perencanaan kemitraan sebesar 100. Perencanaan kemitraan antara Perum Perhutani dan KIFC dilakukan lebih dulu, selanjutnya dalam membuat
perencanaan kemitraan dengan LMDH, PT KIFC diwakili oleh Perum Perhutani.
a.1.2 Kelengkapan Perencanaan
Kelengkapan perencanaan mempunyai nilai rata-rata sebesar 28,75. Nilai rata-rata tersebut berdasarkan pendapat Perum Perhutani yang menyatakan bahwa
lingkup perencanaan hanya mencakup 1 aspek, yaitu aspek pembinaan manajemen. Sedangkan PT KIFC berpendapat penyusunan perencanaan meliputi
3 aspek, yaitu aspek permodalan, pembinaan teknologi dan pembinaan manajemen. LMDH Mulyajaya berpendapat penyusunan perencanaan meliputi 2
aspek pembinaan teknologi dan pembinaan manajemen dan LMDH Bukit Alam berpendapat bahwa penyusunan perencanaan meliputi 1 aspek saja, yaitu aspek
pembinaan manajemen. Sehingga nilai perencanaan menurut pendapat Perum Perhutani, PT KIFC,
LMDH Mulyajaya dan LMDH Bukit Alam berturut-turut adalah sebesar 125, 135, 130 dan 125, sedangkan nilai rata-rata perencanaan adalah sebesar 128,75. Nilai
indikator perencanaan diperoleh dari hasil penjumlahan antara nilai rata-rata perencanaan kemitraan dan kelengkapan perencanaan.
a.2 Pengorganisasian
Nilai indikator pengorganisasian merupakan penjumlahan dari nilai rata-rata bidang khusus dan kontrak kerjasama. Pengorganisasian dalam kerjasama
pembangunan hutan tanaman ini berdasarkan pendapat Perum Perhutani, PT KIFC, LMDH Mulyajaya dan LMDH Bukit Alam mempunyai nilai sebesar
127,50.
a.2.1 Bidang Khusus
Bidang khusus mempunyai nilai rata-rata sebesar 12,50 berdasarkan pendapat Perum Perhutani, PT KIFC, LMDH Mulyajaya dan LMDH Bukit Alam.
Perum Perhutani berpendapat bahwa terdapat bidang khusus yang menangani kegiatan kemitraan, yaitu LMDH yang berfungsi sebagai fasilitator antara Perum
Perhutani dengan masyarakat. Menurut PT KIFC juga terdapat bagian yang
menangani kemitraan, walaupun belum khusus, yaitu organisasi yang akan dibentuk oleh perwakilan Perum Perhutani dan masyarakat yang pernah
mengikuti trainingpelatihan di Korea Selatan. Sedangkan kedua LMDH menyatakan belum ada bidang khusus yang menangani kemitraan.
a.2.2 Kontrak Kerjasama
Dalam kontrak kerjasama terdapat tiga faktor yang dinilai, yaitu keberadaan, isi dan bentuk kontrak kerjasama. Nilai kontrak kerjasama merupakan
penjumlahan dari ketiga faktor tersebut. Perum Perhutani, PT KIFC, LMDH Mulyajaya maupun LMDH Bukit Alam memiliki pendapat yang sama, sehingga
nilai aspek kerjasama adalah sebesar 115 yang meliputi nilai 25 untuk keberadaan kontrak kerjasama secara tertulis, nilai 40 untuk isi kontrak kerjasama yang
meliputi sebagian besar dari kedelapan aspek kemitraan dan nilai 50 untuk bentuk kontrak kerjasama yang dibuat secara lengkap, berjangka panjang serta memuat
hak dan kewajiban yang jelas. Terdapat sedikit perbedaan pendapat mengenai isi kontrak kerjasama,
Perum Perhutani berpendapat karena yang dikerjasamakan adalah jenis tanaman kehutanan keras, maka isi kontrak kerjasama lebih menekankan pada aspek
kualitas dan produktivitas. Menurut PT KIFC isi kontrak meliputi 5 aspek, yaitu aspek kualitas tidak mendetail, sistem pembayaran, harga, permodalan dan
sangsi. Sedangkan menurut LMDH Bukit Alam meliputi aspek produktivitas, sistem pembayaran dan sangsi, serta menurut LMDH Mulyajaya hanya meliputi
aspek sistem pembayaran dan sangsi.
a.3 Pelaksanaan dan Efektivitas Kerjasama a.3.1 Pelaksanaan Kerjasama