Mikroflora Tanah Kondisi Umum .1 Persentase Kolesom yang Berbunga

Tabel 5.4 Mikroflora tanah dengan pemupukan organik, inorganik, dan residunya di musim kemarau Perlakuan Total mikrob Total fungi Total bakteri 1 ---------------x 10 4 SPKg tanah--------------- Organik 100 2150.00 12.98 2137.02 1365.00 11.30 1353.70 100 vs 0 tn tn tn Inorganik 100 1146.67 3.38 1143.28 1193.33 3.08 1190.25 100 vs 0 tn tn tn 100 = diberi pupuk, 0 = tanpa penambahan pupuk; 1 Total bakteri = total mikrob – total fungi, SPK = satuan pengamatan koloni, analisis menggunakan metode Anas 1989, contoh tanah yang dianalisis diambil secara komposit dengan kedalaman 0-15 cm; tn = berbeda tidak nyata P 0.05 menurut uji t- student’s dengan asumsi ragam contoh s 2 kedua jenis perlakuan sama.

5.4 Hasil

Analisis menggunakan uji REGWQ pada sebagian besar data peubah pengamatan menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang nyata P 0.05 antar dosis perlakuan. Dengan demikian data dari kedua set perlakuan diolah dengan dirata-ratakan untuk masing-masing set; dan hasil olahannya disebut sebagai rata- rata kelompok organik atau inorganik. Pembandingan untuk masing-masing kelompok menggunakan uji t- student’s pada taraf nyata α 1 dan 5 . Uji t- student’s dilakukan menggunakan perangkat lunak EXCEL 2007 atau MINITAB 14 dengan kriteria distribusi two-tail dan asumsi ragam contoh s 2 kedua kelompok perlakuan samahomoscedastic. Data kemudian diplotkan menggunakan perangkat lunak SIGMAPLOT 10.0. Garis di atas titik data pada grafik menggambarkan selang kepercayaan 95 1.96 x galat baku sehingga data pada grafik dinyatakan sebagai rata-rata kelompok pemupukan + 1.96 x galat baku. Hasil uji t- student’s yang menunjukkan perbedaan antara perlakuan organik atau inorganik dengan residu pada berbagai peubah di musim kemarau dapat dilihat pada Tabel 5.5. Kedua jenis kelompok perlakuan pupuk dan residu menyebabkan perbedaan pada peubah bobot basah pucuk, kandungan total fenolik, dan nilai IC 50. Perlakuan pupuk organik dan residu pupuk organik hanya menyebabkan perbedaan pada peubah kandungan total flavonoid dan kandungan hara kalium pada tajuk, sedangkan peubah aktivitas POD dan kandungan hara nitrogen pada tajuk berbeda hanya pada perlakuan inorganik dan residu pupuk inorganik. Tabel 5.5 Rekapitulasi hasil uji t- student’s pada berbagai peubah di musim kemarau saat umur 6 MST Peubah Organik vs residu organik Inorganik vs residu inorganik Produksi Bobot basah pucuk gtanaman Metabolit primer Kandungan total gula mg SGg BK tn tn Kandungan vitamin C mgg BB tn Kandungan protein mg SBSAg BB tn tn Metabolit sekunder Kandungan total fenolik mg SAGg BK Kandungan total flavonoid mg SKg BK tn Kandungan total antosianin x 10 -2 μmolg BB tn tn Kandungan total klorofil x 10 -1 μmolg BB tn tn Enzim yang terkait dengan biosintesis senyawa fenolik Aktivitas PAL x 10 -2 Umg protein tn tn Aktivitas CAD x 10 -2 Umg protein tn tn Aktivitas POD x 10 -2 Umg protein tn Kapasitas antioksidan IC 50 mg BKml Kandungan hara jaringan C-organik tn tn Nitrogen tn Fosfor tn tn Kalium tn BB = bobot basah, BK = bobot kering, SG = setara glukosa, SBSA = setara bouvine serum albumine, SAG = setara asam galat, SK = setara kuersetin, U = unit; = berbeda nyata P 0.05, = berbeda nyata P 0.01, tn = berbeda tidak nyata P 0.05 menurut uji t- student’s dengan asumsi ragam contoh s 2 kedua jenis pemupukan berbeda

5.4.1 Produksi Pucuk

Uji REGWQ pada akhir pengamatan menunjukkan terdapat perbedaan antar dosis pupuk organik dan residu yang dicobakan, sebaliknya semua dosis pupuk inorganik dan residu yang dicobakan memberikan bobot basah pucuk yang tidak berbeda Tabel 5.6. Dengan demikian disarankan untuk produksi pucuk kolesom di musim kemarau menggunakan dosis organik-5 18.4 ton pupuk kandang sapiha + 378.0 kg guanoha + 8.2 ton abu sekamha dan inorganik-1 50 kg ureaha + 20 kg SP-36ha + 50 kg KClha. Pemanfaatan residu untuk menghasilkan produksi pucuk di musim kedua dapat dilakukan dengan memanfaatkan sisa hara dari perlakuan organik-5 dan inorganik-1 dari musim sebelumnya.