Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Pola kemitraan pembangunan, pengembangan dan pengelolaan hutan tanaman antara Perum Perhutani, PT KIFC dan Masyarakat Desa Hutan di Desa Mulyasejati dan Desa Kutanegara, RPH Kutapohaci, BKPH Teluk Jambe, KPH Purwakarta adalah pola Kerjasama Operasional KSO. Dalam hal ini Perum Perhutani berperan dalam penyediaan lahan, SDM, biaya yang bersifat insidentil, membayar pajak dan memasarkan hasil. PT KIFC berperan sebagai penyedia modal investor, sedangkan petani berperan sebagai buruh dalam kegiatan penanaman dan pemeliharaan hutan. Proporsi bagi hasil produksi disepakati 65 untuk PT KIFC, 26,25 untuk Perum Perhutani dan 8,75 untuk LMDH. Jika terjadi resiko usaha yang menimbulkan kerugian di kemudian hari maka akan ditanggung oleh Perum Perhutani dan PT KIFC. 2. Tingkat hubungan kemitraan antara Perum Perhutani, PT KIFC dan MDH yang diwakili LMDH berdasarkan keputusan Menteri Pertanian No. 994KptsOT.2101097 mengenai Pedoman Penetapan Tingkat Hubungan Kemitraan Usaha Pertanian adalah tingkat Prima Madya, dimana hubungan tingkat kemitraan usaha ini masih perlu dijalin lebih baik lagi dan perlu adanya kesepakatan-kesepakatan kerjasama agar dapat berkelanjutan. 3. Semakin luas lahan garapan, maka pendapatan rata-rata responden dari kehutanan, baik dari tanaman kerjasama maupun tumpang sari juga meningkat. Kontribusi tanaman kerjasama terhadap total pendapatan rata-rata bagi responden dengan luas lahan garapan 1 Ha hanya 7,55, 18,22 bagi responden dengan luas lahan 1 – 3 Ha dan 50,82 bagi responden dengan luas lahan 3 Ha. Pendapatan yang bersumber dari non kehutanan lebih tinggi dibandingkan pendapatan dari kehutanan untuk semua tingkatan luas lahan garapan. Estimasi pendapatan tahunan dari hasil panen tanaman kerjasama untuk petani adalah Rp 912.803,-Hatahun. 6.2 Saran 1. Perlu dilakukan penelitian terhadap kontribusi tanaman kerjasama pada saat telah dilakukan pemanenan di akhir daur. 2. Lembaga Masyarakat Desa Hutan LMDH lebih berperan aktif dalam tugasnya sebagai fasilitator antara petani dengan Perum Perhutani dan PT KIFC. Selain itu perlu secepatnya dikembangkan koperasi bagi pengurus dan anggota LMDH dan dicarikan jenis tanaman yang cocok ditanam di lahan Perum Perhutani yang digarap masyarakat di RPH Kutapohaci sebagai tambahan sumber pendapatan petani. 3. Perum Perhutani dan PT KIFC perlu melakukan pertimbangan untuk meningkatkan proporsi bagi hasil untuk LMDH. 4. Perlunya dilakukan perbaikan aksesibilitas agar hasil tumpang sari petani dapat dijual dengan harga yang lebih tinggi. DAFTAR PUSTAKA Awang SA, Widayanti WT, Himmah B, Astuti A, Septiana RM, Solehudin, Novenanto A. 2008. Panduan pemberdayaan Lembaga Masyarakat Desa Hutan LMDH. Montpellier, France: French Agricultural Research Centre for International Development CIRAD, Bogor, Indonesia: Center for International Forestry Research CIFOR, dan Yogyakarta, Indonesia: PKHR Fakultas Kehutanan UGM. [Badan Agribisnis Departemen Pertanian]. 1995. Ekspose hasil-hasil kajian dan perumusan perencanaan pembangunan pertanian berorientasi agribisnis. Departemen Pertanian. Jakarta. Barus ES. 2005. Analisis pendapatan petani mitra pada kemitraan pola PIR studi kasus di PT Toba Pulp Lestari, Tbk. Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara. [skripsi]. Bogor: Departemen Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Badan Pusat Statistik [BPS]. 2003. Statistik Indonesia Statistictical year book of Indonesia. Jakarta: BPS. Center for International Forestry Research [CIFOR]. 2007. Pengelolaan hutan bersama masyarakat PHBM kolaborasi antara Masyarakat Desa Hutan dengan Perum Perhutani dalam pengelolaan sumberdaya hutan di Jawa. http:www.cifor.cgiar.org [08 Desember 2010]. Departemen Pertanian. 