Aspek Manfaat 1 Ekonomi HASIL DAN PEMBAHASAN

Jumlah nilai untuk aspek proses manajemen dari Perum Perhutani adalah sebesar 380, dari PT KIFC 385, dari LMDH Mulyajaya 335 dan dari LMDH Bukit Alam 330, sehingga nilai rata-rata aspek proses manajemen adalah sebesar 357,50. b. Aspek Manfaat b.1 Ekonomi Terdapat empat faktor yang dinilai untuk indikator ekonomi, yaitu pendapatan, harga pasar, produktivitas dan resiko usaha. Nilai untuk indikator ekonomi berdasarkan hasil penjumlahan keempat faktor tersebut adalah 211,25. Nilai rata-rata untuk pendapatan adalah sebesar 87,50. Perum Perhutani, PT KIFC dan LMDH Bukit Alam berpendapat bahwa pendapatan petani dari komoditi yang dimitrakan meningkat dibandingkan dari yang sebelumnya. Peningkatan pendapatan petani berasal dari upah yang diperoleh petani yang mengikuti kegiatan penanaman dan pemeliharaan tanaman kerjasama. Sedangkan LMDH Mulyajaya berpendapat pendapatan petani tidak mengalami peningkatan karena tanaman kerjasama belum dipanen. Perum perhutani berpendapat tingkat harga kayu yang ditetapkan lebih tinggi dibandingkan harga pasar karena sudah melalui proses pengujian sesuai kualitas standar mutu yang ditentukan, sehingga mempunyai nilai 50. Di Perum Perhutani, terdapat bidang khusus yang menangani harga dan jual beli kayu, yaitu Kelola Bisnis Mandiri KBM Pemasaran di Kantor Unit. Sedangkan PT KIFC, LMDH Mulyajaya dan LMDH Bukit Alam mempunyai nilai 25 untuk harga kayu, karena menurut ketiganya tingkat harga kayu yang ditetapkan disesuaikan dengan harga pasar. Berdasarkan nilai tersebut diperoleh nilai rata-rata untuk harga di tingkat petanijaminan pasar sebesar 31,25. Perum Perhutani, PT KIFC, LMDH Mulyajaya dan LMDH Bukit Alam berpendapat bahwa produktivitas melalui kemitraan pembangunan hutan tanaman ini lebih tinggi dibandingkan produktivitas sebelum adanya kemitraan. Sebelum adanya kemitraan, sebagian besar kawasan hutan masih berupa lahan kosong, kalaupun ada tanaman hanya tanaman perkebunan atau pertanian milik petani. Saat ini sebanyak 16 petak dengan luas total 834,19 Ha telah ditanami tanaman kerjasama, yaitu jenis Mindi dan Sengon. Sehingga nilai rata-rata untuk aspek produktivitas adalah sebesar 50. Nilai rata-rata resiko usaha adalah 42,5 berdasarkan pendapat informan dari Perum Perhutani, dimana pembagian resiko usaha akan dibagi secara proporsional antara Perum Perhutani, PT KIFC dan LMDH. Hal ini sesuai dengan kesepakatan yang tertuang dalam perjanjian kerjasama. Tetapi PT KIFC, LMDH Mulyajaya dan LMDH Bukit Alam berpendapat bahwa jika ada masalah resiko usaha akan ditanggung oleh Perum Perhutani dan PT KIFC saja. Dalam hal ini petani hanya memperoleh sharing, petani tidak mengeluarkan biaya dan tidak pula menanggung kerugian jika terjadi resiko usaha. Informan dari PT KIFC mengatakan bahwa PT KIFC menyewa seorang konsultan dalam pelaksanaan evaluasi, jika saat evaluasi tanaman yang dikerjasamakan tidak adalahan masih kosong, maka Perum Perhutani diharuskan membayar ganti rugi sebesar dana pembangunan tanaman di lokasi yang masih kosong tersebut.

b.2 Teknis

Dokumen yang terkait

Pemanenan Hutan Tanaman Jati di BKPH Conggeang, KPH Sumedang, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat

1 18 83

Evaluasi Elemen dan Prestasi Kerja Pemanenan di Hutan Jati (Studi Kasus Pemanenan Kayu Jati BKPH Sadang KPH Purwakarta Perum Perhutani Unit III Jawa Barat)

0 19 74

Analisis finansial pengelolaan hutan tanaman jati di KPH Banten Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten

0 6 94

Analisis gender dalam kegiatan Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) kasus di Desa Pulosari, RPH Pangalengan, BKPH Pangalengan, KPH Bandung Selatan, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten

2 19 56

Efektivitas kolaborasi antara perum perhutani dengan masyarakat dalam pengelolaan hutan kasus PHBM di KPH Madiun dan KPH Nganjuk, Perum Perhutani Unit II Jawa Timur

0 32 102

Kemandirian masyarakat desa sekitar hutan dalam melakukan usaha agroforestri: studi kasus usaha agroforestri tanaman kopi di BKPH Pangalengan, KPH Bandung Selatan, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten

0 12 453

Peran Perempuan dalam Kegiatan Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (Studi Kasus RPH Tanjungkerta BKPH Tampomas KPH Sumedang Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten)

0 13 203

Simulasi Multisistem Pemanenan Hutan Pada Pengelolaan Hutan Tanaman (Studi Kasus di BKPH Parung Panjang KPH Bogor Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten)

1 8 58

Persepsi dan partisipasi masyarakat desa sekitar hutan terhadap sistem PHBM di Perum Perhutani (Kasus di KPH Cianjur Perum Perhutani Unit III, Jawa Barat)

1 13 177

Potensi Kebakaran Hutan di KPH Bogor Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten

0 4 32