BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Pola kemitraan pembangunan, pengembangan dan pengelolaan hutan tanaman
antara Perum Perhutani, PT KIFC dan Masyarakat Desa Hutan di Desa Mulyasejati dan Desa Kutanegara, RPH Kutapohaci, BKPH Teluk Jambe, KPH
Purwakarta adalah pola Kerjasama Operasional KSO. Dalam hal ini Perum Perhutani berperan dalam penyediaan lahan, SDM, biaya yang bersifat
insidentil, membayar pajak dan memasarkan hasil. PT KIFC berperan sebagai penyedia modal investor, sedangkan petani berperan sebagai buruh dalam
kegiatan penanaman dan pemeliharaan hutan. Proporsi bagi hasil produksi disepakati 65 untuk PT KIFC, 26,25 untuk Perum Perhutani dan 8,75
untuk LMDH. Jika terjadi resiko usaha yang menimbulkan kerugian di kemudian hari maka akan ditanggung oleh Perum Perhutani dan PT KIFC.
2. Tingkat hubungan kemitraan antara Perum Perhutani, PT KIFC dan MDH yang
diwakili LMDH
berdasarkan keputusan
Menteri Pertanian
No. 994KptsOT.2101097 mengenai Pedoman Penetapan Tingkat Hubungan
Kemitraan Usaha Pertanian adalah tingkat Prima Madya, dimana hubungan tingkat kemitraan usaha ini masih perlu dijalin lebih baik lagi dan perlu adanya
kesepakatan-kesepakatan kerjasama agar dapat berkelanjutan. 3.
Semakin luas lahan garapan, maka pendapatan rata-rata responden dari kehutanan, baik dari tanaman kerjasama maupun tumpang sari juga meningkat.
Kontribusi tanaman kerjasama terhadap total pendapatan rata-rata bagi responden dengan luas lahan garapan 1 Ha hanya 7,55, 18,22 bagi
responden dengan luas lahan 1 – 3 Ha dan 50,82 bagi responden dengan luas
lahan 3 Ha. Pendapatan yang bersumber dari non kehutanan lebih tinggi dibandingkan pendapatan dari kehutanan untuk semua tingkatan luas lahan
garapan. Estimasi pendapatan tahunan dari hasil panen tanaman kerjasama untuk petani adalah Rp 912.803,-Hatahun.
6.2
Saran
1. Perlu dilakukan penelitian terhadap kontribusi tanaman kerjasama pada saat
telah dilakukan pemanenan di akhir daur. 2.
Lembaga Masyarakat Desa Hutan LMDH lebih berperan aktif dalam tugasnya sebagai fasilitator antara petani dengan Perum Perhutani dan PT
KIFC. Selain itu perlu secepatnya dikembangkan koperasi bagi pengurus dan anggota LMDH dan dicarikan jenis tanaman yang cocok ditanam di lahan
Perum Perhutani yang digarap masyarakat di RPH Kutapohaci sebagai tambahan sumber pendapatan petani.
3. Perum Perhutani dan PT KIFC perlu melakukan pertimbangan untuk
meningkatkan proporsi bagi hasil untuk LMDH. 4.
Perlunya dilakukan perbaikan aksesibilitas agar hasil tumpang sari petani dapat dijual dengan harga yang lebih tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Awang SA, Widayanti WT, Himmah B, Astuti A, Septiana RM, Solehudin, Novenanto A. 2008. Panduan pemberdayaan Lembaga Masyarakat Desa
Hutan LMDH. Montpellier, France: French Agricultural Research Centre for International Development CIRAD, Bogor, Indonesia: Center for
International Forestry Research CIFOR, dan Yogyakarta, Indonesia: PKHR Fakultas Kehutanan UGM.
[Badan Agribisnis Departemen Pertanian]. 1995. Ekspose hasil-hasil kajian dan perumusan perencanaan pembangunan pertanian berorientasi agribisnis.
Departemen Pertanian. Jakarta. Barus ES. 2005. Analisis pendapatan petani mitra pada kemitraan pola PIR studi
kasus di PT Toba Pulp Lestari, Tbk. Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara. [skripsi]. Bogor: Departemen Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan,
Institut Pertanian Bogor.
