Jenis dan Bentuk Pupuk Inorganik Pupuk Nitrogen N

Vigna unguiculata L. Priyadharshini Seran 2009. Selanjutnya, abu sekam dengan dosis 1-3 tonha dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman padi dan memberikan pengaruh nyata terhadap peubah jumlah anakan maksimum dan luas daun Sitio et al. 2007. Melati et al. 2008 menambahkan bahwa sebaiknya abu sekam tidak diberikan secara tunggal melainkan dikombinasikan dengan pupuk organik lain. Sebaliknya, pemberian abu sekam pada kolesom belum pernah dilakukan sehingga pengaruhnya terhadap pertumbuhan, produksi, kandungan fitokimia, dan antioksidan kolesom tidak diketahui. 2.6 Pupuk Inorganik 2.6.1 Pengertian Pupuk Inorganik Menurut Kepmentan No.238KptsOT.21042003 tentang pedoman penggunaan pupuk inorganik, pupuk inorganik adalah pupuk hasil proses rekayasa secara kimia, fisik, dan atau biologis, dan merupakan hasil industri atau pabrik pembuat pupuk Deptan 2003. Secara ringkas, pupuk inorganik merupakan semua jenis pupuk yang bahan penyusunnya merupakan hasil sintesis buatan.

2.6.2 Jenis dan Bentuk Pupuk Inorganik

Jenis pupuk inorganik yang digunakan untuk budidaya tanaman meliputi: 1 pupuk hara makro primer, yaitu pupuk yang mengandung unsur hara utama N, P, atau K baik tunggal maupun majemuk. Contoh pupuk jenis ini adalah urea, TSP, SP-36, SP-18, ZA, KCl, NP, NK, PK, dan NPK. 2 Pupuk hara makro sekunder, yaitu pupuk yang mengandung unsur kalsium Ca, magnesium Mg, dan belerang S. contoh pupuk jenis ini adalah dolomit, dan kieserit. 3 Pupuk hara makro campuran, yaitu pupuk yang mempunyai kandungan hara utama N, P, dan K yang dilengkapi unsur-unsur hara mikro seperti seng Zn, boron B, tembaga Cu, Cobalt Co, Mangan Mn, dan molibdenum Mo. Pupuk hara campuran tersebut dapat berbentuk padat atau cair. 4 Pupuk hara mikro, yaitu pupuk yang mempunyai kandungan hara mikro Zn, B, Cu, Co, Mn, dan Mo. 5 Pupuk inorganik lainnya Selanjutnya, bentuk pupuk inorganik terdiri atas 1 pupuk padat butirangranul, tepung, tablet, dan pelet, dan 2 pupuk cair.

2.6.3 Pupuk Nitrogen N

Pupuk N merupakan semua jenis pupuk inorganik yang memiliki kandungan utama unsur N. Kisaran kadar N dari berbagai pupuk N sangat lebar dan bervariasi. Beberapa bentuk nitrogen, seperti senyawa amonium, nitrat, dan urea disajikan pada Tabel 2.4. Dua yang terakhir bila mengalami hidrolisis dalam tanah akan menghasilkan ion NH 4+ yang dapat diserap tanaman atau dioksidasi menjadi nitrat. Penelitian ini menggunakan urea sebagai sumber N karena kandungannya yang cukup tinggi dan mudah untuk didapatkan. Tabel 2.4 Pupuk sumber nitrogen Pupuk Rumus kimia Persentase nitrogen Amonium sulfat NH 4 2 SO 4 21 24 S Amonium nitrat NH 4 NO 3 33-35 Urea CONH 2 2 46 Amonium fosfat NH 4 H 2 PO 4 10-11 48-55 P 2 O 5 Amonium klorida NH 4 Cl 28 60 Cl Kalsium nitrat CaNO 3 2 16 28 CaO Kalium nitrat KNO 3 13 44 K 2 O Sumber: www.deptan.go.id Penelitian mengenai pengaruh pemberian pupuk N pada tanaman budidaya telah banyak dilakukan, misalnya pada gandum Giorgio 2004, Abad et al. 2004, kangkung Luyen Preston 2004, tomat, okra, dan bayam Adil et al. 2006, Marvi 2009, Brassica rapa L. subsp. chinensis dan Solanum retroflexum Dum. Averbeke et al. 2007, Turk et al. 2009, serta padi El-Maksoud 2008. Pemberian pupuk N pada beberapa penelitian tersebut mampu meningkatkan produksi secara keseluruhan. Peningkatan dosis urea sampai 450 kgha cenderung meningkatkan pertumbuhan dan produksi som jawa Talinum paniculatum Gaertn., tetapi pengaruhnya sama dengan pemberian 150 kg ureaha Tresnawati 1999. Kolesom yang diberi urea sebanyak 100 kgha dan dikombinasikan dengan 100 kg KClha, dengan pupuk dasar SP-18 sebanyak 50 kgha memberikan produksi yang tertinggi. Lebih lanjut, panen yang dilakukan pada umur 20, 50, dan 90 hari setelah tanam menghasilkan bobot pucuk segar berturut-turut sebesar 19.37, 39.41, dan 5.03 gtanaman Susanti et al. 2012. Penelitian lainnya menunjukkan pemupukan kolesom melalui daun dengan konsentrasi 2 g ureal air dan 1 g KCll air menghasilkan produksi pucuk tertinggi sebesar 51.3 gtanaman Marman 2010. Pengaruh pemupukan N terhadap kualitas tanaman seperti fitonutrien, fitokimia dan antioksidan juga telah dilakukan, misalnya pada anggur Hilbert et al. 2003, tomat Toor et al. 2006, selada Olaniyi 2008, Artemisia annua Davies et al. 2009, Mentha longifolia L. Alsafar Al-Hassan 2009, Asparagus racemosus Willd. Vijay et al. 2009, dan kurma Al-Kharusi et al. 2009. Akan tetapi belum ada informasi mengenai pengaruh pemupukan N terhadap kandungan fitokimia dan antioksidan kolesom.

2.6.4 Pupuk Fosfor P