5.3 Kondisi Umum 5.3.1 Persentase Kolesom yang Berbunga
Pengamatan persentase populasi kolesom yang berbunga dilakukan pada umur 3 MST di pagi hari lebih kurang pukul 09.00. Hasil pengamatan
menunjukkan rata-rata 74 dari populasi kolesom yang diberi kedua jenis pupuk telah berbunga. Persentase berbunga pada kolesom yang mendapat kedua jenis
residu pupuk hanya mencapai rata-rata 63 dari keseluruhan populasi tanaman.
5.3.2 Kondisi Iklim
Data iklim selama penelitian di musim kemarau dapat dilihat pada Tabel 5.2. Selama penelitian berlangsung, curah hujan sedikit. Akan tetapi, beberapa
kali turun hujan cukup deras, namun singkat waktunya. Kondisi langit cerah, dengan tingkat keawanan rendah.
Tabel 5.2 Kondisi iklim per minggu selama penelitian di musim kemarau Minggu
ke- Curah
hujan mm
Cahaya matahari Temperatur °C
Kelembaban Lama
penyinaran Intensitas
kalcm
2
menit Rata-
rata Maksimum
Minimum 1
3.74 97.50
332.57 25.84
32.43 21.71
76.25 2
0.00 91.79
337.86 26.13
32.43 21.97
76.07 3
10.61 63.04
244.46 25.69
31.57 22.67
83.40 4
4.93 82.50
288.29 26.10
31.91 22.50
78.61 5
7.43 86.07
298.00 25.66
31.93 22.11
81.96 6
14.81 90.71
334.29 25.61
32.10 22.07
81.82 Rata-
rata 6.92
85.27 305.91
25.84 32.06
22.17 79.68
Lama penyinaran 100 adalah 8 jam. Data diambil dari Stasiun Klimatologi Darmaga Bogor.
5.3.3 Kimia Tanah
Hasil analisis tanah yang dilakukan di Balai Penelitian Tanah, Bogor dapat dilihat pada Tabel 5.3 dan 5.4. Pemberian pupuk organik menyebabkan pH-H
2
O P 0.01, pH-KCl P 0.01, P
2
O
5
P 0.01, K P 0.01, NO
3 -
P 0.05 tanah yang lebih tinggi dari residunya. Akan tetapi peubah lainnya tidak berbeda
P 0.05. Berikutnya, pemberian pupuk inorganik menyebabkan NO
3 2-
tanah yang lebih tinggi dari residunya P 0.01, sedangkan residu pemupukan
inorganik menyebabkan NH
4 +
tanah yang lebih tinggi dari pemupukan inorganik P 0.01 dan peubah lainnya tidak berbeda P 0.05.
Tabel 5.3 Kimia tanah pada lahan dengan pemupukan organik, inorganik dan residu di musim kemarau
Peubah kimia tanah
Satuan Dosis pupuk organik
Perbandingan antara kedua dosis
100 Harkat
hara
5
Harkat hara
5
pH-H
2
5.65 Agak
masam 5.40
Masam pH-KCl
4.79 -
4.57 -
C-organik
1
2.67 Sedang
1.98 Rendah
tn N
2
0.23 Sedang
0.17 Rendah
tn Rasio C:N
11.68 Sedang
11.46 Sedang
tn P
2
O
5 3
ppm 91.59
Sangat tinggi
54.30 Sangat
tinggi K
4
ppm 163.38
- 75.72
- NH
4 +, 4
ppm 21.83
- 19.00
- tn
NO
3 -, 4
ppm 129.90
- 93.37
- KTK
cmol
c
kg 21.00
Sedang 20.17
Sedang tn
Peubah kimia tanah
Satuan Dosis pupuk inorganik
Perbandingan antara kedua dosis
100 Harkat
hara
5
Harkat hara
5
pH-H
2
5.58 Agak
masam 5.51
Agak masam
tn pH-KCl
4.73 -
4.67 -
tn C-organik
1
1.74 Rendah
1.74 Rendah
tn N
2
0.14 Rendah
0.13 Rendah
tn Rasio C:N
12.75 Sedang
13.35 Sedang
tn P
2
O
5 3
ppm 65.55
Sangat tinggi
72.72 Sangat
tinggi tn
K
4
ppm 80.70
- 64.73
- tn
NH
4 +, 4
ppm 23.18
- 28.47
- NO
3 -, 4
ppm 94.27
- 42.38
- KTK
cmol
c
kg 20.63
Sedang 20.22
Sedang tn
1
metode Walkley dan Black;
2
metode Kjeldahl;
3
ekstraktan Bray 1;
4
ekstraktan Morgan Wolf;
5
kriteria berdasarkan Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat Laporan Teknis No.7, versi 10 April 1994; LREP-IIC; contoh tanah untuk analisis diambil dengan kedalaman 0-15 cm; analisis
dilakukan menurut metode oleh Balittanah Deptan 2009; = berbeda nyata P 0.05, = berbeda nyata P 0.01’ tn = berbeda tidak nyata P 0.05 menurut uji t-student’s dengan
asumsi ragam contoh s
2
kedua jenis perlakuan sama.
5.3.4 Mikroflora Tanah
Hasil analisis tanah yang dilakukan di Laboratorium Biologi Tanah, Departemen Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan, Fakultas Pertanian, IPB dapat
dilihat pada Tabel 5.4. Tidak terdapat perbedaan kandungan total mikrob, fungi, dan bakteri pada lahan yang diberikan pupuk organik dan residunya P 0.05.
Hal yang sama juga terjadi pada perlakuan inorganik dan residunya P 0.05.