juga menunjukkan hal yang sama bahwa pemberian pupuk P mulai dari dosis 0 sampai 800 kg SP-18ha tidak menyebabkan perbedaan produksi pucuk kolesom.
Produksi pucuk kolesom pada umur 2 dan 4 MST tidak berbeda antara kedua jenis perlakuan pupuk, namun pada akhir pengamatan umur 6 MST
pemberian pupuk inorganik menghasilkan bobot basah pucuk yang tertinggi. Curah hujan yang tinggi dan drainase yang kurang baik mungkin merupakan
penyebab produksi pucuk saat umur 6 MST yang lebih rendah pada perlakuan pupuk organik jika dibandingkan dengan pupuk inorganik. Keadaan sekitar
perakaran yang basah kurang disukai kolesom, sehingga daun tanaman rontok dan mengakibatkan berkurangnya produksi pucuk. Pemupukan inorganik di musim
hujan menyebabkan N banyak diserap oleh kolesom, sehingga memacu pertumbuhan pucuk. Hasil analisis jaringan tanaman pada umur 6 MST
menunjukkan kandungan hara N yang lebih tinggi pada kolesom dengan pemberian pupuk inorganik 2.42 N dibandingkan dengan pupuk organik 1.81
N. Pemberian pupuk inorganik juga menyebabkan kolesom banyak menghasilkan biomassa. Hal ini dicerminkan dengan hasil akhir berupa
kandungan C-organik yang tinggi 50.30 C pada kolesom dengan pemupukan inorganik.
3.5.2 Kualitas Kolesom Terkait dengan Metabolit Primer dan Biosintesisnya
Penelitian ini mengukur kandungan total gula yang dihitung sebagai glukosa kelompok monosakarida. Secara umum, pemberian pupuk inorganik
memberikan kandungan total gula yang lebih tinggi dari yang diberi pupuk organik. Lebih tingginya kandungan total gula pada kolesom yang mendapat
pupuk inorganik terkait dengan kandungan C-organiknya 50.30 C yang lebih tinggi daripada yang mendapat pupuk organik. Dijelaskan oleh Brielmann et al.
2006 bahwa C merupakan kerangka yang digunakan untuk membentuk senyawa organik kelompok besar karbohidrat, misalnya glukosa.
Kandungan total gula merupakan hasil aktivitas fotosintesis pada siklus Calvin. Gula dalam bentuk glukosa pada tumbuhan merupakan prekursor umum
pembentukan vitamin C Valpuesta Bottela 2004, Giovannoni 2007. Penelitian ini menunjukkan kandungan vitamin C tertinggi pada umur 6 MST dihasilkan dari
kolesom dengan pemberian pupuk organik; namun tidak terdapat perbedaan pada kandungan total gula. Penyebabnya adalah analisis pada penelitian ini tidak
dilakukan terhadap substrat utama
L
-galaktono-1,4-lakton, namun hanya prekursor umum berupa glukosa sehingga tidak diketahui proporsi terbentuknya
senyawa antara lain, misalnya fruktosa, manosa, dan galaktosa. Beberapa penelitian telah melaporkan bahwa biosintesis vitamin C melalui tahapan konversi
glukosa yang rumit dengan melibatkan berbagai enzim untuk membentuk senyawa antara hingga akhirnya terbentuk
L
-asam askorbat Valpuesta Bottela 2004, Giovannoni 2007.
Protein merupakan senyawa mengandung N. Pemberian pupuk inorganik ternyata memberikan kandungan protein yang tinggi. Kandungan protein yang
tinggi pada kolesom yang diberi pupuk inorganik terkait dengan kandungan hara N jaringan yang tinggi 2.42 N. Marschner 1995 menjelaskan bahwa unsur N
yang diberikan melalui akar akan dimetabolisme untuk membetuk asam amino yang akan ditranslokasikan ke tajuk dan selanjutnya membentuk ikatan peptida
untuk menghasilkan protein.
3.5.3 Kualitas Kolesom Terkait dengan Metabolit Sekunder dan Biosintesisnya