Enzim yang Terkait dengan Biosintesis Senyawa Fenolik

5.4.5 Nilai IC 50

Uji t- student’s pada akhir pengamatan menunjukkan kapasitas antioksidan yang dinyatakan dengan nilai IC 50 pada musim kemarau ditemukan berbeda pada tanaman yang diberi pupuk dibandingkan dengan yang tanpa penambahan pupuk Gambar 5.5. Nilai IC 50 terendah dihasilkan dari kolesom yang tidak diberi pupuk organik atau inorganik, dengan nilai sebesar + 2.66 mg BKml untuk kedua perlakuan tersebut. Gambar 5.3 Metabolit sekunder kolesom dengan kedua jenis pemupukan dan residunya pada musim kemarau. A Kandungan total fenolik, B kandungan total flavonoid, C kandungan total antosianin, D kandungan total klorofil. BB = bobot basah, BK = bobot kering, SAG =setara asam galat, SK = setara kuersetin; = berbeda nyata P 0.05, = berbeda nyata P 0.01, dan tn = berbeda tidak nyata P 0.05 menurut uji t- student’s dengan asumsi ragam contoh s 2 kedua jenis perlakuan sama. Garis vertikal di atas tiap balok data menunjukkan selang kepercayaan 95 .

5.4.6 Kandungan Hara Jaringan

Kalium didapatkan lebih tinggi pada jaringan kolesom yang diberi pupuk organik dibandingkan dengan yang tidak diberi pupuk P 0.01. Akan tetapi, peubah lainnya tidak berbeda antara pemupukan organik dengan residunya P A B C D tn tn tn tn tn 0.05. Semua peubah tidak berbeda antara yang diberi pupuk inorganik dengan yang tidak diberi pupuk P 0.05, kecuali pada kandungan nitrogen P 0.05. Pemberian pupuk inorganik menyebabkan kandungan nitrogen yang lebih tinggi dari residunya Tabel 5.7. Gambar 5.4 Enzim yang terkait dengan biosintesis senyawa fenolik kolesom dengan kedua jenis pemupukan dan residunya pada musim kemarau. A Aktivitas PAL, B aktivitas CAD, dan C aktivitas POD. U = unit, PAL = phenylalanine ammonia lyase, CAD = cinammyl alcohol dehidrogenase, POD = peroksidase, keterangan lain pada gambar ini sama dengan Gambar 5.3. Gambar 5.5 Nilai IC 50 kolesom dengan kedua jenis pemupukan dan residunya pada musim kemarau. BK = bobot kering, keterangan lain pada gambar ini sama dengan Gambar