2003. Pedoman kemitraan usaha agribisnis. Direktorat Jenderal Bina Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, Departemen Pertanian. Jakarta. Fahrudda A, Ratgono A, Sulthoni, Soelistiono H. 2005. Pendekatan kemitraan berbasis masyarakat dalam program penanggulangan Tuberkulosis. http:www.dinkesjatim.go.id [28 Juli 2011]. Hafsah MJ. 2000. Kemitraan Usaha Konsepsi dan Strategi. Jakarta: PT Pustaka Sinar Harapan, Anggota Ikapi. Harini. 2000. Posisi pendapatan kayu rakyat terhadap pendapatan rumah tangga [skripsi]. Bogor: Departemen Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Hermawati W, Rosaira I, Surminah I, Santoso A. 2002. Kajian kemitraan antara perusahaan dengan pemasok dan pelanggan. Jakarta: Bidang Studi Manajemen IPTEK, Pusat Penelitian Perkembangan IPTEK Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Kartasubrata J. 1986. Partisipasi rakyat dalam pengelolaan dan pemanfaatan hutan di Jawa studi kehutanan sosial di daerah kawasan hutan produksi, hutan lindung dan hutan konservasi [disertasi]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Keputusan Direksi Perum Perhutani No: 268KPTSDIR2007 tentang Pedoman Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat Plus. Lestari IP. 2011. Analisis pola dan kelayakan kemitraan antara petani hutan rakyat dengan PT Bina Kayu Lestari Group di Tasikmalaya Jawa Barat. [skripsi]. Bogor: Departemen Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Permana I. 2007. Kajian kemitraan antara perum perhutani dengan petani melalui program pengelolaan hutan bersama masyarakat kasus di Desa Protomulyo dan Desa Magelung, RPH Mugas, BKPH Mangkang, KPH Kendal, Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah. [skripsi]. Bogor: Departemen Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Singarimbun M, Penny DH. 1976. Penduduk dan Kemiskinan : Kasus Sriharjo di Pedesaan Jawa. Jakarta: Bhratara Karya Aksara. Natalia P. 2005. Kajian pelaksanaan kemitraan antara petani dengan perhutani melalui program pengelolaan hutan bersama masyarakat studi kasus di Desa Curug Bitung, RPH Nanggung, BKPH Leuwiliang, KPH Bogor [skripsi]. Bogor: Departemen Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Notoatmodjo S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Sajogyo. 1982. Proyek studi sektoral regional : pembinaan penelitian evaluasi pembangunan desa. Lembaga Penelitian Sosiologi Pedesaan Institut Pertanian Bogor. Sajogyo. 1984. Penelitian indikator sosial monitoirng dan evaluasi pembangunan pedesaan. Pusat Studi Pembangunan Lembaga Penelitian Institut Pertanian Bogor. Satria A. 2002. Belajar dari Saemaul Undong. http:www.gatra.com. [18 Juni 2011]. Sumardjo, Sulaksana J, Aria W. 2004. Teori dan Praktik Kemitraan Agribisnis. Jakarta: Penebar Swadaya. Supadi, AR Nurmanaf. 2006. Pendapatan dan pengeluaran rumah tangga pedesaan dan kaitannya dengan tingkat kemiskinan Income and expenditure of rural household and poverty level. Bogor: Center for Socio-economic and Agriculture Policy Analysis. Suryono D. 2004. Sistem pengelolaan hutan rakyat pola kemitraan dan kontribusinya terhadap pendapatan rumah tangga studi kasus di Desa Pendem, Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen. [skripsi]. Bogor: Departemen Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Wahyuni ES, Muljono P. 2009. Metode penelitian sosial. Bogor: Departemen Sains dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor. LAMPIRAN Lampiran 2 Data pemukim dalam petak kerjasama tanaman dengan PT KIFC di RPH Kutapohaci No Petak ∑ Peng- garap Orang Peribadatan Pemukiman Peng- gilingan Padi ∑ Peng- huni Orang Mesjid Bh Mushola Bh Gubuk Bh Semi Permanen Bh Permanen Bh 1 19 33 1 28 4 1 1 104 2 22 24 1 1 