Lintasan Biosintesis Klorofil Metabolisme Primer dan Sekunder pada Tumbuhan

2.7.4 Lintasan Biosintesis Klorofil

Lintasan biosintesis klorofil menggunakan glutamat sebagai prekursor utamanya Gambar 2.7. Berbagai tahapan yang terjadi sampai terbentuknya klorofil meliputi proses yang sangat rumit. Gambar 2.7 Skema sederhana biosintesis klorfofil pada tumbuhan. Keterangan gambar ini sama dengan Gambar 2.3. Modifikasi dari Cseke dan Kaufman 1999, Meskauskiene et al. 2001, dan Cseke et al. 2006.

BAB III PRODUKSI DAN KUALITAS KOLESOM: PENGARUH

PUPUK ORGANIK DAN INORGANIK DI MUSIM HUJAN WATERLEAF PRODUCTION AND QUALITY: THE EFFECT OF ORGANIC AND INORGANIC FERTILIZER IN WET SEASON Abstrak Penelitian lapangan dilakukan di kebun percobaan IPB Bogor, Indonesia pada bulan Maret-Mei 2011 dengan tujuan mempelajari pengaruh pemberian dua jenis pupuk terhadap produksi pucuk, metabolit primer, metabolit sekunder, dan kapasitas antioksidan kolesom Talinum triangulare Jacq. Willd. di musim hujan; sedangkan analisis laboratorium dilakukan pada bulan April sampai Oktober 2011. Dua set perlakuan pupuk organik dan inorganik diberikan pada plot yang berbeda menggunakan rancangan acak kelompok RAK. Set perlakuan pupuk organik [pupuk kandang sapi tonha + guano kgha + abu sekam tonha] terdiri atas lima taraf, yaitu 6.1 + 75.6 + 2.7, 9.2 + 151.2 + 4.1, 12.3 + 226.8 + 5.5, 15.4 + 302.4 + 6.8, dan 18.4 + 378.0 + 8.2. Set perlakuan pupuk inorganik [urea kgha + SP-36 kgha + KCl kgha] terdiri atas lima taraf, yaitu 50 + 20 + 50, 75 + 40 + 75, 100 + 60 + 100, 125 + 80 + 125, dan 150 + 100 + 150. Nilai rata-rata akibat perlakuan organik dan akibat perlakuan inorganik dibandingkan menggunakan uji t- student’s. Hasil percobaan menunjukkan kolesom yang diberi pupuk organik di musim hujan pada umur 2 dan 4 minggu setelah tanam MST memberikan produksi pucuk yang tidak berbeda, sedangkan pada umur 6 MST memberikan produksi pucuk 14 lebih rendah; dan kandungan vitamin C 11 lebih tinggi dari kolesom yang diberi pupuk inorganik. Nilai IC 50-DPPH 7.13-7.24 mgbobot kering tidak berbeda diantara kedua jenis pemupukan. Kata kunci: sayuran daun, produk alami tumbuhan, kapasitas antioksidan, studi komparatif, variasi musiman metabolit tumbuhan Abstract This field experiment was conducted at the IPB experimental station Bogor, Indonesia, in March-May 2011 and to study the effect of two types of fertilizer on waterleaf [Talinum triangulare Jacq. Willd] shoot production, primary metabolite, secondary metabolite, and antioxidant capacity during wet season; while laboratory analysis was conducted from April to October 2011. Two sets of treatment i.e., organic and inorganic fertilizer were applied to different plots using complete randomized block design. Five rates of organic fertilizer treatment [cow manure tonha + guano kgha + hull ash tonha], i.e. 6.1 + 75.6 + 2.7, 9.2 + 151.2 + 4.1, 12.3 + 226.8 + 5.5, 15.4 + 302.4 + 6.8, and 18.4 + 378.0 + 8.2. Five rates of inorganic fertilizer treatment [urea kgha + SP-36 kgha + KCl kgha], i.e. 50 + 20 + 50, 75 + 40 + 75, 100 + 60 + 100, 125 + 80 + 125, and 150 + 100 + 150. The means from each fertilizer type was compared