Badan Pusat Statistik [BPS]. 2003. Statistik Indonesia Statistictical year book of Indonesia. Jakarta: BPS.
Center for International Forestry Research [CIFOR]. 2007. Pengelolaan hutan bersama masyarakat PHBM kolaborasi antara Masyarakat Desa Hutan
dengan Perum Perhutani dalam pengelolaan sumberdaya hutan di Jawa. http:www.cifor.cgiar.org [08 Desember 2010].
Departemen Pertanian. 2003. Pedoman kemitraan usaha agribisnis. Direktorat Jenderal Bina Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, Departemen
Pertanian. Jakarta. Fahrudda A, Ratgono A, Sulthoni, Soelistiono H. 2005. Pendekatan kemitraan
berbasis masyarakat dalam program penanggulangan Tuberkulosis. http:www.dinkesjatim.go.id [28 Juli 2011].
Hafsah MJ. 2000. Kemitraan Usaha Konsepsi dan Strategi. Jakarta: PT Pustaka Sinar Harapan, Anggota Ikapi.
Harini. 2000. Posisi pendapatan kayu rakyat terhadap pendapatan rumah tangga [skripsi]. Bogor: Departemen Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan,
Institut Pertanian Bogor. Hermawati W, Rosaira I, Surminah I, Santoso A. 2002. Kajian kemitraan antara
perusahaan dengan pemasok dan pelanggan. Jakarta: Bidang Studi
Manajemen IPTEK, Pusat Penelitian Perkembangan IPTEK Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Kartasubrata J. 1986. Partisipasi rakyat dalam pengelolaan dan pemanfaatan hutan
di Jawa studi kehutanan sosial di daerah kawasan hutan produksi, hutan lindung dan hutan konservasi [disertasi]. Bogor: Program Pascasarjana,
Institut Pertanian Bogor.
Keputusan Direksi Perum Perhutani No: 268KPTSDIR2007 tentang Pedoman Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat Plus.
Lestari IP. 2011. Analisis pola dan kelayakan kemitraan antara petani hutan rakyat dengan PT Bina Kayu Lestari Group di Tasikmalaya Jawa Barat. [skripsi].
Bogor: Departemen Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.
Permana I. 2007. Kajian kemitraan antara perum perhutani dengan petani melalui program pengelolaan hutan bersama masyarakat kasus di Desa Protomulyo
dan Desa Magelung, RPH Mugas, BKPH Mangkang, KPH Kendal, Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah. [skripsi]. Bogor: Departemen Manajemen
Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.
Singarimbun M, Penny DH. 1976. Penduduk dan Kemiskinan : Kasus Sriharjo di Pedesaan Jawa. Jakarta: Bhratara Karya Aksara.
Natalia P. 2005. Kajian pelaksanaan kemitraan antara petani dengan perhutani melalui program pengelolaan hutan bersama masyarakat studi kasus di
Desa Curug Bitung, RPH Nanggung, BKPH Leuwiliang, KPH Bogor [skripsi]. Bogor: Departemen Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan,
Institut Pertanian Bogor.
Notoatmodjo S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Sajogyo. 1982. Proyek studi sektoral regional : pembinaan penelitian evaluasi
pembangunan desa. Lembaga Penelitian Sosiologi Pedesaan Institut Pertanian Bogor.
Sajogyo. 1984. Penelitian indikator sosial monitoirng dan evaluasi pembangunan pedesaan. Pusat Studi Pembangunan Lembaga Penelitian Institut Pertanian
Bogor. Satria A. 2002. Belajar dari Saemaul Undong. http:www.gatra.com. [18 Juni
2011].
Sumardjo, Sulaksana J, Aria W. 2004. Teori dan Praktik Kemitraan Agribisnis. Jakarta: Penebar Swadaya.
Supadi, AR Nurmanaf. 2006. Pendapatan dan pengeluaran rumah tangga pedesaan
dan kaitannya dengan tingkat kemiskinan Income and expenditure of rural household and poverty level. Bogor: Center for Socio-economic and
Agriculture Policy Analysis.