24 77 3 24 77 1 74 2 1 270 4 25 25 25 107 Total 159 2 2 151 6 2 1 558 Lampiran 3 Data umum responden Desa : Kutanegara Kecamatan : Ciampel Kabupaten : Karawang Nama Umur Thn Lamanya Berdomisili Thn Pendidikan Terakhir ∑ Anggota Keluarga Org Pekerjaan Luas Lahan Garapan Ha Utama Lamanya Thn Sampingan Lamanya Thn R1 32 5 TT SD 5 Pedagang hasil tani 3 Buruh; Petani 0,25 0,1 R2 50 15 SD 4 Petani 15 Peternak; Wiraswasta 15 0,25 R3 60 10 SD 6 Petani 10 Buruh 10 0,5 R4 40 15 SD 3 Petani 15 Pedagang warung 15 0,5 R5 47 13 SD 3 Petani 13 Buruh PT 13 0,75 R6 65 9 SR 6 Petani 9 Pedagang warung 2 1 R7 63 9 SR 5 Kuli Bangunan 1; 9 Petani; Pedagang warung 9; 1 1 R8 22 9 SD 2 Petani 9 Pedagang hasil tani; Buruh 9 1 R9 50 1 TT SD 6 Petani 8 Buruh 8 1 R10 60 10 SD 4 Petani 10 Buruh 10 1 R11 51 9 TT SD 4 Petani 9 Buruh 1 1 R12 40 15 SD 3 Petani 15 Pedagang hasil tani 15 1 R13 62 15 TT SD 6 Petani 15 Pedagang warung; Pembuat Arang 3; 0,17 1 R14 23 2 SD 2 Petani 2 Sales 1 1 Lampiran 3 lanjutan Nama Umur Thn Lamanya Berdomisili Tahun Pendidikan Terakhir ∑ Anggota Keluarga Orang Pekerjaan Luas Lahan Garapan Ha Utama Lamanya Thn Sampingan Lamanya Thn R15 49 6 TS 7 Petani 6 Kuli Bangunan; Pembuat Arang 6 1 R16 33 7 SD 3 Petani 7 Pedagang hasil tani 5 1 R17 60 12 TS 9 Petani 12 - - 1 R18 52 1 SMP 6 Petani 1 Pembuat Arang 1 1 R19 50 8 SD 3 Petani 8 Buruh; Pembuat Arang 8; 1 1,25 R20 35 15 SD 3 Petani 15 Pedagang hasil tani 3 1,5 R21 62 11 SD 6 Petani 11 Pedagang warung; Buruh PT 3; 2 1,5 R22 56 12 SD 7 Petani 12 Buruh 12 1,5 R23 45 13 SD 7 Petani 13 Buruh; Pembuat Arang 13 1,5 R24 50 12 SD 5 Petani 12 - - 1,5 R25 53 12 MTS SMP 5 Petani 12 Buruh 12 1,5 R26 34 6 SMP 3 Petani 6 Pedagang hasil tani 5 2 R27 33 10 SD 4 Petani 10 Buruh 10 2 R28 50 10 TT SD 7 Petani 10 Buruh; Pembuat Arang Atap 10 2 R29 65 5 SMP 2 Petani 5 - - 2 R30 49 20 SD 3 Petani 20 Pedagang hasil tani 20 2 R31 55 5 SMP 5 Petani 5 Pedagang kambing 5 2 R32 26 10 SD 2 Petani 10 - - 2 R33 36 12 TT SD 4 Petani 12 Pedagang hasil tani 10 2 R34 45 14 TT SD 3 Petani 14 Peternak; Pembuat Atap 14; 3 2,5 Lampiran 3 lanjutan Nama Umur Thn Lamanya Berdomisili Tahun Pendidikan Terakhir ∑ Anggota Keluarga Orang Pekerjaan Luas Lahan Garapan Ha Utama Lamanya Thn Sampingan Lamanya Thn R35 50 11 TT SD 7 Petani 11 Buruh 11 3 R36 52 11 SD 4 Petani 11 Mekanik 11 3 R37 66 11 SD 8 Petani 11 - - 3 R38 46 14 MI SMP 7 Petani 14 Buruh; Pembuat Arang 14; 11 3 R39 38 16 SD 5 Petani 16 Pedagang warung hasil tani 15 3 R40 66 11 SR 9 Petani 11 Pembuat Atap 11 3 R41 63 16 TT SR 4 Petani 16 Buruh 16 3 R42 50 15 SD 6 Petani 15 Pedagang warung; Pembuat Arang 15 4 R43 38 5 SD 3 Petani 5 Pembuat Arang 5 4 R44 49 29 TT SD 3 Petani 29 Buruh; Pembuat Arang 29 4 R45 50 10 SR 2 Petani 10 Pedagang hasil tani; ngojek 10 5 R46 55 16 SD 5 Petani 16 Pedagang hasil tani 10 6 Lampiran 3 lanjutan Desa : Mulyasejati Kecamatan : Ciampel Kabupaten : Karawang Nama Umur Thn Lamanya Berdomisili Thn Pendidikan Terakhir ∑ Anggota Keluarga Org Pekerjaan Luas Lahan Garapan Ha Utama Lamanya Thn Sampingan Lamanya Thn R1 52 42 SMP 4 Polisi Hutan 32 Petani 42 0,5 R2 70 51 TT SR 6 Petani 51 - - 0,5 R3 55 51 TS 7 Petani 51 - - 0,5 R4 30 30 SD 2 Petani 10 Buruh 10 0,5 R5 40 40 TT SD 4 Petani 10 Pedagang hasil tani 3 0,5 R6 40 26 SD 3 Mandor Pembantu 3 Petani 2 1 R7 50 50 SD 3 Petani 30 Buruh 30 1 R8 40 40 SD 3 Buruh 10 Petani 10 1 R9 45 35 SD 4 Petani 10 Buruh 35 1 R10 65 51 TS 5 Petani 51 Buruh 51 1 R11 45 45 TS 3 Petani 29 Buruh 29 1 R12 62 51 SR 3 Petani 51 Peternak domba, ayam 7 1,5 R13 53 53 SMP 6 Wiraswasta 36 Petani 5 2 R14 59 47 SD 6 Petani 47 Buruh 47 2 Lampiran 4 Tingkat hubungan kemitraan No Keterangan Faktor yang Dinilai Nilai Maksimum Perhutani PT KIFC LMDH Mulyajaya LMDH Bukit Alam

