2 Teknis HASIL DAN PEMBAHASAN

kerjasama, yaitu jenis Mindi dan Sengon. Sehingga nilai rata-rata untuk aspek produktivitas adalah sebesar 50. Nilai rata-rata resiko usaha adalah 42,5 berdasarkan pendapat informan dari Perum Perhutani, dimana pembagian resiko usaha akan dibagi secara proporsional antara Perum Perhutani, PT KIFC dan LMDH. Hal ini sesuai dengan kesepakatan yang tertuang dalam perjanjian kerjasama. Tetapi PT KIFC, LMDH Mulyajaya dan LMDH Bukit Alam berpendapat bahwa jika ada masalah resiko usaha akan ditanggung oleh Perum Perhutani dan PT KIFC saja. Dalam hal ini petani hanya memperoleh sharing, petani tidak mengeluarkan biaya dan tidak pula menanggung kerugian jika terjadi resiko usaha. Informan dari PT KIFC mengatakan bahwa PT KIFC menyewa seorang konsultan dalam pelaksanaan evaluasi, jika saat evaluasi tanaman yang dikerjasamakan tidak adalahan masih kosong, maka Perum Perhutani diharuskan membayar ganti rugi sebesar dana pembangunan tanaman di lokasi yang masih kosong tersebut.

b.2 Teknis

Indikator teknis meliputi dua faktor penilaian, yaitu faktor mutu dan penguasaan teknologi. Nilai untuk indikator teknis sebesar 100 yang merupakan penjumlahan dari nilai rata-rata faktor mutu dan penguasaan teknologi. Nilai rata-rata faktor mutu adalah 50, nilai tersebut berdasarkan pendapat Perum Perhutani, PT KIFC, LMDH Mulyajaya dan LMDH Bukit Alam yang menyatakan bahwa mutu produksi dari kemitraan lebih baik dibandingkan dengan mutu produksi sebelum kemitraan. Hal ini karena benih dan bibit yang ditanam sudah melalui proses pengujian sesuai kualitas standar mutu yang ditentukan. Selain itu pada tanaman kemitraan dilakukan pemeliharaan, pengawasan dan patroli secara intensif untuk meminimalisir gangguan dan kerusakan. Begitu pula untuk penguasaan teknologi, Perum Perhutani, PT KIFC, LMDH Mulyajaya dan LMDH Bukit Alam berpendapat bahwa keterampilan petani mengenai komoditi yang dimitrakan meningkat dari sebelumnya. Sehingga nilai rata-rata untuk penguasaan teknologi adalah sebesar 50. Menurut informan dari Perum Perhutani, bimbingan teknispelatihan dan pembinaan merupakan suatu hal yang sangat penting. Jumlah dan frekuensi pelaksanaan pelatihan disesuaikan dengan kebutuhan. Telah dilakukan beberapa kali pelatihan, seperti pelatihan tentang teknis pembuatan tanaman Silvikultur Intensif Silin, pelatihan usaha produktif MDH, Pelatihan penguatan kelembagaan masyarakat, dan pelatihan kewirausahaan masyarakat. Selain itu juga telah dilakukan dua kali reguler training di Korea Selatan yang diikuti oleh 20 orang, terdiri dari petugas Perum Perhutani, Tokoh Desa dan Pengurus LMDH dengan materi koperasi kehutanan, teknik tanaman, pengelolaan hutan dan lain-lain termasuk semangat Saemaul Undong. Pelatihan baru diberikan kepada beberapa petugas Perum Perhutani, dan pengurus LMDH maupun tokoh masyarakat, sehingga berhasil atau tidaknya implementasi hasil yang diperoleh selama pelatihan tergantung pada kemampuan dan pemahaman yang mengikuti pelatihan.

b.3 Sosial

Dokumen yang terkait

Pemanenan Hutan Tanaman Jati di BKPH Conggeang, KPH Sumedang, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat

1 18 83

Evaluasi Elemen dan Prestasi Kerja Pemanenan di Hutan Jati (Studi Kasus Pemanenan Kayu Jati BKPH Sadang KPH Purwakarta Perum Perhutani Unit III Jawa Barat)

0 19 74

Analisis finansial pengelolaan hutan tanaman jati di KPH Banten Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten

0 6 94

Analisis gender dalam kegiatan Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) kasus di Desa Pulosari, RPH Pangalengan, BKPH Pangalengan, KPH Bandung Selatan, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten

2 19 56

Efektivitas kolaborasi antara perum perhutani dengan masyarakat dalam pengelolaan hutan kasus PHBM di KPH Madiun dan KPH Nganjuk, Perum Perhutani Unit II Jawa Timur

0 32 102

Kemandirian masyarakat desa sekitar hutan dalam melakukan usaha agroforestri: studi kasus usaha agroforestri tanaman kopi di BKPH Pangalengan, KPH Bandung Selatan, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten

0 12 453

Peran Perempuan dalam Kegiatan Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (Studi Kasus RPH Tanjungkerta BKPH Tampomas KPH Sumedang Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten)

0 13 203

Simulasi Multisistem Pemanenan Hutan Pada Pengelolaan Hutan Tanaman (Studi Kasus di BKPH Parung Panjang KPH Bogor Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten)

1 8 58

Persepsi dan partisipasi masyarakat desa sekitar hutan terhadap sistem PHBM di Perum Perhutani (Kasus di KPH Cianjur Perum Perhutani Unit III, Jawa Barat)

1 13 177

Potensi Kebakaran Hutan di KPH Bogor Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten

0 4 32