaitu sub elemen masih terdapat perbedaan persepsi tentang ekosistem mangrove 1, dan kerjasama lintas sektoral masih lemah 2, menjadi dasar bagi sub elemen lainnya dan memiliki daya penggerak yang sangat kuat terhadap keberhasilan pengelolaan mangrove di kabupatenTangerang. Sedangkan penegakkan regulasi 3, tanggung jawab kepemilikan lahan garapan 5 perilaku dan kapasitas penggarap 6, rendahnya kemempuan pengelolaan bersama 7 dan belum ada partisipasi aktif masyarakat 10 berada pada sektor linkage II. Dengan teratasinya ketujuh kendala tersebut maka diharapkan lima kendala peraturan dan perundang-undangan 4 ego sektoral 8 konflik peran diantara sektor 9 peningkatan penguasaan teknologi 11 dan belum didukung data dan informasi tentang mangrove 12 yang berada pada dependent III dapat diatasi. 110 Gambar 15 Model optimasi struktur kendala pengelolaan mangrove Klasifikasi sub elemen kendala berdasarkan nilai DP dan D Gambar 35 menempatkan sub elemen 1 dan 2 pada sektor independent. Hal ini berarti kedua sub elemen tujuan tersebut merupakan sub elemen mendorong timbulnya sub elemen kendala lainnya akan tetapi timbulnya kendala ini sangat sedikit dipengaruhi oleh sub elemen kendala lainnya. Gambar 16 Matriks Driver-Power DP dan DependenceD Elemen Kendala 4 10 7 6 5 3 2 1 Level 3 Level 2 Level 4 8 9 11 12 Level 1 111 Sub elemen kendala penegakkan regulasi 3, tanggungjawab kepemilikan lahan garapan 5, perilaku dan kapasitas penggarap 6, rendahnya kemampuan pengelolaan bersama 7, partisipasi aktif masyarakat 10 menempati sektor linkage. Hal ini berarti timbulnya kelima kendala tersebut sangat didorong oleh timbulnya sub elemen kendala lainnya sekaligus juga akan sangat mendorong timbulnya sub elemen kendala yang lain, oleh karena itu sub elemen ini harus ditangani secara hati-hati, sedangkan sub elemen peraturan dan perundang- undangan 4, ego sektoral 8, konflik peran diantara sektor 9, peningkatan penguasaan teknologi 11 dan belum ada data tentang mangrove yang lengkap 12 berada pada sektor dependent. Hal ini berarti timbulnya kendala sub elemen ini sangat dipengaruhi oleh timbulnya kendala sub elemen lainnya akan tetapi tidak atau sedikit mempengaruhi timbulnya sub elemen kendala lain. Hasil analisis sub elemen kendala dengan ISM ini menunjukkan bahwa perbedaan persepsi tentang ekosistem mangrove 1 kerjasama lintas sektoral masih lemah 2 telah menyebabkan pengelolaan ekosistem mangrove di pesisir Tangerang tidak terkelola dengan baik.

5.7 Pengembangan Skenario Pengelolaan