I. ASPEK PROSES MANAJEMEN PERUSAHAAN

500

1. Perencanaan

150

A. Perencanaan Kemitraan

100 1 Penyusunan rencana dilakukan oleh Perum Perhutani, PT KIFC dan LMDH 100 100 100 100 100 2 Penyusunan rencana dilakukan oleh Perum Perhutani dan PT KIFC secara sepihak 25 3 Penyusunan rencana dilakukan oleh LMDH 25 Nilai Rata-rata Perencanaan Kemitraan 100

B. Kelengkapan Perencanaan

50 1 Lingkup perencanaan meliputi 6 aspek pemasaran, permodalan, pembinaan teknologi, pembinaan manajemen, sarana produksi pertanian, sarana pertanian 50 2 Lingkup perencanaan meliputi 5 aspek pemasaran, permodalan, pembinaan teknologi, pembinaan manajemen, sarana produksi pertanian 45 3 Lingkup perencanaan meliputi 4 aspek pemasaran, permodalan, pembinaan teknologi, pembinaan manajemen 40 4 Lingkup perencanaan meliputi 3 aspek pemasaran, permodalan, pembinaan teknologi 35 35 5 Lingkup perencanaan meliputi 2 aspek pemasaran, permodalan 30 30 6 Lingkup perencanaan meliputi satu aspek pemasaran atau aspek agribisnis lainnya 25 25 25 Nilai Rata-rata Kelengkapan Perencanaan 28,75 Nilai Aspek Perencanaan 128,75

2. Pengorganisasian

150

A. Bidang Khusus

25 1 Ada bidang khususunit khusus yang menangani kegiatan kemitraan 25 25 25 2 Tidak ada bidang khususunit khusus yang menangani kegiatan kemitraan Nilai Rata-rata Bidang Khusus 12,50