Suryono D. 2004. Sistem pengelolaan hutan rakyat pola kemitraan dan kontribusinya terhadap pendapatan rumah tangga studi kasus di Desa
Pendem, Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen. [skripsi]. Bogor: Departemen Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian
Bogor.
Wahyuni ES, Muljono P. 2009. Metode penelitian sosial. Bogor: Departemen Sains dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia Institut
Pertanian Bogor.
LAMPIRAN
Lampiran 2 Data pemukim dalam petak kerjasama tanaman dengan PT KIFC di RPH Kutapohaci
No Petak ∑
Peng- garap
Orang Peribadatan
Pemukiman Peng-
gilingan Padi
∑ Peng- huni
Orang Mesjid
Bh Mushola
Bh Gubuk
Bh Semi
Permanen Bh
Permanen Bh
1 19
33 1
28 4
1 1
104 2
22 24
1 1
24 77
3 24
77 1
74 2
1 270
4 25
25 25
107 Total
159 2
2 151
6 2
1 558
Lampiran 3 Data umum responden
Desa : Kutanegara
Kecamatan : Ciampel
Kabupaten : Karawang
Nama Umur
Thn Lamanya
Berdomisili Thn
Pendidikan Terakhir
∑ Anggota
Keluarga Org
Pekerjaan Luas
Lahan Garapan
Ha Utama
Lamanya Thn
Sampingan Lamanya
Thn R1
32 5
TT SD 5
Pedagang hasil tani 3
Buruh; Petani 0,25
0,1 R2
50 15
SD 4
Petani 15
Peternak; Wiraswasta 15
0,25 R3
60 10
SD 6
Petani 10
Buruh 10
0,5 R4
40 15
SD 3
Petani 15
Pedagang warung 15
0,5 R5
47 13
SD 3
Petani 13
Buruh PT 13
0,75 R6
65 9
SR 6
Petani 9
Pedagang warung 2
1 R7
63 9
SR 5
Kuli Bangunan 1; 9
Petani; Pedagang warung 9; 1
1 R8
22 9
SD 2
Petani 9
Pedagang hasil tani; Buruh 9
1 R9
50 1
TT SD 6
Petani 8
Buruh 8
1 R10
60 10
SD 4
Petani 10
Buruh 10
1 R11
51 9
TT SD 4
Petani 9
Buruh 1
1 R12
40 15
SD 3
Petani 15
Pedagang hasil tani 15
1 R13
62 15
TT SD 6
Petani 15
Pedagang warung; Pembuat Arang
3; 0,17 1
R14 23
2 SD
2 Petani
2 Sales
1 1
Lampiran 3 lanjutan
Nama Umur
Thn Lamanya
Berdomisili Tahun
Pendidikan Terakhir
∑ Anggota
Keluarga Orang
Pekerjaan Luas
Lahan Garapan
Ha Utama
Lamanya Thn
Sampingan Lamanya
Thn R15
49 6
TS 7
Petani 6
Kuli Bangunan; Pembuat Arang 6
1 R16
33 7
SD 3
Petani 7
Pedagang hasil tani 5
1 R17
60 12
TS 9
Petani 12
- -
1 R18
52 1
SMP 6
Petani 1
Pembuat Arang 1
1 R19
50 8
SD 3
Petani 8
Buruh; Pembuat Arang 8; 1
1,25 R20
35 15
SD 3
Petani 15
Pedagang hasil tani 3
1,5 R21
62 11
SD 6
Petani 11
Pedagang warung; Buruh PT 3; 2
1,5 R22
56 12
SD 7
Petani 12
Buruh 12
1,5 R23
45 13
SD 7
Petani 13
Buruh; Pembuat Arang 13
1,5 R24
50 12
SD 5
Petani 12
- -
1,5 R25
53 12
MTS SMP
5 Petani
12 Buruh
12 1,5
R26 34
6 SMP
3 Petani
6 Pedagang hasil tani
5 2
R27 33
10 SD
4 Petani
10 Buruh
10 2
R28 50
10 TT SD
7 Petani
10 Buruh; Pembuat Arang Atap
10 2
R29 65
5 SMP
2 Petani
5 -
- 2
R30 49
20 SD
3 Petani
20 Pedagang hasil tani
20 2
R31 55
5 SMP
5 Petani
5 Pedagang kambing
5 2
R32 26
10 SD
2 Petani
10 -
- 2
R33 36
12 TT SD
4 Petani
12 Pedagang hasil tani
10 2
R34 45
14 TT SD
3 Petani
14 Peternak; Pembuat Atap
14; 3 2,5
Lampiran 3 lanjutan
Nama Umur
