Umur Tingkat Pendidikan Karakteristik Masyarakat Desa Hutan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik Masyarakat Desa Hutan

Jumlah petani penggarap yang juga menjadi pengurus maupun anggota LMDH Mulyajaya di Desa Mulyasejati dan LMDH Bukit Alam di Desa Kutanegara, masih dalam proses pendataan ulang disebabkan tingginya mobilitas masyarakat yang keluar masuk kawasan hutan. Hal ini karena pemukimpenggarap sebagian besar adalah pendatang, khususnya di Desa Kutanegara. Jumlah total responden di RPH Kutapohaci sebanyak 60 orang, terbagi menjadi 46 orang dari Desa Kutanegara dan 14 orang dari Desa Mulyasejati. Deskripsi responden dalam penelitian ini dibagi menjadi lima indikator, yaitu umur, tingkat pendidikan, jumlah anggota keluarga, luas lahan garapan serta pekerjaan utama dan pekerjaan sampingan.

5.1.1 Umur

Responden yang termuda dalam penelitian ini berumur 22 tahun, sedangkan responden tertua berumur 70 tahun. Distribusi petani penggarap menurut umur disajikan dalam Tabel 5. Tabel 5 Karakteristik responden menurut umur No Umur Tahun Jumlah Petani Orang Persentase 1 21 – 30 4 6,67 2 31 – 40 13 21,67 3 41 – 50 18 30,00 4 51 – 60 14 23,33 5 61 – 70 11 18,33 Jumlah 60 100,00 Dari data di atas dapat diketahui responden terbanyak berumur 41-50 tahun dengan persentase 30. Sedangkan responden yang berumur 21-30 tahun jumlahnya paling sedikit, yaitu hanya 6,67. Banyaknya petani yang berusia dewasa - tua disebabkan juga karena sebagian besar dari mereka adalah pendatang, sehingga petani yang berusia muda jumlahnya masih sedikit karena mereka merupakan anak dari petani pendatang yang telah mulai dewasa dan berkeluarga. Tingkat umur mempunyai pengaruh terhadap kemampuan fisik dalam mengolah usaha tani tumpang sarinya. Dapat dikatakan sebagian besar petani penggarap masih dalam usia produktif, sehingga mereka masih memiliki cukup banyak tenaga untuk mengolah usaha tani tumpang sarinya maupun usaha- usaha tambahan lainnya.

5.1.2 Tingkat Pendidikan

Masyarakat pedesaan identik dengan tingkat pendidikan yang rendah, seperti halnya masyarakat di Desa Kutanegara dan Desa Mulyasejati. Sebagian besar responden 50 hanya tamat SD, bahkan 8,33 responden tidak mengeyam pendidikan sama sekali. Pendidikan tertinggi hanya sampai pada tingkat SMP, itu pun hanya 13,33. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 6 di bawah ini. Tabel 6 Karakteristik responden menurut tingkat pendidikan No Tingkat Pendidikan Jumlah Petani Orang Persentase 1 Tidak Sekolah 5 8,33 2 Tidak Tamat SR 2 3,33 3 SR 5 8,33 4 Tidak Tamat SD 10 16,67 5 SD 30 50,00 6 SMP 8 13,33 Jumlah 60 100,00 Keterangan : SR = Sekolah Rakyat Rendahnya tingkat pendidikan disebabkan oleh faktor ekonomi dan kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan. Keterbatasan ekonomi membuat mereka lebih memilih bekerja membantu orang tua daripada melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

5.1.3 Jumlah Anggota Keluarga

Dokumen yang terkait

Pemanenan Hutan Tanaman Jati di BKPH Conggeang, KPH Sumedang, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat

1 18 83

Evaluasi Elemen dan Prestasi Kerja Pemanenan di Hutan Jati (Studi Kasus Pemanenan Kayu Jati BKPH Sadang KPH Purwakarta Perum Perhutani Unit III Jawa Barat)

0 19 74

Analisis finansial pengelolaan hutan tanaman jati di KPH Banten Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten

0 6 94

Analisis gender dalam kegiatan Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) kasus di Desa Pulosari, RPH Pangalengan, BKPH Pangalengan, KPH Bandung Selatan, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten

2 19 56

Efektivitas kolaborasi antara perum perhutani dengan masyarakat dalam pengelolaan hutan kasus PHBM di KPH Madiun dan KPH Nganjuk, Perum Perhutani Unit II Jawa Timur

0 32 102

Kemandirian masyarakat desa sekitar hutan dalam melakukan usaha agroforestri: studi kasus usaha agroforestri tanaman kopi di BKPH Pangalengan, KPH Bandung Selatan, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten

0 12 453

Peran Perempuan dalam Kegiatan Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (Studi Kasus RPH Tanjungkerta BKPH Tampomas KPH Sumedang Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten)

0 13 203

Simulasi Multisistem Pemanenan Hutan Pada Pengelolaan Hutan Tanaman (Studi Kasus di BKPH Parung Panjang KPH Bogor Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten)

1 8 58

Persepsi dan partisipasi masyarakat desa sekitar hutan terhadap sistem PHBM di Perum Perhutani (Kasus di KPH Cianjur Perum Perhutani Unit III, Jawa Barat)

1 13 177

Potensi Kebakaran Hutan di KPH Bogor Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten

0 4 32