B. Kontrak Kerjasama

125

a. Keberadaan

25 1 Ada kontrak kerjasama antara Perum Perhutani dan PT KIFC dengan LMDH secara tertulis 25 25 25 25 25 2 Tidak ada kontrak kerjasama secara tertulis antara Perum Perhutani dan PT KIFC dengan masyarakat, melainkan secara lisan 10 3 Tidak ada kontrak kerjasama antara Perum Perhutani dan PT KIFC dengan LMDH, baik secara lisan maupun tulisan

b. Isi Kontrak Kerjasama

50 1 Meliputi aspek kualitas, produktivitas, kontinuitas hasil, harga, sistem pembayaran, saprodi, permodalan dan sangsi 50 2 Hanya sebagian besar dari kedelapan aspek pada point 1 termuat dalam kontrak kerjasama 40 40 40 40 40 3 Tidak termuat kedelapan aspek pada point 1 dalam kontrak kerjasama

c. Bentuk Kerjasama

50 1 Lengkap dan jangka panjang serta memuat ketentuan hak dan kewajiban yang jelas 50 50 50 50 50 2 Lengkap dan jangka panjang namun tidak memuat ketentuan hak dan kewajiban yang jelas 15 3 Sederhana, jangka panjang dan memuat ketentuan hak dan kewajiban yang jelas 45 4 Sederhana, jangka panjang namun tidak memuat ketentuan hak dan kewajiban yang jelas 15 5 Lengkap, jangka pendek dan memuat ketentuan hak dan kewajiban yang jelas 40 6 Lengkap, jangka pendek namun tidak memuat ketentuan hak dan kewajiban yang jelas 10 7 Sederhana dan jangka pendek serta tidak memuat ketentuan hak dan kewajiban yang jelas 40 Nilai Rata-rata Kontrak Kerjasama 115 Nilai Aspek Pengorganisasian 127,50

3. Pelaksanaan dan Efektivitas Kerjasama

200

A. Pelaksanaan Kerjasama

50 1 Pelaksanaan dilakukan sesuai dengan perjanjian dan dilakukan secara transparan 50 50 50 50 50 2 Pelaksanaan dilakukan sesuai dengan perjanjian dan tetapi tidak dilakukan secara transparan 30 3 Pelaksanaan tidak dilakukan sesuai dengan perjanjian dan tidak transparan 10 Nilai Rata-rata Pelaksanaan Kerjasama 50

B. Efektivitas Kerjasama

150

a. Kejelasan Peranan

25 1 Adanya kejelasan peranan masing-masing pihak yang bermitra dengan instansi terkait 25 25 25 2 Tidak adanya kejelasan peranan masing-masing pihak yang bermitra dengan instansi terkait

b. Kontinuitas Hasil

25 1 Adanya kontinuitas suplai komoditi dari Perum Perhutani dan LMDH kepada PT KIFC 25 2 Tidak Adanya kontinuitas suplai komoditi dari Perum Perhutani dan LMDH kepada PT KIFC

c. Kualitas Suplai

25 1 Adanya kualitas yang sesuai dengan standar 25 2 Tidak adanya kualitas yang sesuai dengan standar

d. Sistem Pembayaran

25 1 Sistem pembayaran dilaksanakan sesuai dengan kontrak kerjasama 25 25 25 25 25 2 Sistem pembayaran dilaksanakan tidak sesuai dengan kontrak kerjasama

e. Cara Pembayaran

25 1 Dilakukan secara tunai 25 2 Dilakukan 1 minggu kemudian 15 15 15 15 3 Dilakukan 1 – 4 minggu kemudian 10 10 4 Dilakukan lebih dari 4 minggu f. KetergantunganPenentuan Harga 25 1 Penentuan harga dilakukan oleh Perum Perhutani, PT KIFC dan LMDH diketahui oleh pembina 25 2 Penentuan harga dilakukan oleh Perum Perhutani dan PT KIFC diketahui oleh pembina 15 3 Penentuan harga hanya dilakukan oleh Perum Perhutani dan KIFC tanpa melibatkan LMDH maupun DinasInstansi terkait Nilai Rata-rata Efektivitas Kerjasama 51,25 Nilai Rata-rata Aspek Pelaksanaan dan Efektivitas Kerjasama 101,25 Jumlah Nilai Aspek Proses Manajemen Kemitraan 357,50