Thn Lamanya
Berdomisili Tahun
Pendidikan Terakhir
∑ Anggota
Keluarga Orang
Pekerjaan Luas
Lahan Garapan
Ha Utama
Lamanya Thn
Sampingan Lamanya
Thn R35
50 11
TT SD 7
Petani 11
Buruh 11
3 R36
52 11
SD 4
Petani 11
Mekanik 11
3 R37
66 11
SD 8
Petani 11
- -
3 R38
46 14
MI SMP 7
Petani 14
Buruh; Pembuat Arang 14; 11
3 R39
38 16
SD 5
Petani 16
Pedagang warung hasil tani 15
3 R40
66 11
SR 9
Petani 11
Pembuat Atap 11
3 R41
63 16
TT SR 4
Petani 16
Buruh 16
3 R42
50 15
SD 6
Petani 15
Pedagang warung; Pembuat Arang
15 4
R43 38
5 SD
3 Petani
5 Pembuat Arang
5 4
R44 49
29 TT SD
3 Petani
29 Buruh; Pembuat Arang
29 4
R45 50
10 SR
2 Petani
10 Pedagang hasil tani; ngojek
10 5
R46 55
16 SD
5 Petani
16 Pedagang hasil tani
10 6
Lampiran 3 lanjutan
Desa : Mulyasejati
Kecamatan : Ciampel
Kabupaten : Karawang
Nama Umur
Thn Lamanya
Berdomisili Thn
Pendidikan Terakhir
∑ Anggota
Keluarga Org
Pekerjaan Luas
Lahan Garapan
Ha Utama
Lamanya Thn
Sampingan Lamanya
Thn R1
52 42
SMP 4
Polisi Hutan 32
Petani 42
0,5 R2
70 51
TT SR 6
Petani 51
- -
0,5 R3
55 51
TS 7
Petani 51
- -
0,5 R4
30 30
SD 2
Petani 10
Buruh 10
0,5 R5
40 40
TT SD 4
Petani 10
Pedagang hasil tani 3
0,5 R6
40 26
SD 3
Mandor Pembantu 3
Petani 2
1 R7
50 50
SD 3
Petani 30
Buruh 30
1 R8
40 40
SD 3
Buruh 10
Petani 10
1 R9
45 35
SD 4
Petani 10
Buruh 35
1 R10
65 51
TS 5
Petani 51
Buruh 51
1 R11
45 45
TS 3
Petani 29
Buruh 29
1 R12
62 51
SR 3
Petani 51
Peternak domba, ayam 7
1,5 R13
53 53
SMP 6
Wiraswasta 36
Petani 5
2 R14
59 47
SD 6
Petani 47
Buruh 47
2
Lampiran 4 Tingkat hubungan kemitraan
No Keterangan Faktor yang Dinilai
Nilai Maksimum
Perhutani PT KIFC
LMDH Mulyajaya
LMDH Bukit
Alam
I. ASPEK PROSES MANAJEMEN PERUSAHAAN
500
1. Perencanaan
150
A. Perencanaan Kemitraan
100 1
Penyusunan rencana dilakukan oleh Perum Perhutani, PT KIFC dan LMDH
100 100
100 100
100 2
Penyusunan rencana dilakukan oleh Perum Perhutani dan PT KIFC secara sepihak
25 3
Penyusunan rencana dilakukan oleh LMDH 25
Nilai Rata-rata Perencanaan Kemitraan 100
B. Kelengkapan Perencanaan
50 1
Lingkup perencanaan meliputi 6 aspek pemasaran, permodalan, pembinaan teknologi, pembinaan manajemen,
sarana produksi pertanian, sarana pertanian 50
2 Lingkup perencanaan meliputi 5 aspek pemasaran,
permodalan, pembinaan teknologi, pembinaan manajemen, sarana produksi pertanian
45 3
Lingkup perencanaan meliputi 4 aspek pemasaran, permodalan, pembinaan teknologi, pembinaan manajemen
40 4
Lingkup perencanaan meliputi 3 aspek pemasaran, permodalan, pembinaan teknologi
35 35
5 Lingkup perencanaan meliputi 2 aspek pemasaran,
permodalan 30
30 6
Lingkup perencanaan meliputi satu aspek pemasaran atau aspek agribisnis lainnya
25 25
25
Nilai Rata-rata Kelengkapan Perencanaan 28,75
Nilai Aspek Perencanaan 128,75
2. Pengorganisasian
150
A. Bidang Khusus
25 1
Ada bidang khususunit khusus yang menangani kegiatan kemitraan
