Pengelompokan Pupuk Organik Pupuk Kandang

muda Tisdale Nelson 1985, Reddy et al. 2000. Prawiranata et al. 1991 menyatakan bahwa tanaman yang kekurangan K akan menunjukkan gejala klorosis, tepi daun mengering, produksi daun berkurang, dan malabentuk daun. Reddy et al. 2000 menambahkan bahwa permukaan luas daun akan berkurang pada saat defisiensi K. Defisiensi K dapat dicegah dengan menambahkan jumlah K yang cukup ke dalam tanah. Hanya sebagian kecil saja yang dapat dicukupi melalui pemupukan lewat daun. 2.5 Pupuk Organik 2.5.1 Pengertian Pupuk Organik Pupuk organik adalah nama kolektif untuk semua jenis bahan organik asal tanaman dan hewan yang dapat dirombak menjadi hara tersedia bagi tanaman Suriadikarta Simanungkalit 2006. Permentan No.2PertHk.06022006 tentang pupuk organik dan pembenah tanah, menyebutkan bahwa pupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri atas bahan organik yang berasal dari tanaman dan atau hewan yang telah melalui proses rekayasa, dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan menyuplai bahan organik untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah.

2.5.2 Pengelompokan Pupuk Organik

Sumber, karakteristik fisik, dan kandungan kimiahara bahan organik untuk membuat pupuk organik beraneka ragam, sehingga pengaruh dari penggunaan pupuk organik terhadap lahan dan tanaman dapat bervariasi. Dilihat dari jenisnya, maka pupuk organik dapat berupa Suriadikarta Simanungkalit 2006: 1 kompos, merupakan produk pembusukan dari limbah tanaman dan hewan hasil perombakan oleh fungi, aktinomiset, dan cacing tanah; 2 pupuk hijau, merupakan keseluruhan tanaman hijau maupun hanya bagian dari tanaman seperti sisa batang dan tunggul akar setelah bagian atas tanaman yang hijau digunakan sebagai pakan ternak. Sebagai contoh pupuk hijau ini adalah sisa-sisa tanaman, kacang-kacangan, dan tanaman paku air Azolla; 3 pupuk kandang, merupakan kotoran ternak; 4 sisa panen jerami, brangkasan, tongkol jagung, bagas tebu, dan sabut kelapa; 5 limbah ternak, merupakan limbah dari rumah potong berupa tulang-tulang, darah, dan sebagainya; 6 limbah industri yang menggunakan bahan pertanian, merupakan limbah berasal dari pabrik gula, pengolahan kelapa sawit, penggilingan padi, bumbu masak, dan sebagainya; 7 limbah kota, merupakan kompos dari sampah kota yang berasal dari tanaman, setelah dipisah dari bahan-bahan yang tidak dapat dirombak. Pupuk organik jika dibedakan berdasarkan kandungan haranya maka secara umum dapat dikelompokkan menjadi pupuk organik penyedia hara N, P, dan K. Studi literatur dari beberapa penelitian dan pustaka menunjukkan bahwa pupuk kandang dapat digunakan sebagai sumber N, guano sebagai sumber P, dan abu sekam sebagai sumber K Sediyarso 1999, Hartatik Widowati 2006, Sridhar et al. 2006, Rahadi 2008, Melati et al. 2008, Susanti et al. 2008, Mualim et al. 2009.

2.5.3 Pupuk Kandang

Pupuk kandang didefinisikan sebagai semua produk buangan dari binatang peliharaan yang dapat digunakan untuk menambah hara, memperbaiki sifat fisik dan biologi tanah Hartatik Widowati 2006. Pupuk kandang dapat berbentuk padat maupun cair. Pupuk kandang padat adalah kotoran ternak berupa padatan baik yang belum maupun sudah dikomposkan. Pupuk kandang cair merupakan pupuk kandang berbentuk cair berasal dari kotoran hewan yang masih segar yang bercampur dengan urin hewan atau kotoran hewan yang dilarutkan dalam air dalam perbandingan tertentu. Pupuk kandang sapi adalah pupuk kandang yang banyak mengandung air. Pupuk ini terdiri atas 44 bahan padat dan 66 bahan cair. Komposisi unsur hara yang terkandung dalam pupuk kandang sapi, yaitu 0.6 N, 0.15 P 2 O 5 , dan 0.45 K 2 O Sutedjo 1994. Serupa dengan hal ini, Rahadi 2008 juga menggunakan pupuk kandang sapi dengan komposisi yang dapat dilihat pada Tabel 2.1. Penelitian menunjukkan pemberian pupuk kandang dapat meningkatkan ketersediaan C-organik, N, dan P yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan pemberian pupuk N inorganik Mahmoud et al. 2009. Pada penelitian ini pupuk kandang yang digunakan yaitu pupuk kandang sapi. Pupuk kandang sapi juga telah digunakan pada penelitian kolesom sebelumnya oleh Mualim et al. 2009. Tabel 2.1 Komposisi unsur hara pupuk kandang sapi Peubah Satuan Nilai Peubah Satuan Nilai Kadar air 48.59 Fe ppm 1.86 C-organik 9.78 Mn ppm 822 N-total 1.29 Cu ppm 27 P-total 0.99 Zn ppm 101 Ca 1.45 Mg 0.36 K 0.27 Sumber: Rahadi 2008 Pengaruh berbagai jenis pupuk kandang terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman telah banyak diteliti, misalnya pada tumpang sari padi- gandum Prasad Sinha 2000, kolesom Ibeawuchi et al. 2006, Susanti et al. 2008, melon Ijoyah 2007, rumput bermuda Helton et al. 2008, timun Mahmoud et al. 2009, dan bayam Ibeawuchi et al. 2006, Law-Ogbomo Ajayi 2009. Penelitian sebelumnya pada kolesom didapatkan bahwa dengan pemberian pupuk kandang ayam sebanyak 7.5-10 tonha menghasilkan jumlah daun yang tertinggi Ibeawuchi et al. 2006. Pemberian pupuk kandang ayam sebanyak 15 tonha memberikan produksi biomassa tertinggi 10.73 g bobot kering daun dan 6.36 g bobot kering umbi per tanaman. Akan tetapi, kandungan senyawa bioaktif daun dan umbi menurun oleh peningkatan dosis pupuk kandang ayam. Oleh karena itu, dosis pupuk kandang ayam yang disarankan adalah 5 tonha sebagai pupuk dasar Susanti et al. 2008. Hal ini juga untuk menghindari terjadinya serangan Pseudomonas sp. yang menyebabkan penyakit layu bakteri pada kolesom akibat kondisi media sekitar perakaran yang lebih lembab Mualim et al. 2009. Pengaruh pemberian pupuk kandang terhadap antioksidan kolesom belum dilaporkan. Penelitian yang ada saat ini pada kolesom hanya berupa studi kandungan fitokimia baik secara kualitatif maupun kuantitatif Susanti et al. 2008, Mualim et al. 2009.

2.5.4 Pupuk Guano