hanya sedikit yang dapat diserap oleh tanaman. Pupuk guano mengandung fosfor yang cukup tinggi dan memiliki sifat yang mudah larut air. Oleh karena itu,
penelitian ini menggunakan pupuk guano sebagai sumber fosfor organik.
Tabel 2.2 Karakter fisikokimia dan mikrobiologi guano asal kelelawar Karakteristik
Satuan Pelet fecal
Guano humus Bobot basah
kgm
2
2.9 2.5-3.5 5.3 4.9-5.5
Bobot kering kgm
2
2.5 2-3 2.8 1.5-3.7
pH 7.5 7.4-7.6
6.5 6.2-6.8 Konduktivitas
m mhoscm 2.8 2.5-3.1
3.8 2.8-4.8 Bahan organik
79.3 70.2-86.0 45.6 24.0-61.0
C-total 46 40.7-49.9
26.4 14.5-35.4 N-total
7.9 7.7-8.5 5.7 3.5-7.7
Rasio CN 5.9 5-6.8
4.6 2.7-7.1 P
2.4 2-3 2.2 0.8-3.7
K 1.14 1-1.2
0.9 0.4-1.3 Ca
1.1 1-1.3 1.5 1.3-2.2
Mg 2.8 2.7-2.9
3.1 1.9-3.7 Bakteri
cfug bobot kering 0.43 x 10
7
0.07-0.8 x 10
7
1.22 x 10
7
0.64-2.6 x 10
7
Aktinomiset cfug bobot kering
1.78 x 10
3
1.2-2.4 x 10
3
9.94 x 10
3
4.5-21 x 10
3
Fungi cfug bobot kering
0.3 x 10
5
0.1-0.7 x 10
5
3.1 x 10
5
0.5-7.4 x 10
5
Akumulasi selama tiga bulan. Pelet fecal merupakan guano dalam bentuk utuh. Guano humus merupakan pelet fecal yang telah ditransformasi oleh semut menjadi serbuk yang gembur
menyerupai humus. Angka di dalam kurung menunjukkan sebaran data sebenarnya. Sumber: Sridhar et al. 2006
Hadad dan Anderson 2004 menggunakan guano sebagai pupuk cair pada sistem hidroponik. Konsentrasi yang disarankan adalah 1.5-2 sendok makan4 l
air. Disebutkan lebih lanjut bahwa masalah penggunaan guano asal kelelawar adalah pH yang rendah. Penelitian Rahadi 2008 menunjukkan pemberian guano
sebanyak 216 kgha yang dikombinasikan dengan pupuk kandang sapi 1.5 tonha menghasilkan produksi kedelai tertinggi sebesar 5.90 kg10 m
2
5.90 tonha. Pemberian guano pada tanaman sebagai pupuk organik telah banyak dilakukan.
Namun, publikasi yang terkait dengan pengaruh guano terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman masih jarang ditemukan. Pengaruh guano terhadap kandungan
fitokimia dan antioksidan kolesom juga belum diteliti.
2.5.5 Abu Sekam
Penggunaan abu yang berasal dari berbagai jenis bagian tanaman sebagai pupuk organik telah banyak dilakukan, misalnya abu tandan kelapa sawit untuk
pemupukan di daerah gambut dan pada jahe Othman et al. 2005, Ahaiwe 2008, abu kayu pada bit, kentang, dan jagung Butkuviene et al. 2006, Adekayode
Olojugba 2010, abu cacao pada jagung dan tomat Onwuka et al. 2007, Ayeni 2010, abu sekam padi pada padi dan Vigna unguiculata L. Sitio et al. 2007,
Priyaddharshini Seran 2009, abu sisa pembakaran mesin pengolahan gula tebu Khan et al. 2008, abu sisa mesin destilasi Supasatienchai et al. 2010. Sumber
abu yang biasanya digunakan sebagai pupuk organik pada umumnya tergantung kepada jumlah dan ketersediaan bahan abu pada suatu tempat. Di Indonesia,
pertanaman padi sawah menempati areal yang cukup luas. Panen padi setiap musimnya akan menghasilkan kulit gabah sekam sebagai hasil samping dari
proses penggilingan padi. Dengan demikian, sekam tersebut dapat diproses untuk dijadikan abu sekam. Beberapa varietas padi menghasilkan sekam sebesar 20.07-
23.60 dan abu sekam sebesar 11.67-14.33 . Hashim et al. 1996. Akan tetapi penelitian yang menggunakan abu sekam sebagai pupuk organik masih jarang
dilakukan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa abu sekam mengandung Si, P, K,
Mg, Ca, dan unsur-unsur mikro lainnya Tabel 2.3. Secara umum kandungan Si dan K ditemukan tinggi pada abu sekam. Abu sekam berpotensi untuk dijadikan
sebagai pupuk organik, terutama sebagai pupuk sumber K. Menurut Priyadharshini Seran 2009 abu sekam dapat digunakan sebagai pengganti
pupuk K inorganik. Oleh karena itu, abu sekam dipilih sebagai sumber K organik pada penelitian ini.
Tabel 2.3 Beberapa komposisi unsur hara abu sekam Peubah
Satuan Nilai Peubah
Satuan Nilai
C 6.20
Fe ppm
126.00 N
0.32 Cu
ppm 7.00
P 0.27-0.46
Zn ppm
91.00 K
0.72-3.84 Mn
ppm 1118.00
Ca 0.35-2.58
Mg 0.12-1.59
Si 71.43-88.52
Data diadaptasi dari Hashim et al. 1996, Muthadi et al. 2007, dan Tim I-MHERE IPB 5 Oktober 2010, komunikasi pribadi
Penelitian menunjukkan pemberian abu sekam dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman Priyadharshini Seran 2009; Sitio et al.
2007, serta menurunkan intensitas serangan hama Melati et al. 2008. Pemberian 4.5 tonha abu sekam menghasilkan produksi tertinggi 1.44 tonha pada tanaman
Vigna unguiculata L. Priyadharshini Seran 2009. Selanjutnya, abu sekam dengan dosis 1-3 tonha dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman padi dan
memberikan pengaruh nyata terhadap peubah jumlah anakan maksimum dan luas daun Sitio et al. 2007. Melati et al. 2008 menambahkan bahwa sebaiknya abu
sekam tidak diberikan secara tunggal melainkan dikombinasikan dengan pupuk organik lain. Sebaliknya, pemberian abu sekam pada kolesom belum pernah
dilakukan sehingga pengaruhnya terhadap pertumbuhan, produksi, kandungan fitokimia, dan antioksidan kolesom tidak diketahui.
2.6 Pupuk Inorganik 2.6.1 Pengertian Pupuk Inorganik