25 25
25 2
Tidak ada bidang khususunit khusus yang menangani kegiatan kemitraan
Nilai Rata-rata Bidang Khusus 12,50
B. Kontrak Kerjasama
125
a. Keberadaan
25 1
Ada kontrak kerjasama antara Perum Perhutani dan PT KIFC dengan LMDH secara tertulis
25 25
25 25
25 2
Tidak ada kontrak kerjasama secara tertulis antara Perum Perhutani dan PT KIFC dengan masyarakat, melainkan secara
lisan 10
3 Tidak ada kontrak kerjasama antara Perum Perhutani dan PT
KIFC dengan LMDH, baik secara lisan maupun tulisan
b. Isi Kontrak Kerjasama
50 1
Meliputi aspek kualitas, produktivitas, kontinuitas hasil, harga, sistem pembayaran, saprodi, permodalan dan sangsi
50 2
Hanya sebagian besar dari kedelapan aspek pada point 1 termuat dalam kontrak kerjasama
40 40
40 40
40 3
Tidak termuat kedelapan aspek pada point 1 dalam kontrak kerjasama
c. Bentuk Kerjasama
50 1
Lengkap dan jangka panjang serta memuat ketentuan hak dan kewajiban yang jelas
50 50
50 50
50 2
Lengkap dan jangka panjang namun tidak memuat ketentuan hak dan kewajiban yang jelas
15 3
Sederhana, jangka panjang dan memuat ketentuan hak dan kewajiban yang jelas
45 4
Sederhana, jangka panjang namun tidak memuat ketentuan hak dan kewajiban yang jelas
15 5
Lengkap, jangka pendek dan memuat ketentuan hak dan kewajiban yang jelas
40 6
Lengkap, jangka pendek namun tidak memuat ketentuan hak dan kewajiban yang jelas
10 7
Sederhana dan jangka pendek serta tidak memuat ketentuan hak dan kewajiban yang jelas
40
Nilai Rata-rata Kontrak Kerjasama 115
Nilai Aspek Pengorganisasian 127,50
3. Pelaksanaan dan Efektivitas Kerjasama
200
A. Pelaksanaan Kerjasama
50 1
Pelaksanaan dilakukan sesuai dengan perjanjian dan dilakukan secara transparan
50 50
50 50
50 2
Pelaksanaan dilakukan sesuai dengan perjanjian dan tetapi tidak dilakukan secara transparan
30 3
Pelaksanaan tidak dilakukan sesuai dengan perjanjian dan tidak transparan
10
Nilai Rata-rata Pelaksanaan Kerjasama 50
B. Efektivitas Kerjasama
150
a. Kejelasan Peranan
25 1
Adanya kejelasan peranan masing-masing pihak yang bermitra dengan instansi terkait
25 25
25 2
Tidak adanya kejelasan peranan masing-masing pihak yang bermitra dengan instansi terkait
b. Kontinuitas Hasil
25 1
Adanya kontinuitas suplai komoditi dari Perum Perhutani dan LMDH kepada PT KIFC
25 2
Tidak Adanya kontinuitas suplai komoditi dari Perum Perhutani dan LMDH kepada PT KIFC
c. Kualitas Suplai
25 1
Adanya kualitas yang sesuai dengan standar 25
2 Tidak adanya kualitas yang sesuai dengan standar
d. Sistem Pembayaran
25 1
Sistem pembayaran dilaksanakan sesuai dengan kontrak kerjasama
25 25
25 25
25 2
Sistem pembayaran dilaksanakan tidak sesuai dengan kontrak kerjasama
e. Cara Pembayaran
25 1
Dilakukan secara tunai 25
2 Dilakukan 1 minggu kemudian
15 15
15 15
3 Dilakukan 1 – 4 minggu kemudian
10 10
4 Dilakukan lebih dari 4 minggu
f.
