Produksi Pucuk Produksi dan Kualitas Kolesom: Musim Hujan vs Musim Kemarau
terbentuk. Mekanisme seperti ini terjadi sebagai strategi kolesom dalam menghadapi radical oxygen species ROS atau radikal lain yang terbentuk.
Menurut Gill dan Tuteja 2010 ROS dapat terbentuk akibat bermacam-macan stres abiotik, misalnya kekeringan. Lebih lanjut, peran vitamin C dalam
menetralkan zat toksik terjadi dalam siklus askorbat-glutation. Dua molekul asam askorbat akan digunakan oleh glutation reduktase APX untuk mereduksi H
2
O
2
menjadi air sehingga tidak bersifat toksik bagi sel tanaman Gapper Dolan 2006, Shao et al. 2008. Data iklim menunjukkan rata-rata curah hujan di musim
hujan adalah 11.56 mmminggu, sedangkan rata-rata curah hujan di musim kemarau hanya setengah dari musim hujan.
Walaupun tidak terdapat keterkaitan langsung antara kandungan total gula dan kandungan vitamin C, namun sebenarnya hal ini dapat dijelaskan bahwa
kandungan total gula hanya dihitung sebagai glukosa. Glukosa merupakan prekursor umum dari vitamin C. Substrat sebenarnya dari vitamin C adalah
L
- galaktono-1,4-lakton, namun dalam penelitian ini tidak diukur proporsi fraksi gula
dalam kandungan total gula Gambar 6.1. Hal ini menunjukkan pada saat musim hujan kolesom menghasilkan gula dalam bentuk galaktosa atau senyawa antara
lain yang rendah, sehingga kandungan vitamin C rendah. Pola sebaliknya ditemukan pada musim kemarau.
Kolesom yang ditanam di kedua musim menghasilkan kandungan protein yang meningkat seiring dengan bertambahnya umur tanaman Gambar 6.8.D; dan
kandungan protein musim kemarau ditemukan lebih tinggi dari kandungan protein di musim hujan. Protein merupakan senyawa mengandung N, sehingga ketika N
banyak diserap maka protein akan banyak terbentuk. Hasil analisis di musim kemarau menujukkan kandungan hara N kolesom sebesar 3.02 , sedangkan
kandungan N total tanah adalah 0.18 . Selain itu juga, tinggi kandungan protein di musim kemarau disebabkan kurangnya curah hujan rata-rata 6.92 mmminggu
sehingga terjadi akumulasi protein. Penelitian pada legum menunjukkan terjadinya akumulasi prolin dan glisin betain sebagai mekanisme menghadapi
cekaman kekeringan Asraf Iram 2005. Kedua senyawa tersebut merupakan kelompok protein yang berperan sebagai osmoregulator.
Gambar 6.8 Pengaruh kedua musim terhadap A produksi pucuk, B kandungan total gula, C kandungan vitamin C, D kandungan protein, E kandungan total fenolik, dan F
kandungan total flavonoid. Keterangan gambar ini sama dengan Gambar 6.1.
A B
C
E F
D