II. ASPEK MANFAAT

500

1. Ekonomi

300

A. Pendapatan

150 1 Pendapatan Petani LMDH dari komoditi yang dimitrakan meningkat dibandingkan dari yang sebelumnya 100 100 100 100 2 Pendapatan Petani LMDH dari komoditi yang dimitrakan tetap 50 50 3 Pendapatan Petani LMDH dari komoditi yang dimitrakan berkurang dibandingkan dari yang sebelumnya

B. Harga di Tingkat PetaniJaminan Pasar

50 1 Harga lebih tinggi dari harga pasar 50 50 2 Harga sama dengan harga pasar 25 25 25 25 3 Harga lebih rendah dari harga pasar

C. Produktivitas

50 1 Produktivitas melalui kemitraan lebih tinggi dari produktivitas di luar kemitraan 50 50 50 50 50 2 Produktivitas melalui kemitraan sama atau lebih rendah dari produktivitas di luar kemitraan

D. Resiko Usaha

50 1 Jika ada masalah resiko usaha dibagi secara proporsional antara Perum Perhutani, PT KIFC dan LMDH 50 50 2 Jika ada masalah resiko ditanggung oleh Perum Perhutani dan PT KIFC saja 40 40 40 40 3 Jika ada masalah resiko ditanggung oleh LMDH saja 20 4 Jika ada masalah resiko usaha dibagi secara tidak proporsional 10 Nilai Rata-rata Aspek Ekonomi 211,25

2. Teknis

100

A. Mutu

50 1 Mutu produksi dari kemitraan ini lebih baik dibandingkan dengan sebelumdi luar program kemitraan 50 50 50 50 50 2 Mutu produksi dari kemitraan ini sama saja dibandingkan dengan sebelumdi luar program kemitraan 25 3 Mutu produksi dari kemitraan ini lebih rendah dibandingkan dengan sebelumdi luar program kemitraan

B. Penguasaan Teknologi

50 1 Pengetahun keterampilan Petani LMDH mengenai penanganan komoditi yang dimitrakan meningkat dibandingkan dengan sebelum program kemitraan 50 50 50 50 50 2 Pengetahun keterampilan Petani LMDH mengenai penanganan komoditi yang dimitrakan sama dengan sebelum program kemitraan 25 3 Pengetahun keterampilan Petani LMDH mengenai penanganan komoditi yang dimitrakan tidak meningkatmenurun dibandingkan dengan sebelum program kemitraan Nilai Rata-rata Aspek Teknis 100

Dokumen yang terkait

Pemanenan Hutan Tanaman Jati di BKPH Conggeang, KPH Sumedang, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat

1 18 83

Evaluasi Elemen dan Prestasi Kerja Pemanenan di Hutan Jati (Studi Kasus Pemanenan Kayu Jati BKPH Sadang KPH Purwakarta Perum Perhutani Unit III Jawa Barat)

0 19 74

Analisis finansial pengelolaan hutan tanaman jati di KPH Banten Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten

0 6 94

Analisis gender dalam kegiatan Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) kasus di Desa Pulosari, RPH Pangalengan, BKPH Pangalengan, KPH Bandung Selatan, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten

2 19 56

Efektivitas kolaborasi antara perum perhutani dengan masyarakat dalam pengelolaan hutan kasus PHBM di KPH Madiun dan KPH Nganjuk, Perum Perhutani Unit II Jawa Timur

0 32 102

Kemandirian masyarakat desa sekitar hutan dalam melakukan usaha agroforestri: studi kasus usaha agroforestri tanaman kopi di BKPH Pangalengan, KPH Bandung Selatan, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten

0 12 453

Peran Perempuan dalam Kegiatan Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (Studi Kasus RPH Tanjungkerta BKPH Tampomas KPH Sumedang Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten)

0 13 203

Simulasi Multisistem Pemanenan Hutan Pada Pengelolaan Hutan Tanaman (Studi Kasus di BKPH Parung Panjang KPH Bogor Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten)

1 8 58

Persepsi dan partisipasi masyarakat desa sekitar hutan terhadap sistem PHBM di Perum Perhutani (Kasus di KPH Cianjur Perum Perhutani Unit III, Jawa Barat)

1 13 177

Potensi Kebakaran Hutan di KPH Bogor Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten

0 4 32