KetergantunganPenentuan Harga
25 1
Penentuan harga dilakukan oleh Perum Perhutani, PT KIFC dan LMDH diketahui oleh pembina
25 2
Penentuan harga dilakukan oleh Perum Perhutani dan PT KIFC diketahui oleh pembina
15 3
Penentuan harga hanya dilakukan oleh Perum Perhutani dan KIFC tanpa melibatkan LMDH maupun DinasInstansi terkait
Nilai Rata-rata Efektivitas Kerjasama 51,25
Nilai Rata-rata Aspek Pelaksanaan dan Efektivitas Kerjasama 101,25
Jumlah Nilai Aspek Proses Manajemen Kemitraan 357,50
II. ASPEK MANFAAT
500
1. Ekonomi
300
A. Pendapatan
150 1
Pendapatan Petani LMDH dari komoditi yang dimitrakan meningkat dibandingkan dari yang sebelumnya
100 100
100 100
2 Pendapatan Petani LMDH dari komoditi yang dimitrakan
tetap 50
50 3
Pendapatan Petani LMDH dari komoditi yang dimitrakan berkurang dibandingkan dari yang sebelumnya
B. Harga di Tingkat PetaniJaminan Pasar
50 1
Harga lebih tinggi dari harga pasar 50
50 2
Harga sama dengan harga pasar 25
25 25
25 3
Harga lebih rendah dari harga pasar
C. Produktivitas
50 1
Produktivitas melalui kemitraan lebih tinggi dari produktivitas di luar kemitraan
50 50
50 50
50 2
Produktivitas melalui kemitraan sama atau lebih rendah dari produktivitas di luar kemitraan
D. Resiko Usaha
50 1
Jika ada masalah resiko usaha dibagi secara proporsional antara Perum Perhutani, PT KIFC dan LMDH
50 50
2 Jika ada masalah resiko ditanggung oleh Perum Perhutani dan
PT KIFC saja 40
40 40
40 3
Jika ada masalah resiko ditanggung oleh LMDH saja 20
4 Jika ada masalah resiko usaha dibagi secara tidak
proporsional 10
Nilai Rata-rata Aspek Ekonomi 211,25
2. Teknis
100
A. Mutu
50 1
Mutu produksi dari kemitraan ini lebih baik dibandingkan dengan sebelumdi luar program kemitraan
50 50
50 50
50 2
Mutu produksi dari kemitraan ini sama saja dibandingkan dengan sebelumdi luar program kemitraan
25 3
Mutu produksi dari kemitraan ini lebih rendah dibandingkan dengan sebelumdi luar program kemitraan
B. Penguasaan Teknologi
50 1
Pengetahun keterampilan Petani LMDH mengenai penanganan
komoditi yang
dimitrakan meningkat
dibandingkan dengan sebelum program kemitraan 50
50 50
50 50
2 Pengetahun keterampilan Petani LMDH mengenai
penanganan komoditi yang dimitrakan sama dengan sebelum program kemitraan
25 3
Pengetahun keterampilan Petani LMDH mengenai penanganan
komoditi yang
dimitrakan tidak
meningkatmenurun dibandingkan dengan sebelum program kemitraan
Nilai Rata-rata Aspek Teknis 100